TEMPO.CO, Bandung - Dinding ruangan Gedung YPK Bandung tampak semarak oleh lukisan, Rabu 16 Januari 2020. Sebuah karya Jeihan bersosok perempuan bermata hitam menyambut di pintu masuk. Bergeser sedikit ke kiri, seniman Tisna Sanjaya memajang sosok dirinya yang berdiri di sebuah batu besar. Di hadapannya ada sekelompok perempuan yang sedang mandi di sebuah telaga hutan.
Judul lukisan cat minyak buatan 2019 yang berukuran 140 x 180 sentimeter dengan nuansa hitam putih itu menggelitik; Jaka Tarub & 7 Bidadari Syariah. Selain Tisna, kurator menghadirkan pula karya lukisan Sri Warso, Nasirun, Syahnagra, Diyanto, Isa Perkasa, Iconk, Nadia Tarsanto, Ade Artie, Indah Arsyad, Ida Ahmad, dan Bibiana Lee. “Wasiat Jeihan untuk menghadirkan karya mereka dalam sebuah pameran,” kata Isa. Namun karya Joko Pekik absen di sana.
Lukisan Ade Artie di pameran bersama berjudul Energy di Gedung YPK Bandung 10-20 Januari 2020. TEMPO/ANWAR SISWADI
Dia mengenang ketika Jeihan berjuang melawan penyakitnya, semangatnya tak pernah padam untuk tetap melukis. Saat perjumpaan terakhir di rumah sakit, obrolan Jeihan tentang ide untuk menggelar bazar seni. “Obrolan didominasi Jeihan yang berapi-api,” ujar Isa. Lewat pameran ini mereka berharap semangat dan energi Jeihan dalam berkesenian bisa berdampak untuk seni rupa negeri ini.
Selain para seniman, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut memajang tiga lukisannya yang berwarna cerah. Judulnya seperti Murka Sungai Utara, Pusat Semesta, dan Gedung Wibawa yang melukiskan Gedung Sate tempatnya berkantor. “Pameran ini menitikberatkan pada persatuan, persahabatan, kegembiraan, dan kreativitas,” kata pelukis Syahnagra.
Lukisan karya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. TEMPO/ANWAR SISWADI
ANWAR SISWADI