Perhelatan, yang diharapkan mampu menarik lebih dari 5.000 wisatawan dalam negeri maupun manca negara, ini ditandai dengan empat acara utama. Pergelaran musik teaterikal Tri Hita Karana, parade Ubud Street Blast, Peliatan Royal Dinner, dan Youth Art Camp. “Acara ini dirancang menyentuh semua unsur seni sampai pada kepentingan regenerasi,” kata Marayuna A. Nasution dari Sekar Saji Nusantara yang menjadi panitia penyelenggara.
Atraksi pembuka Pagelaran Tri Hita Karana adalah sebuah pertunjukkan kolaborasi tari dan musik Bali di atas panggung terbuka di Lapangan Astina Ubud. Suguhan ini memadukan karya dan penampilan maestro-maestro tari asal Bali yang namanya harum hingga ke tingkat internasional, yaitu I Ketut Rina dan I Nyoman Sura, dimeriahkan oleh penyanyi Ayu Laksmi dan Gita Gutawa, serta paduan maestro musik Bali Anak Agung Oka Dalem dan Bona Alit. Tata musik digarap oleh Dewa Budjana dan art director Jay Subyakto, didukung oleh lebih dari 100 penampil di atas panggung.
Yang tak kalah menarik adalah acara Ubud Street Blast pada tanggal 3 Juli besok. Ini sebuah karnaval musik dan busana yang dilakukan di jalan utama Ubud mulai pukul 16.00 WITA. Karnaval ini berawal dari Puri Ubud dan berakhir di lapangan Astina. Jumlah peserta diperkirakan mencapai 1.000 orang, diantaranya penampilan parade Ogoh-Ogoh persembahan dari tujuh kecamatan di Gianyar, parade dari peserta Ubud Festival, dan peragaan busana oleh 22 desainer yang akan menampilkan koleksi tenun Bali terbaik bernuansa resort wear.
Para perancang busana yang akan memamerkan karya rancang kreatifnya adalah Chossy Latu, Denny Wirawan, Ivan Gunawan, Barli Asmara, Ali Charisma, Ari Seputra, Adesagi Kierana, Danny Satriadi, Angelica Wu, Dina Midiani, Dwi Iskandar, Enny Ming, Lenny Agustin, Malik Moestam, Monika Weber, Yenli Wijaya, Oka Diputra, Putu Aliki, Sofie, Tude Togog, Tjok Abi, Taruna K Kusmayadi, Defryco Audy dan Thomas Sigar. Tema busana dari bahan tenun diangkat dalam misi untuk mengangkat kembali hakikat luhur Tenun Bali dengan berbagai sentuhan baru baik dari sisi motif, desain dan kualitas.
Melengkapi Gempita Gianyar tahun ini diselenggarakan pula Youth Art Camp (YAC), sebuah program pengenalan budaya bagi anak-anak muda usia 15-20 tahun yang memiliki minat untuk mempelajari seni, budaya ,dan tradisi Bali. Selama 5 hari 4 malam, peserta YAC akan belajar langsung dari seniman dan budayawan Bali tentang nilai-nilai seni dan tradisi penting Bali.
Adapun sebagai penutup akan diselenggarakan Peliatan Royal Heritage Dinner, sebuah jamuan makan malam elegan dengan penyajian ala kerajaan Bali yang diadakan pada 3 Juli 2010 pukul 19.30 WITA di Puri Agung Peliatan. Jamuan makan malam ini akan berupaya mengangkat keagungan tradisi kerajaan Gianyar, dengan akar tradisi bersantap yang otentik, menyajikan hidangan khas Bali bercita rasa tinggi.
ROFIQI HASAN