TEMPO.CO, Bandung - Gitar Genta buatan Bandung kini telah bertahan selama 64 tahun sejak didirkan pada 1959. Semua anak pendirinya kini menjadi generasi kedua yang meneruskan eksistensi gitar legendaris itu. “Saya yang terakhir gabung,” kata Muhammad Suar Nasution di sela acara pameran perancangan alat musik berjudul Cocok Nada di Selasar Pavilion Bandung, Jumat, 24 Februari 2023.
Mantan vokalis dan gitaris band Pure Saturday itu bergabung dengan tiga saudaranya di PT. Genta Trikarya sejak 2014. Sebenarnya menurut Suar, ia ingin terlibat sejak lulus kuliah dari Politeknik Manufaktur Bandung pada 2001 dari jurusan Mesin.
Namun saat itu, ayahnya, Muhammad Husni Nasution, menolak dengan alasan belum cukup ilmu. “Karena saya harus punya pengalaman dulu bekerja dengan orang lain,” ujar Suar. Setelah bermusik ia kemudian bekerja di sebuah perusahaan asing pengelola minyak selama 14 tahun.
Perusahaan Pembuat Gitar dan Ukulele
Dia memutuskan untuk mengundurkan diri setelah ayahnya meninggal pada 2009. “Karena sudah janji sama ayah suatu saat akan gabung ke Genta,” kata dia. Mengenal gitar dan proses pembuatannya sejak kecil, Suar kini menangani bagian riset dan pengembangan gitar serta ukelele.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, Genta mengadaptasi perubahan teknik dan peralatan baru. Namun begitu menurut Suar, pengerjaan dengan tangan seperti untuk menghaluskan kayu komponen gitar masih diterapkan. Bukan sembarang orang, penanganan bagian itu hanya bisa dilakukan oleh karyawan yang ahli.
Lokasi pembuatan gitar Genta itu menurut Suar berlangsung di dua tempat, yaitu Sumedang dan Bandung. Setiap bulan bersama seratus orang karyawannya, mereka bisa membuat sebanyak seribu gitar dan ukulele setiap bulan.
Namun sejak pandemi atau dua tahun terakhir, jumlah pembuatan instrumen petik berdawai itu hanya sekitar 600 unit per bulan. “Kebanyakan untuk ekspor karena pasar lokalnya belum bisa banyak menyerap,” kata Suar.
Selain itu dia mengaku belum sanggup mempromosikan gitarnya dengan baik dan benar. Tantangan lainnya kini yaitu menghadapi gitar-gitar milik investor asing. “Harganya murah barangnya cukup bagus dan membanjiri setiap toko musik,” ujarnya.
Pilihan Editor: Selasar Pavilion Gelar Pameran Karya Instrumen Musik Legendaris Buatan Bandung
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.