TEMPO.CO, Jakarta - Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII) akan kembali digelar di Museum Nasional, Jakarta, pada 5-6 November 2016. Tahun ini, festival yang melibatkan pendongeng nasional dan mancanegara ini mengusung tema Cerita Indonesiaku.
Saat jumpa pers, ketua penyelenggara FDII 2016 Ariyo Zidni menuturkan alasannya memilih tema tersebut. Ia mengenang saat pentas di luar negeri, ada pendongeng asal Amerika menceritakan dongeng dari luar negaranya seperti dongeng dari Tibet atau Meksiko.
"Usai pentas biasanya kami sharing dan ternyata mereka tidak mengenal dongeng asal Indonesia. Yang mereka tahu cerita kancil, tapi mereka pun mengira kancil dari Malaysia," kata Ariyo di Restoran Kembang Goela, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Oktober 2016.
Karena itulah ia memutuskan untuk memilih tema tersebut. Namun, tema ini dipilih bukan semata-mata hanya ingin memperkenalkan dongeng asli Indonesia ke mata dunia. "Kami juga ingin menghidupkan kembali menghidupkan tradisi mendongeng dengan mempromosikan metode mendidik yang baik dan unik untuk anak-anak menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap Indonesia," kata Ariyo.
FDII 2016 tak hanya menghadirkan pendongeng asal Indonesia seperti Agus PM Toh, I Made Taro Dan Gede Tarmada, Imam Rojali, Rona Mentari dan lainnya tetapi juga akan dimeriahkan oleh pendongeng mancanegara negara seperti Sheila Wee dari Singapura, Wajjupa Tossa dari Thailand, Craig Jenkins dari Inggris dan lainnya.
"Seluruh pendongeng mancanegara akan menyampaikan dongeng dengan bahasa Inggris tapi kami akan menyiapkan penerjemah. Ia akan menyampaikan dengan teknik mendongeng," terang pria yang akrab disapa kak Ayo ini.
Ia menjelaskan, para pendongeng mancanegara ini akan membawakan dongeng asal Indonesia yang dikombinasikan dengan dongeng kontemporer. "Jadi, mereka bilang ini bukan cerita dari Indonesia tapi cerita dari mereka," katanya sembari tertawa.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini panggung dongeng tak cuma satu melainkan tersebar di beberapa titik. "Setiap dongeng akan kami beri waktu 15 menit dan setiap satu jam kami akan mendatangkan 'penjaga mimpi' untuk menghibur anak-anak," katanya.
Selain mendengarkan aneka dongeng, pengunjung FDII juga bisa mengikuti beberapa kegiatan. Salah satunya adalah kelas berdongeng bagi orang tua. Dan untuk semua kegiatan tersebut, pengunjung festival tidak dikenakan biaya. "Cukup membayar tiket masuk museum. Semuanya kegiatan kecuali penampilan khusus gratis," katanya.
DINI TEJA