Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu, Buku Antologi Puisi Karya Didikan Dee Lestari

Reporter

Tempo.co

Editor

Marvela

Selasa, 29 Maret 2022 15:45 WIB

Buku antologi puisi Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu karya Semut Merah Kaizen, komunitas menulis yang anggotanya merupakan alumni kelas menulis Dee Lestari. Dok. Semut Merah Kaizen.

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas menulis binaan Dee Lestari, Semut Merah Kaizen merilis buku antologi puisi yang berjudul Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu. Total ada 117 puisi terbaik yang terinspirasi dari situasi pandemi Covid-19, hasil karya 40 orang alumni Kelas Menulis Kaizen Dee Lestari yang dimuat dalam buku antologi ini.

Dee Lestari mengaku senang dan bangga atas karya para alumni kelas menulisnya ini. "Di dalam kelas Kaizen yang saya tekankan berkali-kali adalah berpikir selalu dalam konteks berkarya," kata Dee Lestari dalam peluncuran buku Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu yang digelar secara virtual pada Sabtu, 26 Maret 2022. "Dengan kita menamatkan sebuah karya di situlah pembelajaran yang paling berharga bisa kita dapatkan."

Setahun lalu, hampir 400 puisi terkumpul dan lewat proses kurasi akhirnya terpilih 117 puisi. Total ada lima kurator yang juga merupakan anggota dari Semut Merah Kaizen. Buku ini terbagi dalam empat bab yang masing-masing menceritakan emosi rindu yang berbeda-beda.

"Karena seseorang mengalami rindu dengan emosi yang berbeda-beda. Saat kita kangen seseorang ada yang berbunga-bunga tapi ada yang sampai nelangsa. Kita ingin membawa emosi-emosi yang beraganm itu ke dalam satu buku yang merangkum perasaan rindu agar pembaca bisa terhubung dengan puisi-puisi yang ada," kata Arief Nugraha, kurator sekaligus anggota Semut Merah Kaizen.

Buku antologi puisi Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu diterbitkan oleh MCL Publisher. Buku ini adalah buku puisi pertama yang diterbitkan MCL, yang juga adalah penerbit yang baru berdiri di masa pandemi. Direktur MCL Rosidayati Rozalina mengaku terkesan saat pertama kali membaca naskah puisi yang ditulis oleh lham Syamtar.

Advertising
Advertising

"Itu tentang rindu, tentang rindu itu katanya susah disembunyikan ya. Ini karena saya pakai kerudung, seperti anak rambut yang ingin muncul walaupun sedang berusaha untuk ditutupi tapi kadang-kadang muncul. Itu keren banget ya, pas banget. Dan juga banyak sekali puisi di situ itu, apa ya kalau istilah sekarang itu bikin baper," kata Rosidayati Rozalina yang juga merupakan Mantan Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).

Dalam kesempatan yang sama, salah satu penyair terbaik Indonesia Aan Mansyur turut hadir untuk mengulas buku Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu. Ia mengaku senang atas perilisan buku kumpulan puisi yang masih jarang ditemukan di toko buku saat ini. Menurutnya, setiap karya sederhana apapun yang terlahir selalu ada perjalanan yang kompleks dibaliknya.

"Tema rindu ini cukup kompleks secara sistem kreatif karena tema ini cukup digemari oleh penulis lain oleh karena itu kita harus mengukur tema terkait rindu apa yang belum ter-explore. Buku ini lahir di masa pandemi dan membuatnya menarik. Namun emosi personal sangat dominan ditemukan dalam puisi-puisi di buku ini. Buku ini juga berbicara hal menarik semisal soal ruang, waktu, tubuh yang terpisah," kata Aan Mansyur.

Untuk ilustrasi yang digunakan pada sampul buku, terinspirasi dari emosi rindu itu sendiri. "Emosi rindu yang menghanyutkan digambarkan dengan gelombang, ada kaki seorang manusia yang terhanyut oleh perasaan yang kita sebut rindu. Bisa memporak-porandakan dan menggetarkan seseorang yang merasakan rindu, terlihat dari berbagai macam benda yang terlempar saat orang tertelan oleh rindu," kata Arief Nugraha.

Banyak puisi dalam buku antologi puisi Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu yang disukai Dee Lestari. Namun ada satu yang spesial di matanya. Puisi tersebut adalah yang pertama kali dibaca Dee Lestari setelah menerima bukunya. Puisi tersebut merupakan karya Angelina Enny:

Untuk menerbitkan rindu, aku hanya perlu:
Setangkup bayanganmu,
gelebah yang tak terukur.

Kuteguk dengan:
Secangkir kenangan, sesal masa lalu.

Semut Merah Kaizen sebelumnya telah meluncurkan buku pertama, sebuah antologi cerita pendek yang berjudul Cerita Saat Jeda: Kumpulan Rasa Saat Pandemi Mengimpit, pada September 2020. Buku ini terjual 500 lebih eksemplar hanya dalam dua hari. Saat ini, Semut Merah Kaizen sedang mempersiapkan buku ketiga yang melibatkan khalayak lebih luas, yakni tidak terbatas di anggota komunitas saja. Buku ketiga ini adalah antologi surat, di mana setiap penulis diminta untuk menulis surat yang bisa ditujukan kepada Tuhan, diri sendiri, orang lain dan benda baik hidup maupun tidak hidup.

Semut Merah Kaizen yang terbentuk pada April 2020 adalah komunitas menulis yang anggotanya merupakan alumni Kelas Menulis Kaizen Dee Lestari yang sudah berjumlah lebih dari 1.500 orang. Komunitas ini sendiri digagas oleh Dera Menra Sijabat, wartawan The New York Times, yang juga peserta kelas menulis Dee Lestari angkatan pertama.

Baca juga: Cerita Saat Jeda, Buku Antologi soal Pandemi Karya Alumni Didikan Dewi Lestari

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

13 jam lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

19 jam lalu

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.

Baca Selengkapnya

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

20 jam lalu

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.

Baca Selengkapnya

Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

1 hari lalu

Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

Joko Pinurbo memiliki jiwa sosial yang tinggi termasuk terhadap perempuan dan kelompok marginal, termasuk saat masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

1 hari lalu

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

1 hari lalu

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

1 hari lalu

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

Sahabat dan juga teman dekat Joko Pinurbo dari kalangan sastrawan mengungkapkan duka mendalam melalui media sosial X, Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

1 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

Sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin, berpulang pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pukul 06.03 WIB.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

30 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

37 hari lalu

PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

PBB meluncurkan "Those Not Left Behind", buku berisi 22 kisah nyata tentang upaya mencapai SDGs.

Baca Selengkapnya