Karena mirip, Batara Narada yang diutus kahyangan untuk memberikan Kontawijaya kepada Arjuna, salah memberikannya kepada Karna. Menyadari kesalahannya, Narada kemudian menemui Arjuna. Arjuna berhasil mengejar Karna dan pertempuran terjadi.
Karna berhasil lolos membawa Kontawijaya sementara Arjuna hanya mendapatkan sarung senjata pusaka itu. Beruntung sarung Kontawijaya dapat digunakan untuk memotong tali pusat Tetuka. Sarung senjata pusaka yang terbuat dari kayu Mastaba itu musnah dan bersatu dalam perut Tetuka.
Kresna yang turut menyaksikannya peristiwa itu berpendapat kayu Mastaba akan menambah kekuatan Tetuka. Namun, Kresna juga meramalkan kelak Tetuka akan tewas di tangan pemilik Kontawijaya. Di kemudian hari, Gatotkaca memang pada akhirnya tewas di tangan Karna, pemegang senjata pusaka itu.
Tetuka dibawa ke kahyangan oleh Narada setelah tali pusatnya berhasil dipotong. Kala itu kahyangan tengah digempur oleh Kerajaan Trabelasuket yang dipimpin Patih Sekipu.
Sekipu diutus rajanya, Kalapracona, untuk melamar bidadari bernama Batari Supraba. Tetuka kemudian dihadapkan untuk melawan Sekipu. Namun, semakin dihajar justru Tetuka semakin kuat. Karena malu, Sekipu menyerahkan Tetuka kepada Narada. Tubuh Tetuka diceburkan ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa oleh Narada.
Lantas para dewa melemparkan bermacam jenis senjata pusaka ke dalam kawah itu. Beberapa waktu kemudian, Tetuka muncul ke permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa.
Berikutnya: Segala pusaka para dewa itu telah melebur dan...