TEMPO.CO, Surabaya - Menyambut hari kemerdekaan 17 Agustus 2017, grup musik RAN tampil di Konser Festival Aku Berindonesia yang diselenggarakan oleh Teh Javana – Tempo Impresario di Lapangan Colombo, Perak Barat, Surabaya, Kamis malam, 17 Agustus 2017. Di sela-sela konser, grup asal Jakarta yang digawangi Rayi Putra, Asta Andoko, dan Anindyo "Nino" Baskoro, pun menyampaikan pandangannya tentang makna kemerdekaan.
Baca: HUT Kemerdekaan 2017, Ada Rekor 1478 Paskibra di Pulau Sebatik
Vokalis grup RAN, Nino, memaknai kemerdekaan sebagai kebebasan untuk berkarya, mengeksplorasi kemampuan bermusik dan tidak takut menjadi diri sendiri. Kemerdekaan, kata dia, juga berarti bebas dari rasa takut dijustifikasi orang lain, takut dicap jelek dan takut tidak berhasil. “Inti kemerdekaan menurut kami bebas berekspresi tanpa ketakutan,” kata Nino kepada Tempo di sela-sela konser.
Personil RAN lainnya, Rayi, menambahkan keberagaman di tanah air harus disyukuri karena mampu membawa Indonesia tetap kokoh pada usianya ke-72 tahun. Menurut Rayi, tidak ada negara lain selengkap Indonesia dalam hal keberagaman. “Indonesia itu keren, berbeda-beda tetapi satu jua. Berbhineka. Ini harus kita pertahankan dan dijunjung tinggi,” ucap dia.
Dari keberagaman itu, ujar Rayi, justru muncul hal-hal yang unik . Keunikan itulah, kata dia, yang menjadi ciri khas Indonesia. Misalnya keberagaman dalam hal budaya, bahasa, makanan, musik dan lain-lain. “Justru keberagaman inilah yang harus kita banggakan,” katanya.
Simak: PT Pelni Rayakan Kemerdekaan dengan Upacara di Atas Kapal
RAN, tampil menggebrak di atas panggung sebagai penutup rangkaian festival yang digelar sejak pagi. Ribuan anak baru gede, khususnya cewek, histeris menyaksikan penampilan tiga cowok keren yang terdiri atas Rayi, Asta dan Nino tersebut. Sekitar 10 lagu yang dibawakan RAN, termasuk nomor-nomor hitnya. Kegiatan ditutup dengan pesta kembang api.
Selain pertunjukkan musik, Festival Aku Berindoesia juga diisi dengan kegiatan parade budaya oleh ratusan pelajar TK hingga SMP, lomba-lomba unik khas 17 Agustus yang melibatkan masyarakat dan beraneka macam bazaar. Festival tersebut mengkampanyekan empat poin utama, yakni aku berbicara, aku bersikap, aku berbuat dan aku bernilai.