TEMPO.CO , Jakarta:Sidang pertama Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019 menyuguhkan kericuhan. Rapat paripurna pemilihan ketua DPR yang dipimpin Popong Otje Djundjunan ini berlangsung alot pada Rabu hingga Kamis dinihari. Dipimpin politikus Golkar berusia 76 tahun ini, Popong didapuk sebagai pimpinan sidang karena menjadi anggota dewan paling tua. Tetapi dalam sidang ini menimbulkan kericuhan. Mengomentari masalah ini Ray Sahetapy pada Kamis, 2 Oktober 2014 mengatakan. (Baca: Ray Sahetapy Dicoret dari Calon DPD Karena Syuting )
"Biarlah anggota DPR ini belajar dulu. Kita tidak perlu merasa khawatir atau takut, proses kan namanya juga anggota dewan. Di Amerika dan negara lain dalam sidang seperti ini justru lebih mengerikan mirip adegan film laga," kata mantan suami penyani Dewi Yull ini.
Pria kelahiran Donggala, 1 Januari 1957 ini menilai anggota dewan itu memang terbiasa bersikap demikian setiap dalam sidang atau rapat paripurna.
"Enggak usaha dikhawatirkan atau diejeklah. Semua juga tahu bagaimana itu DPR. Sejak jaman dulu, DPR memang rada mengesalkan dalam rapat dan keputusannya. Tapi inilah demokrasi, biar belajar untuk jadi pintar. Kalau mereka tak pintar kasihan negeri Nusantara ini," kata pria yang sering berperan sebagai tokoh antagonis di film Mengaku Rasul, The Raid, Eyang Kubur dan sang Martir. Pada tahun ini, Ray membintangi film Pukulan Maut, Sepatu Dahlan, Runway, Negeri Tanpa Telinga dan Haji Backpacker. (Baca: Jadi Calon DPD, Ray Sahetapy Kena Diskualifikasi )
Dalam setiap menyebut nama Indonesia Ray lebih sreg menyebutnya dengan sebutan Nusantara. "Dengan nama Nusantara ini sangat indah dan mengandung keseimbangan yang baik untuk mendapatkan jalan ke luar pada setiap masalah atau persoalan yang dihadapi. Ya, termasuk soal kinerja DPR, " kata Ray serius.
HADRIANI P | RINA ATMASARI
Terpopuler
Fardhan Ingatkan Generasi Muda Peristiwa G30S-PKI
Nasi Goreng Penyemangat Personel Stomp
Fardhan : Batik Itu Trendy
Joaquin Phoenix Batal Jadi Superhero Marvel