TEMPO.CO, Jakarta - Galeri Nasional kembali menggelar pameran seni rupa dengan tema Kontraksi Pasca Tradisionalisme. Pameran ini menghadirkan karya instalasi, lukisan, patung, grafis, dan batik.
Kurator Suwarno Wisetrotomo menjelaskan, pameran ini berbeda dari tahun sebelumnya. Dia menjelaskan, hasil karya yang dipamerkan tidak mewakili daerah asal masing-masing seniman, melainkan bebas berkarya dengan tema yang sudah diusung.
"Bingkai dan kurasi dalam pameran ini sebagai sebuah pergulatan luar biasa dari berbagai proses kombinasi," ujar Suwarno, Selasa, 23 April 2019. Dia menjelaskan ke-55 karya tersebut diseleksi secara ketat. Setidaknya ada 886 karya dari 677 seniman yang diseleksi untuk tampil dalam pameran yang dibuka pada Rabu, 24 April 2019, ini.
Baca juga: Seni Istalasi Kemarahan Drupadi Lewat Batik, Bunga, dan Cabai
Selain karya yang diseleksi, ada juga seni rupa yang berasal dari seniman yang mendapatkan undangan untuk memamerkan karyanya di Galeri Nasional. "Seluruh karya yang ditampilkan menunjukkan eksplorasi media yang kaya," ujar Suwarno.
Kurator pameran seni rupa nusantara Kontraksi Pasca Tradisionalisme, Suwarno Wisetromo, saat menjelaskan salah satu karya di Galeri Nasional, Jakarta. Selasa, 23 April 2019. TEMPO | Chitra Paramaesti
Pameran ini, juga mengadakan diskusi publik seni rupa dan kunjungan ke Museum Macan. Diskusi tersebut akan menghadirkan para narasumber yang berkompeten di bidang seni rupa, yang akan memberikan informasi mengenai seni kepada publik.
Siapapun dapat mengunjungi pameran yang dibuka mulai hari ini, Rabu sampai Minggu, 24 April - 12 Mei 2019. Instalasi pameran terbagi di tiga ruang Galeri Nasional. "Pameran dibuka dari pukul 10.00 hingga 19.00," ujar Suwarno.