TEMPO Interaktif, Bandung -Menurut sutradara Yusef Muldiana, 49 tahun, gagasan lakon drama Sikat Sikut Sakit yang didanai hibah Seni Kelola dan Hivos itu muncul di rumah sakit pada 1995. "Waktu itu besuk Arifin C. Noor (almarhum) di ruang ICU," ujarnya seusai pentas. Dari situ, ide berkembang hingga Laskar Panggung menyiapkan latihan sejak dua bulan lalu.
Yusef melibatkan lebih dari 20 pemain dari sejumlah kelompok teater di Bandung. Ciri khas Laskar Panggung dengan humornya dihidupkan oleh para pemain muda. Mereka dibiarkan berdialog spontan, di luar naskah yang cukup tebal. Hanya para aktor gaek, seperti Mohamad Sunjaya dan Sugiyati Suyatna Anirun, yang setia pada naskah. "Khusus mereka latihan dengan pencarian karakter dan naskah penuh," katanya.
Satu-satunya kendala dalam pementasan kali ini, menurut Yusef, hanyalah peminjaman peralatan rumah sakit. Sejumlah rumah sakit pada saat terakhir menjelang pertunjukan akhirnya menyatakan tak bisa meminjamkan alat-alat mereka dengan berbagai alasan. Jalan keluarnya, mereka terpaksa membuat peralatan sendiri.
Tapi itu justru melahirkan gagasan baru. Menurut Yusef, ia berencana membuat pertunjukan di luar gedung. "Teater tidak hanya di atas pentas atau di dalam gedung," ujarnya. Setelah pementasan drama Wak Menuju Tu versi keempat, yang berjudul Wafatnya Sang Qoriah, pada 28 Agustus mendatang di Dago Tea House, Bandung, Yusef berencana memainkan teater di atas bus.
ANWAR SISWADI