TEMPO.CO, Jakarta - Band indie rock legendaris Tanah Air, The Adams, menjadi salah satu magnet utama di hari terakhir gelaran We The Fest 2024 yang berlangsung di GBK Sports Complex Senayan, Jakarta Pusat, pada Ahad, 21 Juli 2024. Sejak pertama kali terbentuk pada 2001, The Adams terus menunjukkan eksistensinya di dunia musik Indonesia, dan tetap menjadi idola di kalangan penikmat musik ibu kota hingga saat ini.
Panggung Penuh Energi: Dari 'Pelantur' Hingga 'Halo Beni'
Membuka penampilan mereka, Ario Hendarwan, Saleh Husein, dan Gigih Suryo Prayogo langsung menghentak panggung dengan lagu andalan mereka, 'Pelantur'. Riuh tepuk tangan dan sorak sorai penonton mengiringi setiap alunan musik yang mereka mainkan.
Saleh Husein, sang gitaris dan vokalis, tak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya, "Tepuk tangan buat We The Fest yang udah support kita malam ini, karena WTF juga kita malam ini kumpul malam ini di sini,” ujar Saleh, di panggung utama We The Fest.
Meskipun kehilangan dua anggotanya, Pandu dan Ghina Salsabila, pada Januari 2024, The Adams tetap tampil memukau. "Hari ini kita coba setlist baru," tutur Ario Hendarwan, yang juga gitaris dan vokalis.
Grup Musik The Adams hibur penonton pada hari terakhir We The Fest 2024 di GBK Sport Complex, Jakarta, Minggu, 21 Juli 2024. The Adams membawakan sejumlah lagu andalannya diantaranya Pelantur, Hanya Kau, Timur, Konservatif, dan ditutup dengan Halo Beni. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Penonton pun disuguhi deretan lagu hits mereka seperti 'Waiting', 'Hanya Kau', 'Timur', 'Masa-masa', 'Konservatif', dan 'Halo Beni'. Atmosfer malam itu dipenuhi dengan nyanyian bersama, lompatan, dan tepukan tangan dari para penggemar setia The Adams.
Dukungan untuk Palestina saat Manggung
Tidak hanya menghibur, The Adams juga menggunakan panggung We The Fest 2024 untuk menyuarakan dukungan mereka terhadap kebebasan rakyat Palestina. Saat membawakan lagu 'Timur', layar panggung menampilkan bendera Palestina dengan tulisan besar "Rafah Area of 64sq km". Dukungan ini bukan sekadar simbolis; melainkan sebuah seruan kepedulian terhadap penderitaan rakyat Palestina yang terus berjuang melawan agresi Zionis di Jalur Gaza, yang telah berlangsung selama sepuluh bulan terakhir.
Kota Rafah, dengan luas 64 kilometer persegi, menjadi saksi bisu dari kekejaman perang yang mengorbankan banyak nyawa tak berdosa. Ketika The Adams menyanyikan 'Halo Beni', lagu yang dirilis pada 2006, lirik-liriknya ditampilkan dengan grafis bertemakan bendera Palestina, menegaskan posisi mereka dalam merespons isu kemanusiaan ini.
Melalui musik dan aksi panggung mereka, The Adams, mereka menunjukkan bahwa musik bisa menjadi medium untuk menyuarakan kepedulian dan solidaritas.
Sejak 7 Mei, pasukan Israel telah menguasai perbatasan Rafah dengan Mesir, menutup akses evakuasi bagi korban luka serta menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan. Lebih dari 10.000 orang dilaporkan menjadi korban dalam kekacauan dan kejahatan kemanusiaan yang melanda wilayah tersebut.
Pilihan Editor: Nadin Amizah Bawa Pesan Free Palestine ke Panggung We The Fest 2024