Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belajar dari Eksotisme Lebah  

image-gnews
(TEMPO/Rofiqi Hasan)
(TEMPO/Rofiqi Hasan)
Iklan
TEMPO Interaktif, Denpasar  - Sarang lebah ada dimana-mana. Mereka bergerombol mengelilingi ratunya dan memenuhi ruangan di Warung Lampau, Denpasar. Makluk penghasil madu tetapi juga memiliki sengat yang menyakitkan itu beterbangan dan menclok sesuka hatinya. Menghiasi dinding dan lampu-lampu temaram.


Tapi tentu saja bukan lebah yang sebenarnya. Itu adalah kreasi perupa Ketut Suasana dengan mengayam bambu muda menyerupai serangga itu. Jumlah seluruhnya untuk instalasi itu mencapai 3.000 biji yang dibuat dengan tangannya sendiri. “Bambu saya ambil dari kebun sendiri,“ ujarnya, Minggu (12/12).

. Ia pun belajar banyak tentang metamorfosis yang sempurna dari tahap telur, larva, kepompong sampai akhirnya menjadi serangga yang memproduksi madu. Kehidupan sosial binatang itu juga menarik karena selalu hidup berkelompok dengan seorang ratu di dalamnya.

Bagian yang paling mempesona adalah sarangnya yang rumit sekaligus sangat artistik. Bagi anak kampung yang kerap dipanggil Kabul itu, kehidupan lebah adalah sindiran bagi kehidupan manusia yang cenderung individualistis dan enggan mencapai tujuan bersama. “Itu menjadi menu harian kita,“ ujarnya yang di waktu kecil sangat sering disengat lebah di sawah.

Pengamat seni Jean Couteau yang hadir saat pembukaan menyebut, karya Suasana merupakan bagian dari pencarian inspirasi seniman Bali terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka mengolah simbol-simbol kehidupan yang akrab dengan dirinya. “Kali ini adalah renungan tentang kehidupan di alam agraris,“ ujarnya.

Lebih dari ekspresi berkesenian, Couteau menyebut, karya itu adalah media untuk kembali merenungi hubungan antara manusia dan lingkungannya. Dalam konteks Bali, hal itu menjadi sangat relevan dengan cepatnya perubahan-perubahan yang terjadi dan membuat manusia lupa dengan kondisi di sekitarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Soal kematangan karya, menurutnya, tergantung kepada cara penikmatan audiens dari karya itu. Namun, dari segi gagasan, karya itu sangat menarik dan menjadi alternatif dari karya perupa muda lainnya di Bali yang cenderung tertarik pada tema manusia dan individualitasnya.

Instalasi yang akan dipajang selama 3 bulan itu sendiri sangat menarik karena bisa dianggap sebagai proses kreatif lainnya. Sebab dalam masa itu, warna bambu akan memudar baik oleh debu maupun proses pengeringan bambu. Hasilnya adalah warna dan nuansa yang berbeda dari yang dipamerkan pertama kalinya. “Proses perubahan itu akan didokumentasikan sebagai aktivitas kesenian tersendiri,“ kata Hartanto yang menjadi kurator pameran.
Pemilihan tempat yang tak lazim, yakni pada sebuah restoran, menurut Hartanto, merupakan tawaran alternatif untuk mendobrak kesan pameran kesenian di Bali yang cenderung elitis. Sebab,selama ini hanya digelar di galeri atau di hotel dengan pengunjung yang terbatas. “Saya percaya, proses berkesenian mestinya bisa menjadi milik semua orang, meski penikmatan bisa dilakukan dengan cara yang berbeda-beda.” ujarnya.

 

ROFIQI HASAN


 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

34 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

41 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.