Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Wayang Nasional: Ragam Jenis Wayang di Indonesia

image-gnews
Seorang anak belajar mendalang wayang kulit di Sanggar Nirmalasari di Cinere, Depok, Jawa Barat, 6 Juni 2021. Penguasaan karakter wayang, gamelan dan tembang menjadi dasar utama untuk mereka nantinya mencapai keahlian wiraga (tata gerak), wirama (gerakan mengikuti irama yang harmonis) dan wirasa (penghayatan yang diekpresikan dalam gerak wayang). ANTARA FOTO/Paramayuda
Seorang anak belajar mendalang wayang kulit di Sanggar Nirmalasari di Cinere, Depok, Jawa Barat, 6 Juni 2021. Penguasaan karakter wayang, gamelan dan tembang menjadi dasar utama untuk mereka nantinya mencapai keahlian wiraga (tata gerak), wirama (gerakan mengikuti irama yang harmonis) dan wirasa (penghayatan yang diekpresikan dalam gerak wayang). ANTARA FOTO/Paramayuda
Iklan

TEMPO.CO, JakartaWayang sebagai sebuah seni pertunjukkan sangat erat dengan kebudayaan Indonesia. Wayang yang berasal dari bahasa Jawa ini merupakan satu kesatuan yang tak bisa lepas dari kehidupan budaya masyarakat Indonesia. Bahkan, ketika masa penyebaran agama Islam dan agama Katolik di Pulau Jawa, wayang menjadi salah satu medium untuk menyampaikan pesan-pesan rohani.

Sebagai salah satu bentuk kebudayaan, UNESCO menetapkan wayang sebagai Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur pada 7 November 2003, kemudian ditetapkan sebagai Hari Wayang Nasional. Hal ini membuat wayang diteguhkan statusnya sebagai salah satu warisan budaya tak benda dunia. Dari catatn Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menunjukkan bahwa ada kurang lebih 100 jenis wayang yang hidup, tumbuh, dan berkembang di wilayah Indonesia. Dari 100 jenis wayang tersebut, ada 60 jenis wayang yang termasuk ke dalam warisan budaya tak benda Indonesia.

Baca: Jokowi Tetapkan 7 November sebagai Hari Wayang Nasional

Ragam Jenis Wayang di Indonesia

  1. Wayang Kulit

Melansir dari laman Indonesia Kaya, disebutkan bahwa wayang kulit merupakan jenis wayang yang paling umum ditemukan dan dipertunjukkan di Indonesia. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau. Dalam pementasan wayang kulit, wayang akan dimainkan oleh seorang dalang dengan diiringi musik gamelan dan nyanyian yang dinyanyikan oleh pesinden.

  1. Wayang Golek

Wayang golek merupakan jenis wayang yang hidup dan tumbuh di wilayah Sunda. Wayang ini dinamakan wayang golek karena wayang ini terbuat dari bahan kayu yang dibuat menyerupai bentuk manusia. Dalam kehidupan budaya masyarakat Sunda, wayang golek memilikki dua tujuan, yaitu sebagai media hiburan dan upacara.

Baca: Kisah UNESCO Mengakui Wayang Kulit sebagai Warisan Dunia asal Indonesia

  1. Wayang Suket

Wayang suket merupakan salah satu jenis wayang yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah. Suket yang berasal dari bahasa Jawa ini memilikki arti rumput. Melansir laman Warisan Budaya Kemdikbud, hal ini karena wayang jenis ini terbuat dari bahan dasar rumput kasuran. Rumput kasuran merupakan jenis rumput liar yang banyak tumbuh di wilayah Kecamatan Rembang, Purbalingga. Penemu atau pencipta wayang suket adalah Kasan Wikrama Tunut atau dikenal dengan sebutan Mbah Gepuk. Saat ini, wayang suket masih dijumpai di Purbalingga dan pembuatan wayang suket dilanjutkan oleh generasi ketiga Mbah Gepuk.

  1. Wayang Landung
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wayang Landung merupakan salah satu jenis wayang yang berasal dari Ciamis, Jawa Barat. Wayang jenis ini tergolong ke dalam wayang kontemporer. Melansir laman Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis, disebutkan bahwa wayang ini memilikki ukuran yang besar dengan tinggi mencapai 2 meter. Wayang ini terbuat dari daun-daun pisang yang dijadikan satu. Wayang ini diciptakan oleh budayawan dan seniman asal Ciamis, Pandu Radea.

  1. Wayang Potehi

Mengutip laman Indonesia Kaya, disebutkan bahwa wayang potehi merupakan seni pertunjukkan yang berasal dari Fujian, Tiongkok Selatan. Wayang potehi termasuk wayang boneka dan wayang ini terbuat dari kain. Dalam memainkan wayang ini, seorang dalam akan memasukkan tangan ke dalam kain. Menurut berbagai cerita, wayang ini sudah ada sejak zaman dahulu dan diceritakan bahwa wayang ini ditemukan lima orang terpidana mati yang sedang menunggu hari eksekusi mati.

EIBEN HEIZIER

Baca juga: Yogyakarta Punya Omah Wayang, Ini Fungsinya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Di Balik Hari Buku Nasional, Ini Alasan Penetapannya dan Siapa Penggagasnya?

1 hari lalu

Ilustrasi perpustakaan (ANTARA FOTO/HO- Humas Perpusnas/FR)
Di Balik Hari Buku Nasional, Ini Alasan Penetapannya dan Siapa Penggagasnya?

Pemerintah pada 17 Mei 1980 menetapkan sebagai Hari Buku Nasional. Apa alasan penetapannya?


Manuskrip Tuanku Imam Bonjol yang Ditulis Putranya Naali Sutan Chaniago Jadi Memory of the World UNESCO, Ini Isinya

2 hari lalu

Tuanku Imam Bonjol. Wikipedia
Manuskrip Tuanku Imam Bonjol yang Ditulis Putranya Naali Sutan Chaniago Jadi Memory of the World UNESCO, Ini Isinya

UNESCO tetapkan naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol sebagai Memory of the World. Manuskrip ini ditulis Naali Sutan Chaniago, putranya.


Inilah Alasan Setiap 16 Mei Diperingati Sebagai Hari Cahaya Internasional

2 hari lalu

Matahari yang dikelilingi lingkaran cahaya dan busur cahaya ini ditangkap pada 28 Mei di Belfast's Botanic Gardens. Foto: Alan Fitzsimmons
Inilah Alasan Setiap 16 Mei Diperingati Sebagai Hari Cahaya Internasional

Hari Cahaya Internasional diperingati setiap tanggal 16 Mei. Hal ini sebagai peringatan untuk momen penting penemuan cahaya laser.


Mengenal Rafa Kusuma, Dalang Down Sydrome Asal Yogyakarta, Piawai Mainkan Lakon Berat

4 hari lalu

Rafa Kusuma Atma Wibowo, dalang Down Sydrome asal Yogyakarta. dok.istimewa
Mengenal Rafa Kusuma, Dalang Down Sydrome Asal Yogyakarta, Piawai Mainkan Lakon Berat

Siswa kelas VIII SLB Negeri Pembina Yogyakarta tersebut mampu menirukan gerakan dalang profesional sesuai aslinya.


Geopark Natuna Minim Diketahui Masyarakat Setempat, Ternyata Ini Sebabnya

4 hari lalu

Batuan granit terhampar di perairan kawasan situs geologi Alif Stone Park di Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis 12 November 2020. Keberadaan sejumlah situs geologi, seperti 'Alif Stone Park', Senubing, Pantai Bamak, Tanjung Datuk, Batu Kasah, dan sejumlah situs lainnya membuat Natuna saat ini Geopark Nasional oleh Komite Nasional Geopark Indonesia (ADHOC) dan diusulkan untuk masuk ke dalam 'Global Geopark Network' (GGN) UNESCO. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Geopark Natuna Minim Diketahui Masyarakat Setempat, Ternyata Ini Sebabnya

Natuna didaftarkan sebagai geopark untuk diplomasi


SEVENTEEN dan UNESCO Bangun Dua Pusat Pembelajaran di Timor Leste

5 hari lalu

SEVENTEEN. Dok. Weverse
SEVENTEEN dan UNESCO Bangun Dua Pusat Pembelajaran di Timor Leste

Dua pusat pembelajaran yang dibangun SEVENTEEN dan UNESCO dari donasi SEVENTEEN Going Together


Amanat Tuanku Imam Bonjol kepada Sang Putra, Manuskripnya Ditetapkan sebagai Memory of the World UNESCO

5 hari lalu

Tuanku Imam Bonjol. Wikipedia
Amanat Tuanku Imam Bonjol kepada Sang Putra, Manuskripnya Ditetapkan sebagai Memory of the World UNESCO

Manuskrip atau naskah Tombo Tuanku Imam Bonjol yang ditulis anaknya ditetapkan UNESCO sebagai Memory of the World. Apa isinya?


Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

7 hari lalu

Komplek Situs Candi Muarojambi. TEMPO/Zulkarnain
Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.


Pilkada Solo 2024: Gerindra Serahkan Wayang Srikandi ke Astrid Widayani, Apa Artinya?

7 hari lalu

Astrid Widayani menerima wayang Srikandi dari Ketua DPC Partai Gerindra Ardianto Kuswinarno di Solo, Jawa Tengah, Jumat 10 Mei 2024. ANTARA/Aris Wasita
Pilkada Solo 2024: Gerindra Serahkan Wayang Srikandi ke Astrid Widayani, Apa Artinya?

Astrid Widayani mendaftar ke Gerindra dan PSI untuk Pilkada Solo karena kedua parpol memiliki semangat yang sejalan dengannya.


Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

9 hari lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

Kawasan Sumbu Filosofi secara khusus memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologi dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana