TEMPO.CO, Jakarta - Selebritas Dewi Hughes mengatakan sangat mengikuti perkembangan kasus Angeline, gadis yang dikabarkan hilang hampir sebulan dan ditemukan tewas pada 10 Juni 2015. Perempuan asal Bali itu mengaku mendapatkan pesan pendek dari teman dan koleganya serta aktivis di Bali ihwal Angeline yang dikabarkan hilang pertengahan Mei lalu.
Saat mendapatkan pesan itu, Hughes merasa ada keanehan. “Saya langsung curiga ini ada domestic violence,” katanya saat dihubungi, Minggu, 14 Juni 2015.
Ia mengatakan sulit percaya ada anak yang bisa hilang di Pulau Dewata. Sebagai orang yang punya rumah di Sanur dan pernah tinggal lama di daerah itu, Hughes yakin Bali adalah tempat yang aman.
Ia mencontohkan, banyak orang yang berpakaian minim di daerah itu, tapi jarang terdengar kabar kekerasan seksual atau pemerkosaan. Saat masih kecil pun, kata Hughes, ia jarang mendengar kabar penculikan anak di Bali.
“Jadi saya pikir terjadi masalah dalam rumah tangga di keluarga Angeline, seperti mungkin orang tua yang cerai, atau kasus rumah tangga lain,” katanya.
Walau curiga, Hughes tetap berpikir positif dengan menjunjung asas praduga tak bersalah terhadap keluarga Angeline, hingga muncul berita jasad anak berusia 8 tahun itu ditemukan. Ia menyatakan sangat prihatin atas insiden yang dialami gadis kecil itu. “Sampai sekarang saya masih sering membayangkan wajahnya sambil mengirim doa untuk anak itu,” kata aktivis anak ini.
MITRA TARIGAN