TEMPO.CO, Jakarta -Jules Verne, salah seorang penulis fiksi ilmiah terpenting di dunia, lahir hari ini, 95 tahun lalu, tepatnya 8 Februari 1828 di Nantes, Prancis. Verne merupakan penulis Prancis produktif yang tulisannya menjadi landasan penulisan genre fiksi ilmiah modern.
Karya-karya penting Verne mulai dari Perjalanan ke Pusat Bumi, Dua Puluh Ribu Liga Di Bawah Laut, sampai Keliling Dunia dalam Delapan Puluh Hari tak hanya memengaruhi dunia sastra, tetapi juga sains dan teknologi.
Sosok Si Jenius Jules Verne di Dunia Fiksi Ilmiah
Dikutip dari Britannica, Verne lahir di Nantes, Prancis, 8 Februari 1828. Ayah Verne awalnya mengirimnya ke Paris untuk belajar hukum. Namun, Verne muda jatuh cinta pada sastra, terutama teater. Dia menulis beberapa drama, bekerja sebagai sekretaris Théâtre Lyrique (1852–54), dan menerbitkan cerita pendek dan esai ilmiah secara berkala.
Pada 1857, Verne menikah dan selama beberapa tahun bekerja sebagai broker di Pasar Saham Paris untuk memenuhi kebutuhan keluargana. Selama periode ini, dia terus mengembangkan jenis novel baru yang menggabungkan fakta ilmiah dengan fiksi petualangan. Pada September 1862 Verne bertemu Pierre-Jules Hetzel, yang setuju untuk menerbitkan karya pertamanya, Voyages Extraordinaires. Karya tersebuut ternyata sukses besar.
Setelah menjadi best seller internasional, Hetzel menawarkan kontrak jangka panjang kepada Verne untuk menghasilkan lebih banyak karya "fiksi ilmiah". Verne kemudian berhenti dari pekerjaannya di pasar saham untuk menjadi penulis penuh waktu dan memulai kolaborasi penulis-penerbit yang sangat sukses selama lebih dari 40 tahun. Verne menghasilkan lebih dari 60 karya dalam serial populer Voyages extraordinaire.
Karya-karya Verne dapat dibagi menjadi tiga fase berbeda. Pertama, periode positivis dalam rentang 1862 hingga 1886. Setelah novel keduanya, Paris Abad ke-20, ditolak oleh Hetzel pada 1863, Verne menghasilkan lebih banyak novel petualangan sains yang sukses, Perjalanan ke Pusat Bumi, Dari Bumi ke Bulan, Mengelilingi Bulan, Dua Puluh Ribu Liga Di Bawah Laut, dan Keliling Dunia dalam Delapan Puluh Hari.
Kedua, periode pesimis Verne, yang berlangsung sejak 1886 hingga kematiannya pada 1905. Selama tahun-tahun ini, Verne berpaling dari kisah eksplorasi dan penemuan pro-sains demi mengeksplorasi bahaya teknologi yang ditimbulkan oleh ilmuwan yang sombong, seperti tampak dalam novel Pulau Terapung atau Pulau Baling-Baling, Menghadap Bendera, dan Penguasa Dunia. Ketika Verne meninggal, dia meninggalkan satu laci berisi manuskrip yang hampir selesai di mejanya.
Ketiga, periode terakhir dari cerita Jules Verne tidak ditulis sepenuhnya oleh Vene, tetapi putranya, Michel. Periode ini berlangsung sejak 1905 hingga 1919. Tak jarang, Michel mengubah karya secara keseluruhan. Karya-karya tersebut antara lain Gunung Berapi Emas, Agen Perjalanan Thompson, Pengejaran Meteor Emas, The Danube Pilot, The Survivors of the Jonathan, The Secret of Wilhelm Storitz, Kemarin dan Besok, dan The Barsac Mission.
Kematian Michel pada 1925 menandai berakhirnya bagian terakhir dari warisan sastra Jules Verne. Setelah itu, genre fiksi ilmiah mulai berkembang ke seluruh dunia. Selama abad ke-20, karya-karya Verne diterjemahkan ke dalam lebih dari 140 bahasa dan digubah ke dalam sejumlah film. Tak hanya sastra dan film, karya-kaya Verne turut memngaruhi dunia sains dan teknologi, seperti kapal selam bertenaga nuklir pertama di dunia yang dinamai Verne's Nautilus pada 1954.
HAN REVANDA PUTRA
Pilihan editor : George Lucas: Sang Jenius di Balik Star Wars, Seorang Filantropi Pendidikan Pula
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.