TEMPO.CO, Jakarta - Mantan calon wakil presiden, Sandiaga Uno ikut mengomentari peristiwa penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto, Kamis, 10 Oktober 2019. Ia tidak sepakat dengan pendapat sebagian orang bahwa peristiwa itu settingan atau direkayasa.
"Enggak suka orang boleh, benci jangan karena mengakibatkan persepsi kita berubah total," kata Sandiaga dalam channel Youtube Deddy Corbuzier, yang tayang Selasa, 15 Oktober 2019. Dalam video berdurasi 23 menit itu, Sandiaga mengatakan, perasaan benci akan mengubah pendapat dari positif menjadi negatif.
Sandiaga juga mengajak masyarakat untuk bersikap skeptis terhadap pemberitaan yang tersebar. "Sekarang menjadi skeptis adalah hal yang baik karena lu juga enggak gampang dibohongi," kata Sandiaga.
Sandiaga juga berpendapat bahwa penegak hukum harus bersikap bijak terhadap orang yang mempertanyakan tragedi penusukan Wiranto yang menyebutnya settingan. Dirinya juga mempertanyakan jika masyarakat hanya menunjukkan sikap skeptis dan kebebasan berpendapat apakah itu merupakan pelanggaran hukum.
"Gue baca ada beberapa tokoh-tokoh yang mempertanyakan tinggal dijawab tapi kalau dia bertanya, freedom of speech tidak melanggar hukum, emang salah? Kan ini alam demokrasi kita, tinggal dijawab aja," kata Sandiaga.
Menurut mantan wakil gubernur DKI ini, kita semua perlu hati-hati dan waspada dengan adanya tragedi ini. Setiap sesuatu yang dilakukan berisiko yang berbeda-beda bentuknya. Sandiaga juga mengingatkan masyarakat yang berkarakter dengan istilah "juniper" yang merupakan singkatan dari julid, nyinyir, baper. "Kita jadi masyarakat jangan juniper sekarang, juniper itu julid, nyinyir, baper," kata Sandiaga.
MARVELA