“Bapak masuk lagi ke emergency, Rabu siang karena gak bisa buang air kecil. Tekanan darahnya juga tinggi, demam dan muntah-muntah,” kata Nurwindasari, istri Hamsad Rangkuti kepada Tempo, Jumat (14/1).
Hari ini, ia melanjutkan, kondisi penulis cerita pendek "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu" itu sudah sadar, tapi masih harus diinfus. Buang air kecil pun harus melalui perut karena tidak bisa dipasangi kateter. “Makan juga pakai selang melalui hidung,” kata Nurwindasari.
Hal paling memberatkan, ia melanjutkan, sampai saat ini dia belum tahu bagaimana membiayai ongkos perawatan. Sebab saat dirawat November lalu, biaya sepenuhnya ditanggung oleh Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. “Sekarang kami malu kalau harus menghubungi beliau lagi," ujar Nurwindasari.
Anggota Komisi Kesehatan DPR-RI yang juga seniman dan tinggal di kawasan Depok, Rieke Dyah Pitaloka, berjanji akan membicarakan masalah ini dengan Ketua Komisi Ribka Tjiptaning. “Kebetulan Selasa pekan depan juga ada rapat kerja dengan menteri kesehatan. Pak Hamsad kan termasuk aset bangsa jadi harus dapat perhatian,” kata Rieke.
Agar mendapatkan perawatan lebih maksimal dari para ahli, dan memudahkan keluarga maupun kolega yang ingin membesuk, ia menyarankan agar perawatan dipindahkan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. “Di (RS) Cipto juga bagus kok, ahlinya kan ngumpul di situ semua,” katanya. Sudrajat