Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

image-gnews
Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Reza Rahadian menyatakan bahwa dirinya tertarik memerankan tokoh nasional Indonesia, setelah pernah berlakon sebagai HOS Tjokroaminoto hinngga BJ Habibie. Hal tersebut ia sampaikan dalam siniar Mari KeMari dari Kaks Production yang dipandu Mamat Alkatiri dan Arie Kriting

Reza menyatakan dirinya memiliki latar belakang asal Indonesia Timur. Dirinya memiliki keturunan dari ibunya yang asal Ambon dan memiliki marga Matulessy. “Iya betul, memang asli. Iya, dari Ibu saya Matulessy, Thomas Matulessy. Terus, ada Rote-nya yang paling kental NTT,” terangnya.

Arie Kriting sempat menanyakan pada Reza apakah dirinya tertarik untuk menjadi karakter pahlawan nasional asal Saparua, Maluku itu di film. “Bang, sebagai orang Timur yang namanya menyertai namanya abang, Matulessy, menjadi Pattimura?” tanya Arie. 

“Kalau aku ditawari, suatu hari nanti. Seneng banget,” jawab Reza dengan tegas. 

Kapitan Pattimura: Kebanggaan Maluku, Inspirasi Bangsa

Dilansir dari ditsmp.kemdikbud.go.id, Thomas Matulessy, atau yang dikenal sebagai Kapitan Pattimura, adalah sosok pahlawan nasional yang lahir di Haria, Saparua, Maluku, pada tanggal 8 Juni 1783. Di tengah penjajahan Belanda yang kejam, Pattimura bangkit sebagai pemimpin yang membangkitkan semangat rakyat Maluku untuk melawan dan meraih kemerdekaan.

Masa muda Pattimura diwarnai dengan berbagai pengalaman berharga. Dia pernah bekerja sebagai pelaut dan prajurit di angkatan laut Inggris, menempa jiwa kepemimpinan dan strategi militernya. Pengalaman ini menjadi modal penting ketika rakyat Maluku bangkit melawan penindasan Belanda pada 1817.

Pada tanggal 15 Mei 1817, Pattimura mengobarkan semangat perlawanan dengan mendeklarasikan perang terhadap Belanda di sebuah upacara di Haria, Saparua. Di bawah kepemimpinannya yang berani dan inspiratif, rakyat Maluku bersatu padu melawan penjajah. Benteng Duurstede di Saparua dan Benteng Belgica di Banda Neira berhasil direbut. Pattimura dan pasukannya bahkan melancarkan serangan ke Maluku dan berhasil menguasai Benteng Hollandia di Hitu.

Kegigihan dan keteguhan Pattimura menjadi inspirasi bagi rakyat Maluku. Meskipun Belanda melancarkan serangan balik yang gencar, Pattimura dan pasukannya tidak gentar. Mereka berjuang dengan gagah berani, menunjukkan tekad kuat untuk meraih kemerdekaan.

Namun, nasib berkata lain. Pada 11 Desember 1817, Pattimura tertangkap oleh Belanda di hutan Wawae, Saparua. Pada 16 Desember 1817, di usia 34 tahun, Pattimura dihukum gantung di Fort Rotterdam, Ambon.

Kematian Pattimura tidak mematahkan semangat rakyat Maluku. Keberanian dan pengorbanannya telah mengantarkannya menjadi pahlawan nasional Indonesia. Kapitan Pattimura adalah simbol perlawanan rakyat Maluku terhadap penjajahan Belanda. Dia adalah pahlawan yang patut dikenang dan diteladani oleh generasi muda Indonesia.

Latar Belakang Kolonialisme Belanda di Maluku

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak abad ke-17, Belanda telah menguasai Maluku dengan tangan besi. Mereka menerapkan sistem perdagangan yang menindas dan eksploitatif, memonopoli perdagangan rempah-rempah, dan memaksakan pajak yang tinggi kepada rakyat Maluku.

Kekejaman dan kesewenang-wenangan Belanda memicu rasa tidak puas dan perlawanan rakyat Maluku. Perlawanan ini sering kali bersifat lokal dan sporadis, namun menunjukkan tekad rakyat Maluku untuk meraih kemerdekaan.

Kebangkitan Nasionalisme dan Kesadaran Politik di Maluku

Pada awal abad ke-19, terjadi kebangkitan nasionalisme di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Maluku. Faktor-faktor seperti pengaruh Revolusi Perancis, Perang Kemerdekaan Amerika, dan pergerakan nasional di Jawa memicu kesadaran rakyat Maluku untuk memperjuangkan hak dan kemerdekaan mereka. Tokoh-tokoh seperti Pattimura mulai muncul sebagai pemimpin yang mampu mengorganisir dan mengarahkan perlawanan rakyat Maluku.

Peran Pattimura sebagai Pemimpin Perlawanan

Pattimura, dengan karisma, kecerdasan, dan pengalaman militernya, berhasil menyatukan berbagai suku dan golongan di Maluku untuk melawan Belanda. Dia memimpin strategi perang yang efektif dan membangkitkan semangat rakyat Maluku untuk berjuang demi kemerdekaan.

Pattimura tidak hanya seorang pemimpin militer yang tangguh, tetapi juga seorang negarawan yang visioner. Dia merumuskan visi dan misi untuk Maluku yang merdeka dan sejahtera.

Perlawanan Pattimura merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pattimura bukan hanya seorang pahlawan nasional, tetapi juga simbol perlawanan rakyat Maluku dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang demi kemajuan bangsa dan negara.

Dengan memahami sejarah dan nilai-nilai luhur Pattimura, kita dapat membangun bangsa Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera.

Pilihan Editor: Benteng Victoria di Kota Ambon, Tempat Pahlawan Pattimura Dihukum Gantung Belanda

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

1 hari lalu

Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.


Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

1 hari lalu

Cut Nyak Dien. peeepl.com
Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.


Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

1 hari lalu

Kepala Kejaksaan Tinggi Negeri Yogyakarta Tony Spontana menaburkan bunga di nisan Nyi Hadjar Dewantara dalam peringatan hari pendidikan nasional di Taman Makam Wijaya Brata, Yogyakarta, 2 Mei 2016. Upacara dan ziarah makam tersebut dihadiri ratusan siswa/i serta keluarga besar Ki Hadjar Dewantara. TEMPO/Pius Erlangga
Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.


Penonton Siksa Kubur Salip Badarawuhi di Desa Penari, Manoj Punjabi: Kompetisi Makin Sehat

6 hari lalu

Poster film Siksa Kubur. Dok. Poplicist
Penonton Siksa Kubur Salip Badarawuhi di Desa Penari, Manoj Punjabi: Kompetisi Makin Sehat

Produser MD Entertainment Manoj Punjabi Badarawuhi di Desa Penari, mengucapkan selamat atas capaian Siksa Kubur.


Akting Apik Widuri Putri Sasono di Film Siksa Kubur, Ini Filmografinya

13 hari lalu

Widuri Putri/Foto: Doc. Poplicist
Akting Apik Widuri Putri Sasono di Film Siksa Kubur, Ini Filmografinya

Widuri Putri tunjukan akting apik dalam perannya sebagai Sita remaja di film Siksa Kubur besutan Sutradara Tanah Air Joko Anwar


Faradina Mufti dan Reza Rahadian Perankan Karakter Utama Sita dan Adil dalam Film Siksa Kubur

15 hari lalu

Film Siksa Kubur. Dok. Come and See Pictures
Faradina Mufti dan Reza Rahadian Perankan Karakter Utama Sita dan Adil dalam Film Siksa Kubur

Pemeran film Siksa Kubur, Reza Rahadian dan Faradina Mufti sebagai Adil dan Sita menjadi tokoh sentral film ini. Begini karakternya.


Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

16 hari lalu

Kapal pengangkut ikan Indonesia, KM MUS, yang ditangkap karena terbukti melakukan alih muatan ikan dari kapal asing ilegal di tengah Laut Arafura, Maluku, pada Minggu 14 April 2024. Kapal juga menyelundupkan BBM solar dan diduga melakukan perbudakan. Dok. Humas KKP
Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

Kapal pengangkut ikan asal Indonesia ditangkap kerena melakukan alih muatan (transhipment) dengan dua Kapal Ikan Asing (KIA) di Laut Arafura, Maluku.


PDIP Maluku Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah, Apa Saja Syaratnya?

17 hari lalu

Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDIP) Maluku, Benhur Watubun (tengah) memberikan keterangan kepada media terkait pendaftaran calon kepala daerah Gubernur dan wakil Gubernur Maluku pada  (Pilkada) serentak 27 November 2024, di Ambon, Senin (15/4). ANTARA/ Penina F Mayaut.
PDIP Maluku Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah, Apa Saja Syaratnya?

Dalam proses penjaringan bakal calon kepala daerah PDIP tidak mengenal mahar politik.


Film Siksa Kubur Vs Badarawuhi di Desa Penari, Siapa Jawara Jumlah Penonton Hari Pertama Tayang?

19 hari lalu

Film Siksa Kubur. Dok. Come and See Pictures
Film Siksa Kubur Vs Badarawuhi di Desa Penari, Siapa Jawara Jumlah Penonton Hari Pertama Tayang?

Bersaing tayang ketika libur Lebaran, film Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari mendapatkan pencapaian luar biasa sejak hari pertama penayangan.


Fakta Menarik Film Siksa Kubur yang Tayang Sehari Usai Lebaran

20 hari lalu

Beberapa pemain film Siksa Kubur karya sutradara Joko Anwar: (kiri ke kanan) Reza Rahadian, Jajang C. Noer, Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Arswendy Bening Swara. Dok. Come and See Pictures
Fakta Menarik Film Siksa Kubur yang Tayang Sehari Usai Lebaran

Film Siksa Kubur yang telah tayang di bioskop sehari setelah lebaran 2024 mempunyai sisi menarik di luar kamera. Mau tau?