TEMPO.CO, Jakarta - Artis sekaligus penyanyi muda, Maudy Ayunda, menerima tantangan mengisi hari-harinya dengan beraktivitas menjadi duta guna membawa pesan kepada generasi muda untuk melawan perbudakan modern.
Artis yang mengawali karier layar lebar lewat film Untuk Rena tersebut, Selasa sore, 14 Maret 2017, di Gedung Kantor Wakil Presiden, Jakarta, menyatakan ketertarikan untuk ikut melawan perbudakan modern.
Baca: Lebih dari 45 Juta Orang Hidup dalam Perbudakan Modern
"Betapa isu ini harus diangkat ke permukaan agar generasi muda menjadi tahu bahwa ini penting," kata Maudy seusai deklarasi para pemuka agama melawan perbudakan modern.
Artis yang juga penyanyi tersebut membeberkan 40 persen korban perbudakan modern saat ini merupakan generasi muda dan anak kecil. "Jadi ini relevan," kata dia.
Penyanyi yang merilis album berjudul Panggil Aku itu mengatakan langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengakui adanya perbudakan modern.
Baca Juga: Tokoh Lintas Agama Tolak Perbudakan Gaya Baru
Mengutip data laporan Indeks Perbudakan Global 2016, sebanyak 45,8 juta jiwa manusia di dunia hidup dalam perbudakan modern. Adapun di Indonesia, sekitar 736 ribu orang masih dalam jeratan perbudakan modern.
"Ini merupakan langkah awal untuk selanjutnya mencari solusi mengatasi masalah (perbudakan)," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Maudy mengaku terharu dengan komitmen pemuka agama di Indonesia, yang turut serta dalam upaya penghapusan perbudakan modern melalui penandatanganan deklarasi.
"Terasa banget Bhinneka Tunggal Ika-nya. Isu ini menjadi isu bersama agama-agama yang ada," kata Maudy, yang berencana ingin merilis album baru.
ANTARA