Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Denyut Literasi dari Lai Kopan

Reporter

image-gnews
Peserta Kelas Menulis Kampung Literasi Laikopan SMP Negeri 16 Kupang bersama narasumber, seniman setempat dan kepala sekolah tersebut. FOTO: Mezra E. Pellondou (istimewa)
Peserta Kelas Menulis Kampung Literasi Laikopan SMP Negeri 16 Kupang bersama narasumber, seniman setempat dan kepala sekolah tersebut. FOTO: Mezra E. Pellondou (istimewa)
Iklan

TEMPO.CO, KupangMendekatlah ke tanahku

Kau akan terus merasakan

Denyut moyangku Helong

He dan Lo yang artinya tanah ini tak dijual

….

Baris-baris puisi mengalir dari perempuan. Tangannya bergerak ke kanan, ke kiri, atas dan bawah. Suaranya naik-turun, terkadang dengan intonasi cepat, mengekspresikan isi puisi tersebut. Siang itu, Sabtu, 7 Oktober 2017, Mezra E. Pellondou,  membaca puisi Lai Kopan, dalam acara peresmian Kampung Literasi Lai Kopan SMP Negeri 16 Kupang. “Lai Kopan adalah raja kami,” kata sastrawan yang dikenal sebagai penggerak literasi ini.

Menilik sejarah, Lai Kopan adalah raja pertama Kerajaan Helong, yang memerintah Kota Kupang sebelum Portugis datang ke Nusa Tenggara Timur. Nama Kupang  berasal  dari nama Lai Kopan itu. Kopan, karena bias pengucapan oleh masyarakat, kemudian menjadi Kupang. “Akhirnya tiga raja muncul dari Helong/ Lai Kopan sang raja utama/ Lissin-Lai Bissi penguasa Buni Baun/ Laiskodat penguasa ujung tanjung…

Mezra adalah salah satu penampil dalam acara itu. Pembaca puisi lainnya, antara lain, Silvia Yoram, siswa-siswa SMP Negeri 16, siswa SMP St. Yoseph Kupang, dan lain-lain. Tak hanya berpuisi, mereka juga menyanyi, menari dan mementaskan drama. Sejumlah pejabat turut hadir dalam acara itu, seperti Kepala Kantor Bahasa Nusa Tenggara Timur Valentina L Tanate, pejabat Dinas Pendidikan Kupang, serta sejumlah seniman NTT seperti Felix Nesi dan AN Wibisana.

Kepala SMP Negeri 16 Kupang, Beny Mauko, mengatakan kegiatan Kampung Literasi itu berlangsung selama tiga bulan. Isinya adalah pelatihan menulis cerpen dan puisi. Ada 40 siswa yang mengikuti kegiatan yang bekerjasama dengan Uma Kreatif Inspirasi Mezra (UKIM) pimpinan Mezra E. Pellondou. “Hasilnya nanti dibukukan,” ujar Beny.

Ia menargetkan buku itu bisa terbit dan diluncurkan pada Desember 2017 di sekolah tersebut. Penerbitan buku itu bekerjasama dengan Penerbit Imaji, Jakarta. Adapun pelatihan akan berlangsung tiap hari Sabtu. Beny mengatakan akan melakukan upaya apa pun agar anak didiknya itu terus maju dan berkembang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah pembukaan yang berlangsung hingga jelang siang, acara dilanjutkan dengan kelas pertama. Sebanyak 40 siswa sekolah itu pun tekun mengikuti kelas tersebut dengan materi pertama adalah membuat kerangka dan alur menulis cerpen. Mereka sangat antusias. Mendengar, menyimak, bertanya, dan mengerjakan latihan secara spontan. Beberapa dari mereka juga kembali membaca cerpen dan puisi di sana.

Penyair Felix K. Nesi pun ikut membaca puisi di kelas itu. Maka mengalirlah puisi Felix berjudul Sapi di Ladang Kakek yang pernah dimuat di Koran Tempo bulan lalu.

Sapi telah merusak pagar ladang kakek.

Lima jantan tak cucuk hidung

mau kenyang tak mau rimbanya.

Hilang pisang lengkang singkong, meski

mantra di pagar itu pernah bunuh tentara Jepang.

MUSTAFA ISMAIL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

3 hari lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

2 Maret 2024

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar