Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pameran Seni Rupa La Condition Humaine, Mung Sakieu Buktosna

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Phthalo Gallery, Kemang, Jakarta menggelar pameran bersama bertajuk La Condition Humaine, Mung Sakieu Buktosna sejak Sabtu pekan lalu. Pameran yang akan berlangsung hingga akhir Mei ini menyuguhkan karya bersama sejumlah seniman dari Tasikmalaya, Jawa Barat, dan Jakarta. Mereka, antara lain, Acep Zamzam Noor, Budi Gunawan, Cecilia Laurent, Iwan Kuswana, Jono Sugiartono, Nita Nursita, Tommy Faisal Alim, Yana WS, dan Yusa Widiana.


Dalam catatan kuratorialnya Wicaksono Adi menulis, di tengah pengaruh maraknya seni rupa kontemporer yang “serba boleh”, masih banyak yang setia dengan disiplin seni konvensional. Mereka tetap bekerja dengan paradigma konvensional itu, termasuk para seniman Tasikmalaya, plus satu dari Jakarta, yang menggerlar pameran ini.

 

Menurut Adi, menyaksikan karya-karya mereka, beberapa hal dapat kita catat. Pertama, mereka ternyata belum tergoda ikut menghambur ke dalam pusaran hiruk pikuk seni rupa kontemporer yang serba boleh itu. Tentu, itu tidak berarti bahwa mereka terisolasi dari segala gemuruh hiruk pikuk semacam itu, karena mereka juga menyaksikan berbagai peristiwa penting seni kontemporer Indonesia saat ini. Bahkan dua di antaranya, yakni Acep Zamzam Noor (ITB) dan Iwan Koeswana (IKJ), dapat dikatakan sudah menjadi bagian dari arus utama seni rupa kontemporer Indonesia di era 1980-an.


Saat itu mereka sudah tampil di beberapa pameran di beberapa galeri penting di Jakarta, Jogja, Bandung, dan di manca negara. Acep Zamzam Noor dikenal dengan karya-karya semi-representasional yang liar dan sublim dalam mengelaborasi tema-tema keterasingan diri yang kelam-ngilu. 20 tahun kemudian kita mengenal karya-karya seniman muda Jogja seperti S Teddy D, Bob Sick Yudhita, Yunizar, Jumaldi Alfi, dan Ugo Untoro yang mirip dengan karya-karya generasi Acep Zamzam Noor di Bandung.


Jika karya-karya seniman Jogja itu memperoleh apresiasi pasar yang luar biasa, karya-karya Acep dan Iwan Koeswana seolah lenyap ditelan bumi. Karya-karya Acep dan Iwan Koeswana terlalu dini muncul ke panggung seni rupa Indonesia. Hingga kini Acep terus mengeksplorasi tema keterasingan diri berikut dimensi-dimensi paling rawan dari individualitas sebagai subyek yang harus berhadapan dengan modernitas yang nyaris melenyapkan dasar-dasar terbentuknya individualitas itu sendiri. Di situ biasanya muncul kondisi yang nyaris tak berbentuk tapi dapat diidentifikasi sebagai ambang batas: apakah individualitas itu masih dapat dibuat utuh atau tidak sama sekali.


Pada karya-karya Iwan Koeswana kita menemukan dramatisasi yang lebih gamblang dari kerawanan titik pijak individu di antara segala yang berada di luarnya. Segala bentuk nyata yang dapat dilihat dari konteks-konteks biasa, tapi diliputi teror pula. Lalu kita menemukan elaborasi dengan tingkat kerumitan yang berbeda-beda pada karya-karya Budi Gunawan, Yana WS, Jiono Sugiartono, Cecilia, Yusa Widiana, Nita Nursita, dan Tommy Faisal Alim.



KALIM (Pelbagai sumber)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

33 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

40 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.