TEMPO.CO, Jakarta - Komika yang kini beralih menjadi sutradara, Ernest Prakasa membagikan ilmunya tentang penyutradaraan. Melalui akun Instagram Indonesian Film Directors Club (IFDC), Ernest membagikan hal-hal yang diperlukan oleh seorang sutradara.
“Jadi sutradara itu repot ya. Ternyata enggak cukup belajar ngarahin aktor, blocking, sinematografi dll., tapi juga perlu menguasai soft skills yang tak kalah penting,” tulis Ernest melengkapi unggahan video di akun Instagram IFDC, Senin, 27 September 2021.
Nantinya selama lima hari, dimulai dari Senin, Ernest akan membagikan hal-hal yang diperlukan oleh sutradara. Hal-hal ini bukanlah keahlian utama yang dimiliki oleh seorang sutradara tapi yang sifatnya lebih ke hubungan antar manusia. “Skill-skill yang mungkin tidak dipelajari di sekolah film, di workshop-wokrshop film menjadi sutradara,” ujar Ernest.
Salah satu keahlian yang dibicarakan Ernest adalah kepemimpinan. Bagi Ernest, sutradara perlu memiliki sifat kepemimpinan untuk bisa menangani banyak orang. “Menguras energi, bagaimana menghandle, mengurus banyak orang dengan idealisme berbeda dalam satu produksi,” kata sutradara dari film Imperfect ini.
Pasangan suami istri, Ernest Prakasa dan Meira Anastasia memenangkan penghargaan Piala Maya. Instagram
Memiliki sifat kepimpinan, itu berarti sutradara juga harus mampu berkomunikasi dengan baik. Ernest menyebutkan sebagai sutradara yang juga pemimpin harus bisa menerima masukan dari anggota tim yang lain. “Yang menghalangi kita, sebagai team leader, menerima dan mengaplikasikan usulan dari tim adalah ego,” ujarnya.
Suami Meira Anastasia ini menganggap, komunikasi adalah syarat untuk menjadi pemimpin yang baik di mata semua orang. Bukan hal yang mudah, menurut Ernest, mengingat suasana syuting biasanya penuh dengan tekanan. “It’s necessary groundwork untuk gue mempelajari karakter orang kayak gimana, sehingga kalau kelak ada “masalah” paling enggak gue enggak salah ngomong, salah langkah,” tuturnya.
Sutradara, dalam pandangan Ernest harus juga memiliki wawasan yang luas. Seorang sutradara perlu memperluas referensinya melampaui apa yang dia suka. “Wawasan yang luas, akan melahirkan perbendaharaan audiovisual yang lebih kaya, dan pada akhirnya, akan meningkatkan kualitas seorang sutradara,” tulis Ernest.
Sebagai sutradara dan penulis naskah Ernest Prakasa semakin dikenal melalui karya-karyanya. Beberapa film yang ia kerjakan antara lain, Ngenest, Cek Toko Sebelah, Susah Sinyal, Milly Mamet dan Imperfect. Ia pun membeberkan alasan mengapa dirinya hanya membuat satu film dalam satu tahun.
Menurut Ernest Prakasa, hal itu bukan lantaran ia menolak rezeki, namun ia juga ingin membagi waktu untuk istri dan kedua anaknya. "Bukan, bukan sok eksklusif. Bukan juga sok menolak rezeki. Alasannya sederhana, semata karena ingin meluangkan lebih banyak waktu bersama mereka, pusat tata surya saya," tulis Ernest di Instagram pada Rabu, 18 Desember 2019.
DEWI RETNO
Baca juga: Berdiri 1985, Toko Kelontong Ibunda Ernest Prakasa akhirnya Ditutup