Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ritual Suran Banyuraden, Meneladani Ki Demang

image-gnews
FOTO ANTARA/Wahyu Putro A
FOTO ANTARA/Wahyu Putro A
Iklan
TEMPO Interaktif, Yogyakarta -- Hasil bumi itu disusun hingga menjadi gunungan. Terong, wortel, cabai, kacang panjang, mentimun, dan sayur mayur lainnya ditumpuk mengerucut setinggi dua meter. Di panggul empat orang berpakaian adat Jawa dan dibawa berkeliling desa. Di bagian depan dan belakangnya, puluhan lelaki berpakaian prajurit Kraton Yogyakarta berjalan beriringan.


Suasana kian semarak saat belasan kelompok seni tradisional – dari topeng ireng, jathilan, hingga kuda lumping – turut dalam arak-arakan itu. Tepian jalan pun padat oleh orang-orang yang datang menonton.


Sepotong kemeriahan itu adalah bagian dari Upacara Suran Mbah Demang yang digelar masyarakt Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta, Senin malam kemarin. Seperti namanya, Suran bermakna bula Syura atau Muharam dalam penanggalan Hijriah. Lepas kirab, para pesertanya menggelar ritual salawatan di bekas rumah mbah Demang.


Kepala Desa Banyuraden, Muhammad Abdul Kadir, mengatakan tiap tahun kirab itu digelar masyarakat setempat. Selain menjadi event wisata tahunan di Kabupaten Sleman, kegiatan itu merupakan bagian dari pelestarian tradisi. “Sejak tahun 1993, dikemas sebagai agenda wisata kabupaten,” katanya.


Siapa sebenarnya Ki Demang? Masyarakat mengenalnya sebagai seorang tokoh Desa Banyuraden yang hidup di akhir abad 19. Dia bernama lengkap Ki Demang Cokromodikromo. Meninggal pada 1924. “Nama kecilnya Asra,” ujar Abdul Kadir, yang juga keturunan kelima Ki Demang.


Menurut Abdul, gelar Ki Demang untuk kakek moyangnya itu didapat setelah berhasil mengatur sistem pengairan sebuah lahan perkebunan tebu milik pemerintah kolonial Belanda. Atas jasanya itu, Asra dipekerjakan di pabrik gula dan mendapat gelar baru, Ki Demang. Dulu, nama itu biasa disandang seseorang yang bekerja sebagai mandor di perusahaan milik Belanda.


Sebagai seorang tokoh Desa, Ki Demang dikenal seorang yang dermawan. Status sebagai mandor di perusahaan Belanda dan kehidupan ekonomi yang mapan dibanding umumnya rakyat waktu itu, tak lantas membuatnya jumawa. Dia memberdayakan kehidupan ekonomi masyarakat di sekelilingnya.


Di lahan pekarangan rumahnya, misalnya, warga dibuatkan sarana berjualan gerabah yang saat itu menjadi komoditas andalan. Belakangan, tempat itu pun berkembang menjadi tempat peristirahatan bendi (kereta kuda) pada jamannya. Kondisi itu lantas mendorong perputaran ekonomi di desa.


Salah satu yang dikenang Abdul dari kakek buyutnya adalah filosofinya dalam hidup. Ki Demang selalu mengajarkan, untuk tak mudah menengadahkan tangan (meminta). “Lebih baik tangan tengkurap (memberi),” katanya.


Bagi Ki Deman, tangan di atas tentu lebih baik dari tangan di bawah. Memberi lebih baik daripada meminta. “Itu yang jarang dilakukan orang sekarang, sedekah pada orang lain,” ujarnya.



ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

3 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.


Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

7 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.


3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

53 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.


Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa


Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda


Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.


Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Festival budaya Bastar Dussehra di India (utsav.gov.in)
Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.


Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Festival Budaya Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.Dok. BPPD NTB
Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.


Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Haeundae Beach, salah satu pantai yang populer di kota Busan. Selain jadi tujuan bisnis dan MICE, Busan juga menjadi kota wisata leisure. Foto: @the.rhodes.we.travel
Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.