Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Lahir AA Navis Sastrawan Asal Padang Panjang Ditetapkan UNESCO sebagai Hari Perayaan Internasional

image-gnews
Sastrawan Ali Akbar (AA) Navis, 1991. Dok/[TEMPO/Hidayat SG
Sastrawan Ali Akbar (AA) Navis, 1991. Dok/[TEMPO/Hidayat SG
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO resmi menetapkan hari kelahiran sastrawan Indonesia AA Navis sebagai salah satu hari perayaan internasional. Penetapan itu diumumkan oleh Direktur Jenderal UNESCO di hari penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris, Prancis pada 22 November 2023.

Profil A.A Navis

Ali Akbar Navis atau yang dikenal AA Navis adalah sastrawan termasyur Indonesia. Dikutip dari Badanbahasa.kemdikbud.go.id, Navis lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada 17 November 1924. Ia tumbuh dan besar dalam lingkungan budaya Minangkabau.

Kesenangan Navis terhadap sastra dimulai dari rumah. Orang tuanya, pada saat itu, berlangganan majalah Panji Islam dan Pedoman Masyarakat yang memuat cerita pendek dan cerita bersambung di setiap edisinya. 

Ayahnya, St. Marajo Sawiyah, kemudian membelikan buku bacaan kegemarannya. Inilah yang menjadi modal awal Navis untuk menekuni dunia sastra. Navis menyelesaikan pendidikan terakhirnya pada 1946 di perguruan Indonesische Nederlandsche School (INS) Kayutanam selama sebelas tahun.

Selama di INS, Navis manfaatkannya perjalan panjang ke sekolahnya untuk membaca buku sastra yang dibelinya. Sementara di sekolah, Navis juga mendapat pelajaran kesenian dan berbagai keterampilan, disamping mengikuti pelajaran utama.

Seiring waktu, Navis mulai menunjukkan bakat sastranya. Ia kemudian menulis kritik dan esai. Navis berusaha menyoroti kelemahan cerpen Indonesia dan mencari kekuatan cerpen asing. Ia pun memperbaiki cerpen Indonesia dengan memadukannya dengan kekuatan cerpen asing.

Navis memulai kariernya sebagai penulis saat menginjak usia 30-an tahun. Ia aktif menulis sejak 1950, namun karyanya baru diakui sekitar 1955 sejak cerpennya banyak muncul di beberapa majalah, seperti Kisah, Mimbar Indonesia, Budaya, dan Roman.

Navis juga menulis naskah sandiwara untuk beberapa stasiun RRI, seperti Stasiun RRI Bukittinggi, Padang, Palembang, dan Makassar. Selanjutnya, ia mulai menulis novel dengan tema bernafaskan kedaerahan dan keagamaan sekitar masyarakat Minangkabau.

Tak sampai disitu, Navis juga berkeinginan menulis peristiwa kemiliteran yang pernah dihadapi bangsa Indonesia dan tentang kebangkitan umat Islam. Akan tetapi, keinginan itu diurungkannya mengingat sulitnya mencari penerbit yang mau menerbitkan cerita yang berisi kedua peristiwa tersebut. 

Selain menjadi pengarang, Navis bekerja sebagai pemimpin redaksi di harian Semangat (harian angkatan bersenjata edisi Padang), Dewan Pengurus Badan Wakaf INS, dan pengurus Kelompok Cendekiawan Sumatera Barat (Padang Club). Navis juga sering menghadiri berbagai seminar masalah sosial dan budaya sebagai pemakalah atau peserta.

Selama berkarya, Navis menghasilkan puluhan karya. Dikutip dari publikasi "Laki-Laki Dan Pernikahan Dalam Kumpulan Cerpen Jodoh Karya A. A. Navis Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA", karya-karya Navis diantaranya adalah Gerhana (2004), Di Lintasan Mendung (1983), Di sepanjang Pantai Purus (1971), dan Saraswati: Si Gadis dalam Sunyi (1970). Serta Dermaga Lima Sekoci (2000), dan Dermaga dengan Empat Sekoci: Kumpulan Puisi.

Kemudian ada pula Padang Kota Tercinta (1969), Kemarau (1967), Kembali dari Alam Barzakh (1967), Pak Kantor (1957) Dermaga Lima Sekoci (2000) dan Dermaga dengan Empat Sekoci: Kumpulan Puisi (1975). Ada juga Otobiografi Navis seperti, Otobiografi A.A. Navis: Satiris dan Suara Kritis dari Daerah (1994), dan Pasang Surut Pengusaha Pejuang: Otobiografi Hasjim Ning (1986).

Selanjutnya, ada sejumlah cerpen seperti Antologi Lengkap Cerpen A.A. Navis (2005), Bertanya Kerbau Pada Pedati: kumpulan cerpen (2002), Kabut Negeri si Dali: Kumpulan Cerpen (2001), dan Jodoh: Kumpulan Cerpen (1999). Serta ada Hujan Panas dan Kabut Musim: Kumpulan Cerita Pendek (1990), Bianglala: Kumpulan Cerita Pendek (1963), dan Robohnya Surau Kami (1955). 

Sebagai sastrawan, Navis mendapatkan sejumlah penghargaan, termasuk penghargaan dari majalah Kisah untuk cerpen “Robohnya Surau Kami”. Ia juga meraih penghargaan dari UNESCO (1967), Hadiah dari Kincir Emas (1975), Hadiah dari majalah Femina (1978), Hadiah seni dari Depdikbud (1988) dan SEA Write Awards (1992).

AA Navis meninggal di Rumah Sakit Pelni, Jakarta, pada 2004. Ia meninggalkan satu orang istri, tujuh orang anak, serta 13 cucu. Navis dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tunggul Hitam, Padang. 

KHUMAR MAHENDRA  I  KAKAK INDRA PURNAMA

Pilihan Editor: Ini Profil 2 Tokoh yang Hari Lahirnya Ditetapkan UNESCO sebagai Hari Perayaan Internasional

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

2 jam lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

8 jam lalu

Sastrawan Joko Pinurbo saat menghadiri acara Kompasianival di Lippo Mall, Jakarta Timur, Sabtu, 21 Oktober 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

Sejumlah teman sejawat membagikan kesan mereka terhadap sosok Joko Pinurbo yang dikenal cerdas, suka membantu, dan ramah.


Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

9 jam lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.


Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

1 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo membaca puisi di makam Udin di Trirenggo, Bantul. Joko Pinurbo membaca puisi dalam acara ziarah ke makam Udin, bagian dari peringatan 19 tahun meninggalnya Udin yang digagas Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. TEMPO/ Shinta Maharani
Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca


Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

1 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo


Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

1 hari lalu

Suasana persemayaman penyair Joko Pinurbo di PUKJ Yogyakarta Sabtu, 27 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

Keluarga sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin tampak begitu terpukul atas berpulangnya sang penyair pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.


Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

1 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

Sahabat dan juga teman dekat Joko Pinurbo dari kalangan sastrawan mengungkapkan duka mendalam melalui media sosial X, Sabtu, 27 April 2024.


Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

1 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo membaca puisi di makam Udin di Trirenggo, Bantul. Joko Pinurbo membaca puisi dalam acara ziarah ke makam Udin, bagian dari peringatan 19 tahun meninggalnya Udin yang digagas Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. TEMPO/ Shinta Maharani
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.


Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

1 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo saat menghadiri acara Kompasianival di Lippo Mall, Jakarta Timur, Sabtu, 21 Oktober 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

Sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin, berpulang pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pukul 06.03 WIB.


Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

3 hari lalu

Suasanan Venesia di Italia. Unsplash.com/Andreas M
Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.