TEMPO.CO, Jakarta - Wajah bocah-bocah itu tampak semringah. Sekitar 50 siswa SD Negeri Tanjung Barat 1 Pagi yang masih berkumpul di Bundaran HI itu memang sedang ribut membicarakan sepatu baru yang mereka dapat pagi ini. Beberapa di antara mereka langsung mencoba sepatu. Ada yang kegirangan karena sepatu barunya pas di kaki. Tapi tak sedikit pula yang kecewa lantaran sepatu barunya tak bisa dipakai.
"Punyaku kebesaran nih," kata seorang bocah perempuan kepada temannya. "Aku juga, masa kpunyaku segede gini," kata seorang siswi kelas 3 SD yang bertubuh mungil, namanya Dila. Sepatu yang ia perlihatkan berukuran kaki orang dewasa, begitu pula yang diperlihatkan beberapa anak lain. Tapi dengan kompak mereka menjawab, "Senaaang!!" saat ditanya bagaimana perasaannya.
Raska Ramadhan, guru kelas 3 yang mendampingi mereka, mengatakan siswa SD Tanjung Barat 01 yang dibawanya merupakan anak yatim dan siswa yang kurang mampu. "Kami pilih dari siswa kelas tiga sampai kelas lima," ujarnya.
Minggu 27 Mei 2012 menandai dimulainya gerakan "Sepatu untuk Anak Indonesia". Ratusan pasang sepatu dibagikan kepada anak yatim dan siswa kurang mampu sebagai simbol dimulainya gerakan ini. Mereka merupakan siswa SD Bukit Duri, SD Negeri Grogol 03, 04, 12, dan 13, SD Negeri Tanjung Barat, serta yayasan pondok pesantren di Tanjung Barat dan Tanjung Duren.
Susi, koordinator acara, mengatakan sepatu lainnya akan didistribusikan ke sekolah-sekolah lain di Jakarta. Untuk tahap pertama mereka akan membagikan 1.100 pasang sepatu baru dari sponsor. "Selanjutnya target kami 3.500 pasang sepatu yang akan dibagikan di daerah lain seperti Makassar dan Magelang," katanya, Minggu 27 Mei 2012.
Gerakan ini merupakan bagian dari acara peluncuran buku berjudul Sepatu Dahlan. Selanjutnya masyarakat yang ingin berpartisipasi juga dapat menghubungi panitia lewat akun Twitter @sepatudahlan untuk menyumbangkan sepatu yang tak terpakai. "Yang penting sepatu itu layak pakai," kata Susi.
Gerakan Sepatu untuk Anak Indonesia ini hanya dipersiapkan dalam dua minggu. Beruntung banyak sponsor yang memberikan sepatu untuk anak-anak ini. Perihal sepatu sepatu yang kebesaran, Susi mempersilakan koordinator sekolah dan panti menghubungi panitia untuk menukarkan sepatu. "Kalau yang kami kirimkan sudah ada data nomor kaki tiap anak, jadi tak akan kebesaran atau kekecilan seperti ini," katanya.
ANGGRITA DESYANI
Berita Terkait:
Bolong dan Robek, Sepatu Pertama Dahlan Iskan
Dahlan Iskan ''Takut'' Baca Novel ''Sepatu''
Apa Arti Merek Sepatu ''DI 19'' Dahlan Iskan?
Sejak Kecil Dahlan Terbiasa Membuat Keputusan
Kapok Produk Impor, Dahlan Buang Sepatunya
Perkenalkan, Sepatu Baru Dahlan Iskan