TEMPO Interaktif, Jakarta - Robby Tumewu terserang stroke. Ia sempat koma hingga tiga hari setelah menjalani operasi pada 15 Oktober lalu di Rumah Sakit Pondok Indah menyusul pecahnya pembuluh darah di otak sebelah kirinya.
Akibat dari penyakit tersebut, kesadaran Robby menurun dan menderita sejumlah kelumpuhan fisik.
Menurut anggota tim dokter RS Pondok Indah, Rubyana, kesadaran Robby berangsur membaik, namun belum 100 persen. "Masih butuh pemulihan," tutur Rubyana, anggota tim medis Robby di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (2/11) sore.
Saat ini, tim dokter terus memberikan rehabilitasi medik secara intensif untuk Robby. Menurut dokter spesialis rehabilitasi medik, Laura, kliennya mengikuti program fisiotherapy dan speechtherapy.
Terapi pertama bertujuan agar penyakit Robby tidak menjalar ke organ-organ yang lain, sedangkan terapi kedua bertujuan melatih kemampuan komunikasi Robby yang menurun.
"Akibat pembuluh darah otak sebelah kiri pecah, berdampak pada (kemampuan) bahasa," jelas Laura.
Menurut Laura, dalam berkomunikasi, Robby masih menggunakan bahasa isyarat dan gerak tubuh, namun ia sudah bisa merespons rangsangan sehingga bisa tersenyum atau tertawa. "Dia belum bisa mengatakan satu kalimat apapun, tapi komunikasi pengertian baik," tuturnya.
Apabila kondisinya terus membaik, dalam sepekan ke depan Robby sudah bisa diizinkan pulang. Namun, Laura belum bisa memastikan kemungkinan Robby bisa sembuh seperti semula. "Terlalu dini untuk bicara kesembuhan. Yang penting, dia harus istirahat dan makan terjaga," tegasnya.
Rencananya, pihak keluarga akan membawa Robby ke pengobatan tradisional usai dari RS Pondok Indah. Menurut Guush Tumewu, kakak Robby, sejumlah terapi seperti akupuntur digadang-gadang akan dijabani adiknya tersebut.
"Keluarga berharap Robby kembali seperti semula. Tidak seratus persen tidak masalah. Kita sudah bersyukur dengan kondisi Robby saat ini. Ini adalah mukjizat bagi kita semua," ujarnya.
MUSTHOLIH