TEMPO.CO, Jakarta - Film Setan Alas film horor disutradarai oleh, Yusron Fuadi, dosen dari Departemen Teknik Elektro dan Informatika di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada atau UGM, film ini masuk nominasi Best Film di ajang Cinequest International Film Festival 2024 untuk kategori Science Fiction & Thriller. Film yang menggabungkan elemen horor dengan fiksi ilmah atau sci-fi ini menjadi perbincangan di kalangan penonton dan kritikus.
1. Produksi Setan Alas
Diproduksi pada 2022 dan diselesaikan pada 2023, Setan Alas, karya tim produksi Sekolah Vokasi UGM. Dikutip dari situs web UGM, film horor ini diputar perdana di ajang internasional melalui world premiere di Texas, Amerika Serikat, penonton memberikan respons positif. , Film ini juga dijadwalkan akan tampil di London pada 2 November 2024, dan di Toronto, Kanada, pada 16 November 2024. Karya dari UGM ini menandakan pencapaian baru bagi film produksi institusi pendidikan, yang berhasil menembus pasar internasional.
Dikutip dari situs web Sekolah Vokasi UGM, film Setan Alas hasil kolaborasi antarfakultas, serta melibatkan lebih dari 200 siswa dari berbagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu SMKN 6 Yogyakarta, SMKN 7 Semarang, dan SMKN 3 Batu.
2. Sinopsis Setan Alas
Setan Alas bercerita tentang kelompok mahasiswa, yang berkemah di rumah tua warisan milik Ani (diperankan oleh Putri Anggi). Rumah ini terletak di tengah hutan dan memiliki banyak elemen menyeramkan, seperti sumur tua kering, lantai yang retak, serta lukisan menyeramkan.
Ketegangan mencapai puncaknya ketika Budi (Abraheem Abdulwahhab) tewas secara misterius, dan teman-temannya mulai saling curiga mengenai pelaku pembunuhan tersebut. Konflik memanas saat upaya mereka melarikan diri terhambat dengan mobil yang tiba-tiba rusak, memaksa mereka bertahan hidup dan mencari jalan keluar dari hutan yang menakutkan.
3. Pemeran
Para pemeran film ini Putri Anggi, Abraheem Abdulwahhab, Anastasia Herzigova, dan Winner Wijaya. Hanung Bramantyo juga diajak menjadi salah satu aktor. Kehadiran Hanung, yang dikenal sebagai sutradara, memberikan nilai tambah dalam film ini. Setan Alas memadukan berbagai elemen sinematik dengan arahan Yusron Fuadi, yang menyatakan ide naskah film ini terinspirasi dari konsep karakter dalam cerita yang memiliki kecerdasan dan kesadaran sendiri.
4. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
Film ini penerapan metode pembelajaran berbasis proyek atau Project-Based Learning (PBL). Mahasiswa dari berbagai jurusan seperti ekonomi dan bisnis berperan dalam riset pasar, teknik elektro berfokus pada aspek teknis seperti pencahayaan dan efek visual, sementara siswa SMK turut serta dalam proses produksi dengan mengerjakan riasan zombi, pengaturan wardrobe, dan animasi. Kolaborasi ini membuktikan bahwa metode PBL mampu mengasah keterampilan kolaborasi antardisiplin di dunia kreatif.
5. Prestasi di Ajang Film Nasional
Setan Alas pertama kali mendapat sorotan ketika memenangkan tiga penghargaan bergengsi di Indonesian Screen Awards pada Jogja-Netpac Film Festival (JAFF) untuk kategori Best Editing, Best Storytelling, dan Best Film. Penghargaan ini mengukuhkan Setan Alas sebagai karya yang mampu bersaing dengan produksi film besar lainnya. Film ini pun mendapat pujian dari kritikus film Hikmat Darmawan, yang menyebutnya sebagai horor yang segar dan penuh kejutan.
PRIBADI WICAKSONO I SEKOLAH VOKASI UGM | UGM
Pilihan Editor: Film Setan Alas Produksi Sekolah Vokasi UGM Dibawa Keliling Amerika dan Eropa