TEMPO.CO, Jakarta - Institut Kesenian Jakarta (IKJ) melebarkan sayap berkeseniannya dalam ranah penghargaan. Setelah ramai ajang penghargaan nasional, seperti Panasonic Awards, AMI Awards, dan FFI, kini IKJ Award ikut ambil bagian. Berbeda dengan penghargaan lainnya, IKJ Award justru "mengharamkan" polling sms.
Penilaian dan penjurian dilakukan secara langsung oleh para seniman yang dianggap berkompeten di bidang tertentu. Ada tujuh kategori yang akan diperlombakan, yakni pemilihan sutradara, aktor, aktris, pengamat atau penulis, pengabdian sepanjang masa, pendukung kegiatan seni peran, dan media pendukung ekspresi seni peran.
“Ajang ini akan dihelat setiap 2 tahun sekali dan akan memilih para tokoh kesenian di luar alumnus dan keluarga besar IKJ,” ujar Didi Petet, salah seorang juri IKJ, dalam jumpa wartawan di IKJ, Jakarta, Selasa, 20 Maret 2012. Selain Didi, tim juri akan diisi oleh Cok Simbara dan Tati Maryati.
Menurut Didi, penghargaan ini bukan didasari keinginan ambil bagian dalam pasar sebuah penghargaan hiburan, tapi untuk pencarian soul acting. “Kualitas akting dan peran yang sekarang ada hanya terbatas pada sebuah komersialisasi semata. Lebih ke fisik ketimbang kualitas peran mereka. Itulah sebabnya kami tidak menggunakan jalur polling sms,” ujar Didi.
Selama hampir 3 minggu, para juri akan menyeleksi para nomine dan akan mengumumkan pemenangnya pada 18 April 2012, pukul 20.00 WIB di Graha Bhakti Budaya Tanam Ismail Marzuki, Jakarta.
AGUSLIA HIDAYAH