Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebuah Pesta Untuk Dewi Kesuburan  

image-gnews
(Foto:TEMPO/ANANG ZAKARIA)
(Foto:TEMPO/ANANG ZAKARIA)
Iklan
TEMPO Interaktif, Yogyakarta  - Perupa Petrus Agus Herjaka menghadirkan Dewi Sri. Dalam bentuk wayang, Dewi Kesuburan yang dikenal di Jawa, Bali dan Sunda itu hadir memenuhi segala sisi kehidupan masyarakat. Dalam pesta, bencana dan harapan. Tak salah lagi, Dewi yang disimbolkan wanita cantik dan pemurah itu adalah Dewi padi. Dan padi, selama ini menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat agraris.


Kekuatan itulah yang diusung Herjaka HS, demikian perupa itu dikenal, dalam pameran tunggal di Tembi Rumah Budaya Sewon Bantul Yogyakarta. Bertema “Kemboel Dewi Sri”, lukisan karya Herjaka akan dipamerkan selama 13 hari, dari 18-31 Desember 2010.

Kemboel,  menurut Herjaka, bisa bermakna dengan kegiatan : acara maka bersama.  “Ini  adalah semacam ajang menampilkan ekpresi Dewi dalam berbagai cerita,” kata Herjaka,  saat ditemui Tempo di ruang pameran, Minggu (19/12).

Ada 30 karya lukisan Herjaka yang dipamerkan. Dipersiapkan sejak dua tahun sebelumnya, 11 karya diantaranya dilukis di atas kertas dengan menggunakan tinta. Semisal lukisan “Mencari Sri” yang berukuran 50 X 70 sentimeter dan “Pasangan Kesuburan” yang berukuran 34 X 48 sentimeter. Karena dilukis dengan tinta maka hanya ada dua warna dalam lukisan-lukisan itu, hitam dan putih. “Tapi itu yang membuatnya lebih unik dan eksotis,” kata dia.

Adapun sisanya, sebanyak 19 lukisan lainnya, dibuat dengan menggunakan cat minyak di atas kanvas. Berbeda dengan lukisan kertas dengan tinta, lukisan dengan minyak itu lebih semarak warnanya. Di antaranya adalah lukisan berjudul “Kemboel Dewi Sri” yang berukuran 195 X 145 sentimeter dan “Sri Import” yang berukuran 110 X 150 sentimeter.

Herjaka mengaku memilih bentuk wayang dalam menampilkan sosok Dewi Sri karena tak lepas dari pengalaman masa kecilnya. Sebagai putra asli Yogyakarta, kehidupan Herjaka tak lepas dari wayang. “Sejak kecil orang tua sering mengajak nonton wayang,” kata dia.

Kedua simbol itu, kepercayaan masyarakat terhadap Dewi Sri dan wayang sebagai pengalaman masa kecil, akhirnya bermuara menjadi satu ekspresi keprihatinan terhadap kondisi pertanian saat ini. Hal itu dapat dilihat dari karya Herjaka berjudul “Sei Buang” yang dibuat dengan cat minyak di atas kanvas berukuran 80 X 150 sentimeter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di situ, Dewi Sri digambarkan tengah bersedih. Karena proses yang dilakukan petani, saat panen tiba, bulir padi banyak terbuang percuma. “Karena dipukul-pukulkan, bulir padi banyak berserak,” kata dia. Cara itu, lanjut dia, tentu berbeda dengan yang dilakukan petani di jaman dulu. Satu persatu dahan padi dipotong dengan pisau kecil. “Biasa disebut ani-ani.”

Secara umum, kata dia, lukisan yang dia pemerkan adalah refleksi terhadap dunia pertanian. Petani lebih memilih traktor daripada membajak dengan sapi. Pupuk kimia lebih banyak digunakan daripada pupuk organik yang bisa didapat dari kotoran sapi. Cara itu, memang lebih praktis. “Tapi lihat sekarang, tanah menjadi tak subur lagi,” kata dia, “Bahkan cacing dan ulet pun enggan hidup di sawah.”

Pameran kali ini merupakan pameran ke-11 yang digelar Herjaka. Enam di antaranya digelar secara tunggal, salah satunya adalah “Kimboel Dewi Sri”. Dari 30 lukisan Dewi Sri yang dia pamerkan saat ini, satu di antaranya dibuat pada 1998. Yakni, lukisan berjudul “Sri Wiji” yang dilukis dengan cat minyak di atas kanvas berukuran 80 X 60 sentimeter. Adapun 29 lukisan lain, dibuat antara tahun 2008-2010. “Karena temanya sama, Dewi Sri.”

 

ANANG ZAKARIA

 

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

48 hari lalu

Seorang aktivis pro-Palestina memotong lukisan Menteri Luar Negeri Inggris abad ke-20, Arthur Balfour, di Universitas Cambridge
Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina


Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

25 Februari 2024

Pameran belasan lukisan Barli di SuJiVa Resto & Art Space, Bandung, 15-29 Februari 2024.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.


Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Pameran karya nominasi kompetisi
Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.


Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Lukisan dua panel kanvas buatan Ayurika berjudul Temu. (Dok.Galeri).
Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.


Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Patung berjudul The Ancestors karya I Wayan Upadana buatan 2023.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.


Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft dilukis oleh Putu Bonus Sudiana. (foto: Sergap)
Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.


Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Butet Kartaredjasa (kiri), Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah), dan Djoko Pekik (kanan). (Instagram/@masbutet)
Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.


Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran kelompok Flemish berjudul Silence Before the Storm di Galeri Pusat Kebudayaan Jalan Naripan nomor 9 Bandung, 4-13 Agustus 2023. (ANWAR SISWADI)
Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.


Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Pameran kelompok seniman AbstraX berjudul Dive into the world of Painting Matters di Galeri Lawangwangi Creative Space Bandung.(Tempo/Prima Mulia)
Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.


Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Seniman Sri Setyawati Mulyani alias Cipuk menggelar pameran tunggal berjudul Inner Landscape di Bandung. Dok. Orbital
Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.