Wawancara Tempo dengan Band Israel (Bagian II)

Reporter

Editor

Selasa, 15 Mei 2012 09:01 WIB

Mahleket Hanikot Shotrim / Mahash. facebook.com

TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun dikecamuk konflik, Israel menjadi alas biak bagi band-band punk/hardcore yang berkibar di kancah internasional pada era 1990-an. Sebut saja Nekhei Natza (1990-1997), Urban Skate Fanatic (1996-1997), dan Dir Yassin (1998-2001). Mereka adalah band-band legendaris di belantika musik hardcore internasional.

Setelah era Nekhei Natza, muncul band-band baru dengan orang lama seperti Mahleket Hanikot Shotrim (Mahash). Band ini digawangi bekas personel Nekhei Naatza, Santiago Brogez, pada bas; pendiri label hardcore punk Israel Boshet Records, David DegeneRat, di drum; Tal Olal pada gitar; dan Barak Se’iri pada vokal.

Dalam buku Sober Living For the Revolution: Hardcore Punk, Straight Edge, and Radical Politics, penulis Gabriel Kuhn menggambarkan Santiago Brogez sebagai motor gerakan radikal hardcore punk/straight edge di Israel pada 1990-an. Santiago membangun jaringan hardcore Israel yang hingga kini dinikmati generasi muda Israel.

Mahleket Hanikot Shotrim memainkan hardcore punk ala band Amerika Serikat Dead Kennedys. Seperti mayoritas band-band Israel lain, Mahleket Hanikot Shotrim memuat lirik yang mengkritik politik Israel.

Hingga kini, Mahleket Hanikot Shotrim baru merilis satu album. Pertengahan tahun 2012 mereka bakal melansir mini album berisi sembilan lagu. Mini album itu masih tetap berisi kritik sosial terhadap kondisi di Timur Tengah dan Israel.

Di bagian pertama wawancara dengan Tempo, Mahleket Hanikot Shotrim menceritakan mengenai sejarah musik punk atau hardcore di Israel. Di bagian kedua, Mahleket Hanikot Shotrim menjelaskan pendapat mereka soal Intifada dan makna di cerita lagu-lagu mereka.

Berikut petikan wawancara Tempo dengan Mahleket Hanikot Shotrim lewat surat elektronik tamutizona@yahoo.com.

11. Apakah Anda punya solusi untuk membuat Timur Tengah menjadi tempat yang lebih baik untuk ditempati?

Santiago: Dalam satu dekade terakhir sejak awal Intifada kedua dan pelanggaran terhadap Perjanjian Oslo, mayoritas anarkis di Israel (meskipun hanya segelintir jumlahnya) secara perlahan mulai menyerah dengan prospek mempengaruhi masyarakat Israel karena meningkatnya kelompok ultranasionalis dan fasis.

Karena itu, mayoritas anarkis hari ini bersama semua faksi Palestina, mengandalkan perjuangan dengan membuat gelombang tekanan dari luar yang kuat untuk mengubah persenjataan Israel dan memaksakan perubahan itu seperti ketika era Apartheid Afrika Selatan. Salah satu kampanye yang bisa dilihat dan dimotori warga Palestina adalah BDS: Boikot, Divestasi, Sanksi. Dari namanya saya kira sudah jelas. Melihat iklim politik di Israel, sejujurnya saya yakin itu merupakan satu-satunya cara yang tersisa dan cukup jitu. Namun, saya ragu menyebut itu sebagai "solusi". Saya juga merasa jika ada orang berpikir pendapat masyarakat Israel bisa diubah sehingga pendudukan bisa diakhiri dengan hanya menggunakan argumen tentang perdamaian dan keadilan serta hak asasi manusia, itu merupakan sebuah khayalan. Ini harus dicapai dari luar.

Bertolak belakang dengan mayoritas kaum komunis, anarkis Israel mendukung wacana satu negara sebagai solusi konflik ketimbang menyerukan dua negara terpisah, warga Palestina dan Israel, hidup berdampingan. Tentu ketika saya mengatakan "mendukung", saya hanya menyebutkan seperti yang dikatakan anarkis sebagai sesuatu yang tentatif, yaitu mendukung pembentukan satu negara. Sejujurnya karena ini semua sudah jauh dari kenyataan. Soal perdebatan satu negara vs dua negara hanya menjadi sesuatu yang membuang-buang waktu: seperti argumen tentang apa yang harus dilakukan setelah revolusi.

12. Mayoritas lirik kalian mengandung protes sosial dan politik terhadap pemerintah Israel? Kenapa? Apa pendapat kalian mengenai politik Israel?

Barak: Kenapa? Karena negara ini menyebalkan.

13. Siapa yang membuat lirik dan lagu? Bagaimana proses kreatifnya?

Tal: Mayoritas lirik ditulis Barak, kecuali dua lagu di album kami. Santiago dan saya lebih ke sisi kreatif dalam soal musik tetapi semua terlibat dalam proses pembuatannya. Kami nyaris selalu menulis musik untuk sebuah lagu, lalu menciptakan liriknya. Itu proses yang cenderung berbeda ketimbang mayoritas band lain yang pernah dan masih saya perkuat. Saya rasa dengan cara kreatif seperti itu kami memberi penekanan kepada lirik. Secara grafis saya kira David adalah personel paling kreatif karena ia telah membuat desain untuk sampul album atau insert begitu juga flyer kami.

14. In Halevay SheTamut, siapa yang kalian tuding?

Barak: Saya biasanya berkelana untuk beberapa tahun yang cukup lama dan beberapa orang idiot dan bangsat yang saya temui memberi inspirasi bagi saya untuk menulis lagu ini. Tetapi pada dasarnya ini lagu yang ditujukan untuk warga Israel awam.

15. Bisa cerita kepada saya soal latar belakang HaYore MeHar Zion (Har Zion Shooter)?
David: Har Zion adalah sebuah jalan di selatan Tel Aviv yang terkenal dengan kawasan prostitusi. Lagu ini tentang seorang pembunuh yang berada di kawasan itu dan menembaki pelacur. Kami menulisnya saat kami berangkat untuk bermain bareng dan melewati tempat kejadian perkara di Har Zion yang menjadi lokasi penembakan.

16. Hayiti Batuah Shekakha Makirim Banot (I Thought That's How You Meet Girls). Apakah misi ini selesai? Apakah Anda mendapatkan gadisnya? Apakah Anda mendengarkan Offspring?

Barak: Saya dapat gadis yang lebih baik. Saya masih mendengarkan Offspring beberapa kali.

17. Ceritakan tentang Ha'ayin Hakhuma (The Brown Eye)? Apa artinya?

Tal: Itu cerita soal seseorang yang sangat suka menjilat.

18. Apakah Anda mendukung Intifada?

Santiago: Satu kata: Ya. Tetapi Anda harus ingat bahwa istilah Intifada mencakup berbagai taktik dan tendensi yang sangat beragam. Intifada Palestina yang pertama, 25 tahun lalu, secara mendasar mirip dengan Arab Spring tahun lalu: aksi yang spontan, horizontal, pemberontakan rakyat yang tak terpusat, yang menyebabkan rusuh dan pembangkangan sipil, juga mogok massal dan lain-lain. Itu sebagian besar tidak dipicu atau dikontrol oleh kader dari sebuah kekuatan politik yang dominan atau faksi agama tertentu. Itu berbeda dengan Intifada pada 2000 atau dikenal dengan Al Aqsa Intifada. Seperti namanya, itu lebih bermuatan religius, fundamentalis, militeristik, pemberontakan yang hierarki, terpersonifikasi oleh organisasi yang hierarkis seperti Hamas dan menggunakan taktik seperti bom bunuh diri dan roket-roket Qassam. Dua tendensi yang bertentangan ini tentu masih tetap bersemayam dalam perjuangan warga Palestina.

Sekitar 2003-2004, saat Al Aqsa Intifada surut, sebuah perjuangan populer menentang Dinding Pemisah Israel mulai berkembang. Sebuah perjuangan yang bisa dianggap seperti Intifada ketiga. Ini terjadi dan masih berlangsung di beberapa desa kecil di Tepi Barat yang tanahnya menjadi tempat dibangunnya Dinding. Perjuangan itu dilakukan tanpa senjata (meskipun bukan tanpa kekerasan), dengan demonstrasi, berarak-arakan, dan terkadang aksi sabotase atau pembangkangan sipil. Dalam aksi itu beberapa warga Israel dan aktivis internasional bergabung dengan anggota masyarakat desa. Lagi-lagi saya ingin menegaskan bahwa bertolak belakang dengan pandangan umum, perjuangan warga desa Palestina ini dilakukan tanpa senapan atau tanpa senjata. Tetapi ini bukan perjuangan tanpa kekerasan. Dan tidak ada alasan yang bisa membenarkan perjuangan itu tidak boleh tanpa kekerasan. Orang-orang ini berjuang untuk kebebasannya di masa hidup mereka dan mereka tidak boleh tunduk pada standar tanpa kekerasan di hadapan tekanan militer yang sangat keras. Yang saya maksud, terkadang sebagai pilihan taktik, ini bagus.

Anarkis Israel merupakan pendukung terkuat dan mitra paling yang berkomitmen untuk bergabung dengan perjuangan ini sejak awal. Karena itu, nama kelompok anarkis Israel dikenal sebagai ”Anarchists Against the Wall”.

Kembali ke pertanyaan apakah saya secara pribadi mendukung Intifada, saya merasa harus memisahkannya agar jelas bahwa saya tidak menganggap semua populasi Yahudi di Israel layak menjadi target dalam perjuangan kemerdekaan warga Palestina. Kombatan Israel (tentara dan polisi dll) serta penduduk Yahudi di Tepi Barat masuk kategori yang berbeda dari warga sipil Israel, di mata saya dan di mata Undang-Undang Internasional. Saya menerima fakta bahwa setiap warga Israel terlibat di dalamnya.

19. Selain bermain musik apa yang kalian lakukan untuk mencari nafkah?

David: Kami tidak mencari uang dari musik. Kami malah menghamburkan uang untuk itu... Di band, kami seorang pramusaji, teknisi lampu, dan dua desainer grafis.

KODRAT

Berita terkait:
Wawancara Tempo dengan Band Israel (Bagian I)

Berita terkait

44 Tahun Duta Sheila on 7 Kelahiran Kentucky AS, Mau Tau Motto Hidupnya?

6 hari lalu

44 Tahun Duta Sheila on 7 Kelahiran Kentucky AS, Mau Tau Motto Hidupnya?

Duta Sheila on 7 hari berusia 44 tahun tetap menunjukkan eksistensinya dalam berkiprah di industri musik Tanah Air. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

7 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

13 hari lalu

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

15 hari lalu

Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya.

Baca Selengkapnya

Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

19 hari lalu

Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

27 hari lalu

Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

32 hari lalu

Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

Penyanyi Lizzo sempat menyatakan di Instagram dia ingin mengakhiri kariernya dalam industri musik

Baca Selengkapnya

45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

50 hari lalu

45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.

Baca Selengkapnya

Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

51 hari lalu

Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya

Baca Selengkapnya

Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

54 hari lalu

Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.

Baca Selengkapnya