TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah cendekiawan muslim dan budayawan pekan lalu berlatih macapat, melantunkan tembang bermuatan pesan keagamaan dengan iringan gamelan, untuk berdakwah dengan pendekatan budaya di Rumah Budaya Nusantara, Puspo Budoyo, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan.
"Mereka meneladani cara dakwah Sunan Kalijaga, anggota Wali Songo, penyebar Islam abad ke-15 di Pulau Jawa. Diiringi irama merdu dan mendayu, mereka bersimpuh, terhanyut, asyik dan masyuk melantunkan kidung Sarira Ayu, mantra penolak bala karya Sunan Kalijaga, dipandu seniwati dan seniman berpengalaman," ujar seorang wartawan senior Indonesia, Parni Hadi, di Jakarta, Ahad, 12 Maret 2017.
Mereka yang tampak menikmati latihan itu, di antaranya Lily Wahid, adik almarhum Gus Dur; Bambang Wiwoho, wartawan dan penulis beberapa buku kerohanian Islam; Luluk Sumiarso, pimpinan Puspo Budoyo; Rahmad Riyadi, penerbit buku dan guru; Puthut Budi Santoso, penata tari; dan Parni Hadi, wartawan dan ketua umum Paguyuban Pawitandirogo, yang juga mantan Pemimpin Umum LKBN Antara. "Nung, nung, nang, nang, ndang, ndang, tung, gung," demikian terdengar suara bonang, kendang, kempul, dan gong.
Rumah Budaya Nusantara dilengkapi dengan panggung terbuka untuk pentas seni budaya Nusantara bagi siapa saja. Pusat budaya ini menaungi Nusantara Institute, semacam Goethe Institut, Jerman, dengan misi promosi budaya di mancanegara.
ANTARA