Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Medea dan Moralitas Televisi  

image-gnews
Pentas
Pentas "Medea Media" di Jogja National Museum, 28 Oktober 2010. (TEMPO/HERU CN)
Iklan
TEMPO InteraktifYogyakarta - Seandainya Medea hidup di zaman modern saat ini, beginilah kira-kira nasib yang bakal dialaminya. Ia akan menjadi bahan perdebatan tanpa ujung pangkal antara polisi dan aktivis perempuan dalam sebuah TV show atas perbuatan nekatnya membunuh raja dan putrinya, bahkan kedua anak kandungya sendiri.

 

Naomi Srikandi mengangkat kisah klasik Medea karangan Euripides ke dalam pentas teater kontemporer bertajuk Medea Media di Jogja National Museum, Yogyakarta, 28 dan 29 Oktober lalu. Naomi, peraih Empowering Women Artists dari Kelola, Hivos, dan Ford Foundation, ini sengaja mengemas kisah tragis Medea itu menjadi sebuah komoditas media televisi.

 

“Ini cara saya menemukan cara pemanggungan yang segar dan relevan dengan hari ini atas kisah tragis Medea,” kata Naomi Srikandi.

 

Mengolah cerita klasik Medea ke dalam format TV Show yang kental dengan warna musical memang menghasilkan sebuah pementasan yang segar. Penonton digiring untuk memasuki sebuah studio televisi untuk menyaksikan langsung ulah presenter yang kenes dan cenderung berlebihan saat memandu acara talkshow dengan narasumber seorang aktivis perempuan dan polisi. Topiknya adalah kasus pembunuhan yang dilakukan Medea terhadap raja, putri raja, dan kedua anak kandung Medea sendiri.

 

Menurut Naomi, cerita Medea yang tragis itu selalu relevan dari zaman ke zaman. Dan media massa selalu mereproduksi cerita tragis semacam itu secara luar biasa. Tragedi semacam itu akan menjadi materi siaran yang menarik. “Bahkan sampai kita tidak pernah bisa memahami persoalan lebih dalam karena media massa selalu berganti headline setiap hari,” ujarnya.

 

Melalui pendekatan TV show semacam itu, Naomi ingin mempertanyakan moralitas di media massa, khususnya media televisi. “Kalaupun ada empati terhadap kasusnya, tetap saja lebih banyak hiburannya,” katanya. “Ibaratnya ada anak kecil yang digorok, kemudian kita nonton beritanya di televisi sambil makan burger.”

 

Dalam cerita klasik karangan Euripides, diceritakan bahwa Medea adalah seorang perempuan luar biasa. Ia sangat berjasa membantu Jason untuk memenangkan berbagai pertempuran di negeri Colchis. Demi Jason, kekasih dan kemudian menjadi suaminya, Medea rela meninggalkan negeri asalnya.

 

Kehebatan Jason akhirnya menarik perhatian raja Creon. Jason kemudian dinikahkan dengan putrinya. Pernikahan antara Jason dan putri raja itu membuat Medea sakit hati. Ia kemudian membunuh putri raja dengan cara memberi hadiah baju yang sudah ditaburi racun. Sang putri akhirnya meregang nyawa dengan kulit mengelupas akibat racun. Raja Creon juga tewas ketika memeluk sang putri yang sedang meregang nyawa. Medea juga membunuh dua anaknya hasil perkawinannya dengan Jason.

 

“Sebenarnya Medea ingin membunuh Jason saja. Namun Medea akhirnya membunuh putrid raja dan dua anak kandungnya karena hanya dengan cara itulah Jason akan lebih sakit,” ujar Naomi menjelaskan.

 

Upaya yang ditempuh Naomi, boleh dibilang cukup berhasil. Pertunjukan drama Medea Media mampu menghadirkan pementasan yang segar dan cukup relevan dengan fenomena sekarang, terutama dunia televisi kita.

 

Pementasan dua hari Medea Media di Jogja National Museum itu didukung oleh para seniman teater yang berpengalaman, seperti Erythrina Baskoro, Bernadeta Verry Handayani, Clink Sugiarto, Febrian Eko Mulyono, Jamaluddin Latif, M.N. Qomaruddin, Novi Kristinawati, Ozzy Fauziah, dan Risky Summerbee. Pentas juga didukung para pemusik cukup handal yang memainkan komposisi musiknya secara live.

 

 

HERU C. NUGROHO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

5 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.