Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Rafa Kusuma, Dalang Down Sydrome Asal Yogyakarta, Piawai Mainkan Lakon Berat

image-gnews
Rafa Kusuma Atma Wibowo, dalang Down Sydrome asal Yogyakarta. dok.istimewa
Rafa Kusuma Atma Wibowo, dalang Down Sydrome asal Yogyakarta. dok.istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tangan Rafa Kusuma Atma Wibowo tampak lincah memainkan wayang kulit di depannya. Cuplikan lakon Durna Gugur dibawakan bocah itu dengan sangat luwes dalam Festival Dalang Cilik Universitas Negeri Yogyakarta di Seyegan, Sleman Yogyakarta pada Ahad petang 12 Mei 2024 lalu.

Mengenal Rafa Kusuma, Dalang Penyandang Down Syndrome

Yang menjadi perhatian tak hanya lakon yang dibawakan bocah itu. Rafa sendiri merupakan penyandang down sydrome namun keterbatasan itu tak menjadi penghalang baginya. Meski tampak bocah, usia Rafa sesungguhnya menginjak remaja yakni 16 tahun.

Putra pasangan Ludy Bimasena dan Sri Wahyuni tersebut mulai menyukai wayang sejak umur tiga tahun saat orang tuanya membelikan compact disc wayang yang diambil per scene. Anak down sydrome diketahui tidak bisa melihat video dalam waktu lama. Pilihan videonya yang atraktif seperti tancep kayon, perang kembang dan sebagainya. 

“Sebagai kultur orang Jawa kami ingin Rafa Kusuma punya kelebihan, karena penyandang down sydrome adalah peniru yang hebat” ujar Ludy, Rabu 15 Mei 2024.

Kebetulan, anaknya menyukai wayang karena sering melihat video. Ludy menyatakan pemilihan budaya Jawa berupa wayang karena bisa melatih motorik kasar dan halus, sinkronisasi pendengaran dan juga olah rasa. 

Memainkan Wayang Merangsang Kemampuan Berbicara

Ludy mengatakan anak down sydrome mengalami kesulitan bicara. Harapannya, dengan memainkan wayang dapat stimulasi untuk terpicu berbicara, sehingga wayang dapat menjadi media terapi bagi anak down sydrome.

Siswa kelas VIII SLB Negeri Pembina Yogyakarta tersebut mampu menirukan gerakan dalang profesional sesuai aslinya. “Motorik kasarnya sangat bagus, untuk memutar gunungan sudah baik dimana tidak setiap anak bisa melakukannya” kata Ludy. Perkembangan tersebut karena musik gamelan dapat untuk olah rasa dan menghaluskan perasaan agar tidak emosional. 

Rafa belajar wayang secara otodidak melalui video wayang dan disediakan orang tuanya. Sri Wahyuni mengatakan sejak kecil ada terapi untuk anak down sydrome karena memiliki keterbatasan berkomunikasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“PR (pekerjaan rumah)-nya banyak sekali seperti melatih bicara, melatih ototnya, sehingga sejak kecil perlu pembiasaan,” kata Sri Wahyuni. Penyandang down sydrome kecerdasannya dibawah rata-rata maka anak down sydrome tidak mampu didik tapi mampu latih, sehingga dengan bermain wayang Rafa akan terus berlatih.

Warga Babadan Banguntapan Bantul Yogyakarta tersebut pertama kali tampil mendalang saat ulang tahun SLB Negeri Pembina. Kedua kalinya pada acara Wayang Cakruk Dinas Sosial DIY. 

“Pada tahun ini kami diterima untuk tampil special performance dalam Festival Dalang Cilik UNY. Kami ucapkan terimakasih pada panitia yang telah memberi kesempatan Rafa untuk tampil,” ujar Ludy. 

Wayang Kulit Sebagai Media Terapi

Keinginannya bahwa anak difabel juga dapat diakomodasi untuk tampil karena mereka punya kemampuan untuk itu. Ludy berharap wayang kulit dapat sebagai media terapi sepanjang hayat bagi penderita down sydrome, termasuk bagi akademisi agar bisa meneliti hal ini lebih lanjut.

“Seni budaya adalah hak setiap orang, walaupun punya keterbatasan down sydrome juga punya hak untuk berkesenian dan berkebudayaan” ujarnya. 

Menurut Ketua Pelaksana Festival Dalang Cilik UNY Agus Murdiyastomo apabila ada anak yang berbakat dan layak tampil namun penyandang disabilitas, panitia akan berusaha untuk melayani untuk pengembangan ketrampilan mereka. “Pengembangan ketrampilan motorik dan perkembangan mentalnya itu penting bagi mereka” kata Agus.

Pilihan Editor: Menyemai Tumbuhnya Dalang-dalang Cilik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sigma Ajak Donasi Sepatu untuk Anak Down Syndrome dan Autis

23 hari lalu

Ilustrasi sepatu anak (pixabay.com)
Sigma Ajak Donasi Sepatu untuk Anak Down Syndrome dan Autis

Founder Sigma Kicks Rama Gani mengatakan timnya menargetkan untuk mendonasikan 1.000 pasang sepatu kepada 1.000 anak di seluruh Indonesia


PSSI Kenalkan Shakti Maskot Baru Timnas Indonesia, Apa Filosofinya?

46 hari lalu

Timnas Indonesia resmi mempunyai maskot baru bernama Shakti. Instagram/Is.Yuniarto
PSSI Kenalkan Shakti Maskot Baru Timnas Indonesia, Apa Filosofinya?

PSSI memperkenalkan maskot baru untuk Timnas Indonesia. Figur bermana Shakti ini adalah burung Garuda berkepala putih dengan jersey merah.


Museum Wayang di Kota Tua Jakarta Tutup hingga Akhir Desember 2024

50 hari lalu

Pengunjung mengambil gambar wayang saat mengunjungi Museum Wayang di Jakarta, 8 November 2018. Diperkirakan lebih dari 4,000 wayang terdapat di Museum Wayang. REUTERS/Beawiharta
Museum Wayang di Kota Tua Jakarta Tutup hingga Akhir Desember 2024

Museum Wayang akan menghadirkan ruang imersif dan tata pamer baru untuk menarik lebih banyak pengunjung.


PPATK Sebut Bandar Judi Online sebagai Ultimate Master

55 hari lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana memberikan penjelasan dan pemaparan saat menghadiri rapat kerja Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023. Rapat tersebut membahas transaksi mencurigakan di Kementerian Keuangan senilai Rp 349 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
PPATK Sebut Bandar Judi Online sebagai Ultimate Master

PPATK tidak menyebut istilah bandar dalam judi online, melainkan ultimate master alias dalang utama.


Wayang Jogja Night Carnival 2024 Angkat Kisah Kepahlawanan Gatotkaca

20 Juli 2024

Keriuhan perhelatan Wayang Jogja Night Carnival 2023. Dok. Istimewa
Wayang Jogja Night Carnival 2024 Angkat Kisah Kepahlawanan Gatotkaca

Tema Gatotkaca Wirajaya dalam Wayang Jogja Night Carnival merupakan wujud kepahlawanan tokoh wayang Gatotkaca untuk membela kebenaran dan keadilan


Profil Iskandar Harjodimulyo Sang Maestro Wayang Uwuh, Olah Limbah Jadi Karya

17 Juli 2024

Perajin wayang Uwuh, Iskandar Hardjodimuljo. TEMPO/S. Dian Andryanto
Profil Iskandar Harjodimulyo Sang Maestro Wayang Uwuh, Olah Limbah Jadi Karya

Selain menciptakan wayang uwuh dari limbah, Iskandar Harjodimulyo aktif dalam berbagai kegiatan edukasi lingkungan pengelolaan sampah.


Suka Wayang ? Ayo Mampir ke Pameran Kerajinan Wayang di Kampus Yogyakarta Ini

4 Juli 2024

Pameran kerajinan wayang dan tari yang digelar di Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Suka Wayang ? Ayo Mampir ke Pameran Kerajinan Wayang di Kampus Yogyakarta Ini

Bagi pecinta kesenian wayang baik wayang kulit, wayang orang dan kesenian tari, bulan Juli ini ada pameran menarik yang bisa jadi referensi saat berkunjung ke Yogyakarta.


Pilkada Solo 2024: Gerindra Serahkan Wayang Srikandi ke Astrid Widayani, Apa Artinya?

11 Mei 2024

Astrid Widayani menerima wayang Srikandi dari Ketua DPC Partai Gerindra Ardianto Kuswinarno di Solo, Jawa Tengah, Jumat 10 Mei 2024. ANTARA/Aris Wasita
Pilkada Solo 2024: Gerindra Serahkan Wayang Srikandi ke Astrid Widayani, Apa Artinya?

Astrid Widayani mendaftar ke Gerindra dan PSI untuk Pilkada Solo karena kedua parpol memiliki semangat yang sejalan dengannya.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

15 Maret 2024

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


Kisah June Lin Penyintas Down Syndrome yang Jadi Penari

23 Januari 2024

Ilustrasi anak down syndrome. Foto: Pixabay.com/PX41-Media
Kisah June Lin Penyintas Down Syndrome yang Jadi Penari

June Lin berusia 12 tahun ketika dia menari pertama kalinya di Towner Gardens School, sekolah anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk down syndrome.