Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

9 Puisi Sapardi Djoko Damono Ini Tak Lekang oleh Zaman

Reporter

image-gnews
Sapardi Djoko Damono merupakan Guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia itu meninggal pada pukul 9.17. Ucapan bela sungkawa dan kehilangan pun terus mengalir dari para penyair dan pesohor. Dok. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Sapardi Djoko Damono merupakan Guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia itu meninggal pada pukul 9.17. Ucapan bela sungkawa dan kehilangan pun terus mengalir dari para penyair dan pesohor. Dok. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSapardi Djoko Damono merupakan sastrawan, penulis, dan pujangga yang lahir pada 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah. Sosok penyiar Tanah Air yang berhasil menginspirasi banyak generasi muda ini, tutup usia pada 19 Juli 2020 dalam usia 80 tahun karena penurunan fungsi organ tubuh. 

Berkat usahanya dan kerja kerasnya yang rajin menulis sejak di bangku sekolah, Sapardi Djoko Damono berhasil menulis karya puisi yang dikirimkan ke berbagai majalah. Ia melahirkan 38 karya sastra yang dipublikasikan ke seluruh Indonesia. Untuk mengenang karya indah SDD, mari ketahui 9 puisi Sapardi Djoko Damono berikut ini.

1. Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

Dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

2. Yang Fana Adalah Waktu

Yang fana adalah waktu

Kita abadi memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga

sampai pada suatu hari

kita lupa untuk apa

“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu.

Kita abadi

3. Pada Suatu Hari Nanti

Pada suatu hari nanti

Jasadku tak akan ada lagi

Tapi dalam bait-bait sajak ini

Kau tak akan kurelakan sendiri

Pada suatu hari nanti

Suaraku tak terdengar lagi

Tapi di antara larik-larik sajak ini

Kau akan tetap kusiasati,

Pada suatu hari nanti

Impianku pun tak dikenal lagi

Namun di sela-sela huruf sajak ini

Kau tak akan letih-letihnya kucari

4. Sajak Kecil Tentang Cinta

Mencintai angin harus menjadi siut

Mencintai air harus menjadi ricik

Mencintai gunung harus menjadi terjal

Mencintai api harus menjadi jilat

Mencintai cakrawala harus menebas jarak

Mencintai-Mu harus menjelma aku

5. Kuhentikan Hujan

Kuhentikan hujan

Kini matahari merindukanku, mengangkat kabut pagi perlahan

Ada yang berdenyut dalam diriku

Menembus tanah basah

Dendam yang dihamilkan hujan

Dan cahaya matahari

Tak bisa kutolak

Matahari memaksaku menciptakan bunga-bunga

6. Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu

Dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat

Diucapkan kayu kepada api

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang menjadikannya abu..

Aku ingin mencintaimu

Dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat

Disampaikan awan kepada hujan

Yang menjadikannya tiada

7. Dalam Diriku

Dalam diriku mengalir sungai panjang

Darah namanya

Dalam diriku menggenang telaga darah

Sukma namanya

Dalam diriku meriak gelombang sukma

Hidup namanya

Dan karena hidup itu indah

Aku menangis sepuas-puasnya

8. Duka-Mu Abadi

Dukamu adalah dukaku

Air matamu adalah air mataku

Kesedihan abadimu

Membuat bahagiamu sirna

Hingga ke akhir tirai hidupmu

Dukamu tetap abadi.

Bagaimana bisa aku terokai perjalanan hidup ini

Berbekalkan sejuta dukamu

Mengiringi setiap langkahku

Menguji semangat jituku

Karena dukamu adalah dukaku

Abadi dalam duniaku!

Namun dia datang

Meruntuhkan segala penjara rasa

Membebaskan aku dari derita ini

Dukamu menjadi sejarah silam

Dasarnya 'ku jadikan asas

Membangunkan semangat baru

Biar dukamu itu adalah dukaku

Tidakanku biarkan ia menjadi pemusnahku!

9. Sajak Putih

Beribu saat dalam kenangan

Surut perlahan

Kita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh

Sewaktu detik pun jatuh

Kita dengar bumi yang tua dalam setia

Kasih tanpa suara

Sewaktu bayang-bayang kita memanjang

Mengabur batas ruang

Kita pun bisu tersekat dalam pesona

Sewaktu ia pun memanggil-manggil

Sewaktu Kata membuat kita begitu terpencil

Di luar cuaca

NUR QOMARIYAH

Pilihan Editor: Tampil di Google Doodle, Ini 7 Fakta Sang Sastrawan Sapardi Djoko Damono

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Satu Hari Bersama Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan

1 hari lalu

Joko Pinurbo. Foto: Instagram.
Satu Hari Bersama Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan

Berikut perjalanan Tempo dengan penyair Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan, sebelas tahun lalu.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

1 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

1 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo saat menghadiri acara Kompasianival di Lippo Mall, Jakarta Timur, Sabtu, 21 Oktober 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

Sejumlah teman sejawat membagikan kesan mereka terhadap sosok Joko Pinurbo yang dikenal cerdas, suka membantu, dan ramah.


Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

1 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.


Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

2 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo membaca puisi di makam Udin di Trirenggo, Bantul. Joko Pinurbo membaca puisi dalam acara ziarah ke makam Udin, bagian dari peringatan 19 tahun meninggalnya Udin yang digagas Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. TEMPO/ Shinta Maharani
Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca


Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

2 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo


Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

2 hari lalu

Suasana persemayaman penyair Joko Pinurbo di PUKJ Yogyakarta Sabtu, 27 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

Keluarga sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin tampak begitu terpukul atas berpulangnya sang penyair pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.


Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

3 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

Sahabat dan juga teman dekat Joko Pinurbo dari kalangan sastrawan mengungkapkan duka mendalam melalui media sosial X, Sabtu, 27 April 2024.


Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

3 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo membaca puisi di makam Udin di Trirenggo, Bantul. Joko Pinurbo membaca puisi dalam acara ziarah ke makam Udin, bagian dari peringatan 19 tahun meninggalnya Udin yang digagas Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. TEMPO/ Shinta Maharani
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.


Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

3 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo saat menghadiri acara Kompasianival di Lippo Mall, Jakarta Timur, Sabtu, 21 Oktober 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

Sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin, berpulang pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pukul 06.03 WIB.