Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Khusyuk Gladi Bersih dan Warna Dekorasi Dhaup Ageng Pura Pakualaman Yogyakarta

image-gnews
Gladi bersih Dhaup Ageng Pura Pakualaman digelar Senin (8/1). Dok. Pura Pakualaman.
Gladi bersih Dhaup Ageng Pura Pakualaman digelar Senin (8/1). Dok. Pura Pakualaman.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Prosesi pernikahan agung atau Dhaup Ageng yang digelar Pura Pakualaman Yogyakarta pekan ini diwarnai sejumlah aktivitas. Prosesi Dhaup Ageng ini merupakan pernikahan putra bungsu Raja Pura Pakualaman KGPAA Paku Alam X yakni BPH Kusumo Kuntonugroho dengan Laily Annisa Kusumastuti.

Gladi Bersih di Dhaup Ageng

Pada Senin, 8 Januari 2024 misalnya, dalam sejumlah prosesi yang digelar, turut dilangsungkan juga gladi bersih. Calon pengantin putra BPH Kusumo Kuntonugroho, calon pengantin putri Laily Annisa Kusumastuti serta kerabat Pura Pakualaman GPH Indro Kusumo selaku Cepeng Damel dan GPH Wijoyo Harimurti selaku kakak mempelai putra menggelar gladi bersih akad nikah. 

Gladi bersih dimulai dari calon kedua mempelai dari Pura Pakualaman berjalan menuju Masjid Besar Pakualaman dengan diiringi dua bregada prajurit yaitu Lombok Abang dan Plangkir dan dihantarkan oleh para pangeran. Setelah akad nikah selesai, pengantin putri mendahului masuk ke Pura Pakualaman dari Masjid Besar disusul pengantin putra diiringi prajurit bregada.

Pura Pakualaman telah memastikan tidak ada kirab pengantin dalam prosesi Dhaup Ageng yang puncaknya berlangsung 10-11 Januari 2024. "Untuk kirab memang tidak ada dalam tradisi Pakualaman, kecuali ada jumenengan atau penobatan seorang adipati," kata Ketua Bidang II Panitia Dhaup Ageng Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radyo Wisroyo Senin.

Tidak Ada Kirab Seperti di Keraton Yogyakarta

Radyo mengatakan dalam tradisi Dhaup Ageng di Pura Pakualaman, kirab ditiadakan karena pelaksanaannya dari awal sampai akhir hanya berlangsung di satu titik yakni Pura Pakualaman saja. "Berbeda dengan Dhaup Ageng di Keraton Yogyakarta (dulu), karena selain di Keraton Yogyakarta, resepsinya juga digelar di Kompleks Kepatihan, Malioboro," ujarnya. 

Masyarakat sendiri bisa tetap menyaksikan rangkaian Dhaup Ageng mulai dari prosesi akad hingga resepsi pada 10 dan 11 Januari 2024 melalui sejumlah layar monitor. "Akan ada videotron yang rencananya dipasang di Alun-alun Sewandanan, di depan Pura Pakualaman," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Senin ini, puluhan orang yang tergabung dalam tim artistik Dhaup Ageng Pura Pakualaman tampak mulai menyiapkan dekorasi acara itu. Penataan dekorasi Dhaup Ageng melibatkan tim Mayasari atau perhimpunan profesional penggemar dan pembuat rangkaian bunga Nusantara yang sudah berdiri sejak 1967 di Yogyakarta.

"Untuk dekorasi ini ada 400-an papah janur muda dan 50-an lebih bambu, dan 70 gedebog (batang pohon pisang) untuk dirangkai menjadi penjor atau umbul-umbul," kata Ketua Koordinator Tim Artistik Dhaup Ageng Pura Pakualaman Sita Adisakti.

Bunga bunga yang digunakan paling banyak berupa melati, mawar putih dan merah. "Untuk umbul-umbul yang disiapkan total ada 52 yang satu jenis dan didesain khusus, dengan tinggi 7,5 meter," kata dia. Walhasil dengan dekorasi itu suasana di kawasan Pura Pakualaman bakal cukup berwarna saat puncak prosesi Dhaup Ageng digelar.

Sita menambahkan saat proses ijab kabul dan resepsi hari pertama pada Rabu 10 Januari nanti kedua mempelai akan memakai pakaian serba putih. Sementara di resepsi hari kedua atau 11 Januari kedua mempelai akan menggunakan pakaian dengan corak merah putih.

Pilihan Editor: Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Mengenal Prosesi Nyengker Calon Mempelai

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

15 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

17 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


Event Lari Khusus Perempuan Pertama Digelar di Yogyakarta, Ada Rute Masuk Kebun Binatang

25 hari lalu

Ilustrasi lomba lari. Freepik.com/Drazen Zigic
Event Lari Khusus Perempuan Pertama Digelar di Yogyakarta, Ada Rute Masuk Kebun Binatang

Digelar bertepatan Hari Kartini 21 April 2024, event lari di Yogyakarta ini sekaligus sarana me time dan healing kaum perempuan.


78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

26 hari lalu

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebar udik-udik bagian dari acara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara dalam menyambut Maulud Nabi. TEMPO/Subekti
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.


269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

46 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

47 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.


Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

12 Februari 2024

Serah terima uborampe atau sesaji mengawali Tradisi Labuhan Merapi di Kecamatan Cangkringan Sleman Minggu (11/2). Dok. Istimewa
Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam


Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

11 Februari 2024

Wisatawan berkunjung di kawasan Taman Sari, Yogyakarta, Minggu 25 Desember 2022. Kawasan Taman Sari yang dulunya sebagai tempat peristirahatan bagi Raja Keraton Yogyakarta tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2022. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

Dua abad lalu, Keraton Yogyakarta pernah dijarah tentara Inggris, tapi keraton tidak hancur dan mash bertahan sampai saat ini.