Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Taylor Swift, Perjalanan Karier Bintang Pop Internasional

image-gnews
Taylor Swift saat konser The Eras Tour di Argentina. Foto: Instagram Taylor Swift.
Taylor Swift saat konser The Eras Tour di Argentina. Foto: Instagram Taylor Swift.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Taylor Swift nama yang melekat erat dalam industri musik pop internasional, bukan hanya dikenal karena bakatnya yang luar biasa dalam bermusik, tetapi juga karena perjalanan kariernya yang menginspirasi. Lahir pada 13 Desember 1989 di Reading, Pennsylvania, Amerika Serikat, Swift telah menorehkan namanya sebagai salah satu artis paling berpengaruh di dunia hiburan. Mari kita lihat profil lengkapnya.

Awal Karier dan Kebangkitan

Taylor Swift mulai menunjukkan minatnya dalam musik sejak usia dini. Dia belajar memainkan gitar dan menulis lagu sendiri sejak usia enam tahun. Pada usia 14 tahun, Swift pindah ke Nashville, Tennessee, pusat musik country, untuk mengejar karier musiknya. Perjalanannya dimulai dengan menandatangani kontrak dengan label rekaman Big Machine Records pada 2006.

Album musik debutnya, "Taylor Swift" (2006), segera meraih kesuksesan komersial, memperoleh sertifikasi multi-platinum dan menghasilkan hit seperti "Tim McGraw" dan "Teardrops on My Guitar". Namun, kebangkitan sejati Swift terjadi dengan album keduanya, "Fearless" (2008). Album ini memperkuat posisinya sebagai bintang pop country dengan lagu-lagu seperti "Love Story" dan "You Belong with Me".

Setelah "Fearless", Swift terus menggali genre musik yang beragam. Album-albumnya berikutnya, seperti "Speak Now" (2010) dan "Red" (2012), menampilkan campuran elemen pop, rock, dan country. Kesuksesan komersial terus mengalir, dengan singel-singel seperti "We Are Never Ever Getting Back Together" dan "I Knew You Were Trouble" memuncaki tangga lagu di seluruh dunia.

Puncak kesuksesan Swift terjadi dengan album "1989" (2014). Dengan pendekatan yang lebih berfokus pada pop daripada sebelumnya, album ini memperoleh pujian kritis yang luas dan menghasilkan beberapa hit terbesarnya, termasuk "Shake It Off", "Blank Space", dan "Bad Blood". "1989" membuat Swift memenangkan berbagai penghargaan, termasuk Album of the Year di Grammy Awards.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain menjadi salah satu bintang pop terbesar di dunia, Swift juga dikenal karena keterlibatannya dalam aktivisme dan advokasi. Dia secara terbuka berbicara tentang isu-isu seperti kesetaraan gender, kekerasan seksual, dan hak LGBT. Pada tahun 2017, Swift memenangkan kasus pelecehan seksual terhadap DJ David Mueller, memberikan suara kepada korban-korban pelecehan untuk berbicara dan berjuang.

Selain itu, Swift adalah pendukung aktif hak-hak LGBTQ+, bahkan merilis lagu "You Need to Calm Down" pada 2019 yang menyuarakan dukungannya terhadap komunitas tersebut. Dia juga telah mendukung berbagai organisasi amal, termasuk bantuan bencana alam dan pendidikan.

Saat ini, Swift tetap menjadi salah satu artis paling berpengaruh di dunia. Album-albumnya terus mendominasi tangga lagu, dan tur dunianya selalu ramai pengunjung. Selain itu, dia telah memperluas cakupan karirnya dengan merambah ke dunia akting, muncul dalam film seperti "The Giver" (2014) dan "Cats" (2019).

ANGELINA TIARA PUSPITALOVA  | PUTRI SAFIRA PITALOKA

Pilihan Editor: 10 Tahun Lalu Taylor Swift Gelar Konser di MEIS Ancol Jakarta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rencana Pertemuan Doanld Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

25 menit lalu

Presiden A.S. Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump tiba di bandara militer Warsawa di Warsawa, Polandia, 5 Juli 2017. REUTERS/Laszlo Balogh
Rencana Pertemuan Doanld Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

Jika rencana ini terwujud, maka ini akan menjadi kejadian langka kepala negara asing muncul bersama calon presiden Amerika Serikat dalam masa kampanye


Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

16 jam lalu

Logo CIA. [www.the-parallax.com]
Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

Central Intelligence Agency (CIA) sering disamakan dengan The Federal Bureau of Investigation (FBI). Apa beda keduanya?


Kamala Harris: Dukungan dari Billie Eilish hingga Isu Ekonomi

17 jam lalu

Kamala Harris saat mengikuti debat calon presiden Amerika Serikat pada 10 September 2024. REUTERS
Kamala Harris: Dukungan dari Billie Eilish hingga Isu Ekonomi

Kamala Harris calon presiden Amerika Serikat mendapat dukungan dari Billie Eilish dan Taylor Swift


Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

21 jam lalu

Sean Combs atau Diddy menyambut kelahiran putrinya di 2007 dari hubungannya dengan Sarah Chapman, fotografer yang berbasis di Atlanta. Kelahiran putrinya itu menyebabkan berakihrnya hubungan Diddy dengan sang kekasih Kim Porter, yang telah memberikan tiga orang anak bagi sang rapper tersebut. Ronald Martinez/Getty Images
Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.


Billie Eilish dan Finneas Serukan Dukungan untuk Kamala Harris di Pemilu AS 2024

1 hari lalu

Finneas O'Connell dan Billie Eilish . REUTERS/Carlos Barria
Billie Eilish dan Finneas Serukan Dukungan untuk Kamala Harris di Pemilu AS 2024

Billie Eilish dan Finneas mendukung Kamala Harris dalam Pemilu AS 2024, menyerukan pemilih untuk menolak ekstremisme dan melindungi demokrasi.


Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

1 hari lalu

Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).


Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

1 hari lalu

Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi menjelang pertemuan mereka di Rumah Hyderabad di New Delhi, India, 25 Februari 2020. [REUTERS / Adnan Abidi]
Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika


Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

1 hari lalu

Putra Presiden RI, Joko Widodo, Kaesang Pangarep, seusai memberikan klarifikasi di gedung ACLC Komisi Pemberantasan korupsi, Jakarta, Selasa, 17 September 2024. Kaesang Pangarep memberikan klarifikasi ke KPK terkait laporan pengaduan masyarakat yang tengah di proses oleh Direktorat Penerimaan Layanan Pengaduan Masyarakat KPK dalam dugaan penerimaan gratifikasi berupa fasilitas mewah pesawat jet pribadi yang dipergunakan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat bersama istrinya Erina Gudono. TEMPO/Imam Sukamto
Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.


Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

1 hari lalu

Kolase foto yang menunjukkan momen Kaesang Pangarep dan Erina Gudono turun dari jet pribadi dan langsung berjalan menuju mobil yang telah menunggu di apron bandara. Sumber: Twitter
Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.


Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Orang-orang berkumpul di luar rumah sakit ketika lebih dari 1.000 orang termasuk pejuang Hizbullah dan petugas medis terluka setelah pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, di Beirut, Lebanon, 17 September 2024. Ledakan massal itu terjadi di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. REUTERS/Mohamed Azakir
Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon