TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Pangestu menutup perhelatan Indonesia Performing Art Market (IPAM) 2013 di teater Salihara pada 16 November 2013. Ia mengatakan, kegiatan ini untuk menampilkan seni kontemporer Indonesia agar bisa di bawa ke dunia internasional.
“Indonesia bukan dikenal lewat gamelan saja, tapi juga seniman lain di bidang kontemporer,” katanya. Ia mengakui, ini baru permulaan. Dan seniman Indonesia akan ditempatkan dan diberikan infrastruktur untuk menampilkan kebolehannya.
Nantinya, Indonesia dan negara lain akan berkolaborasi saling mendatangkan seniman ke negaranya. Menurut Mari, seniman akan ditempatkan selayaknya,” Kita tidak mau mendengar cerita sedih tentang penari Cirebon yang maestro tari yang hidup susah,” kata Mari.
Koreografer Ery Mefri, 54 tahun, dari Nan Jombang Dance Company yang menampilkan Tarian Malam dalam penyelenggaraan Indonesia Performing Arts Market (IPAM) 2013 pada hari kedua mengatakan, ada beberapa peminat dari luar negeri (pengelola festival) yang meminta kelompoknya tampil di negerinya. (Baca :Mereka yang Ikut Indonesia Performing Arts Market).
“Tapi saya belum bisa sebutkan sekarang,” katanya. Ia mengatakan, ketertarikan peminat itu pada kelompok tarinya, karena memiliki kriteria yakni, para penari memiliki kepiawaian dalam teater, musik dan tari.
Baca Juga:
“Tiga unsur lengkap yang mungkin tidak dimiliki kelompok lain,” kata Ery. Selain itu Nan Jombang Dance Company dinilai memiliki konsep dalam penggarapan, tema dan kualitas pertunjukan dalam penampilannya.
Dance Company ini juga pernah mendapat pujian dari Associate Producer Esplanade Theater Singapore, Norhayati Yosoff beberapa waktu lalu yang dianggap punya nilai besar.
Sejak didirikan pada 1983, Nan Jombang Dance Company telah memproduksi pelbagai koreografi dan dipentaskan pada acara kesenian di dalam dan di luar negeri. Misalnya, The Big Question di Indonesian Dance Festival pada 1994, Ratok Piring dan Sarikaik di Brisbane Powerhouse, Australia (2007), dan Rantau Berbisik di Haus der Kulturen der Welt, Berlin, Jerman (2011).
Perkenalan Ery dengan Andrew Ross, Direktur Brisbane Powerhouse (kini menjadi konsultan di IPAM 2013), diawali pada 2004, ketika Nan Jombang menampilkan tarian kontemporer budaya Minangkabau di acara International Art Market di Bali.
Di ajang yang difasilitasi Departemen Pariwisata itu hadir para direktur festival dari 43 negara. Andrew langsung tertarik dan menawarkan Ery tampil di Australia, didanai Brisbane Powerhouse Australia. (Baca: Penari Indonesia Bawa Kisah Gempa ke Australia |
Setelah tampil di Australia, beberapa kerja sama berlanjut, di antaranya tampil di Singapura, dan Darwin Festival, Australia.
IPAM membuka seluasnya kesempatan terjadinya kontak dan dialog langsung antara seniman Indonesia, produser, dan presenter internasional. Seniman Indonesia yang tidak berpentas di IPAM 2013 tetap disarankan untuk hadir, mengikuti seminar, menonton pentas, berpartisipasi dalam sesi networking, dan bersosialisasi dengan seluruh delegasi.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Jonas Minta Maaf, FPI Tetap Ingin Dia ke Penjara
Mariah Carey Merasa Dibohongi di Idol
Jonas Mengaku Telah Menikah dan Masuk Islam
Film Noah Menggantung, Ini Alasannya