Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Sebuah Negeri yang Sakit  

image-gnews
Pementasan karya inovatif garapan kelompok teater Laskar Panggung Bandung berjudul Sikat Sikut Sakit karya Sutradara Yusef Muldiyana di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jawa Barat. (TEMPO/GERRY ANDRIA)
Pementasan karya inovatif garapan kelompok teater Laskar Panggung Bandung berjudul Sikat Sikut Sakit karya Sutradara Yusef Muldiyana di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jawa Barat. (TEMPO/GERRY ANDRIA)
Iklan

 

TEMPO Interaktif, Bandung -Sirene ambulans meraung-raung. Dari pintu belakang mobil, para perawat sibuk mengeluarkan seorang pasien dengan tubuh penuh bebat dan luka. Puluhan orang mengerumuninya. Sebagian lagi, yang sedang antre di pintu masuk, menyingkir untuk memberi jalan.

 

Tak lama berselang, seorang suster meminta puluhan orang agar masuk ke ruang tunggu dengan tertib. Mereka yang tak kebagian bangku memilih duduk di lantai beralas tikar dan koran. Dalam hitungan menit, ruang tengah Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jawa Barat, yang disulap menjadi ruang tunggu Rumah Sakit Barayaku Yasadaya itu penuh sesak.

 

Ratusan penonton hanya menyisakan dua lorong yang masing-masing selebar satu meter. Jalan sempit itu menjadi salah satu panggung bagi pementasan drama Sikat Sikut Sakit oleh Laskar Panggung Bandung, Jumat malam pekan lalu. Di situ, para pemain yang hilir-mudik harus melangkah hati-hati agar tak tersangkut kaki atau lutut penonton.

 

Teriakan tukang roti mengawali suasana hiruk-pikuk rumah sakit. Berikutnya, lewat tukang koran yang diperankan perupa Isa Perkasa. Menyusul kemudian kelompok dokter yang melintas sambil menjelaskan penyakit dan istilah medis lainnya kepada mahasiswa kedokteran di belakangnya. Pemakaian bahasa asing, seperti Arab dan Jepang, menggelitik tawa penonton.

 

Lalu muncul tokoh Tuan Sampoerno yang diperankan aktor teater gaek Mohamad Sunjaya, 73 tahun. Kepada seorang suster yang memapahnya, ia mengatakan harus dirawat karena asam uratnya kambuh gara-gara makan melinjo pemberian Tisna Sanjaya.

 

Perupa yang menjadi pasien sakit jiwa itu disebutnya juga mengidap sakit Van Gogh alias budek. Dengan bahasa Jerman dan Indonesia, penjelasan sakit telinganya karena teriris pisau juga membuat penonton terkikik.

 

Tisna, yang malam itu lebih banyak mengandalkan bahasa tubuh dan keahlian gambarnya, berkostum ikatan perban. Punggungnya menggendong dua kanvas berukuran sekitar setengah dan satu meter yang dibawanya ke mana-mana sambil tangannya menggambar wajah-wajah penonton dengan arang. Rumah sakit itu memang tak cuma menampung pasien yang sakit secara fisik, tapi juga psikis.

 

Pertunjukan itu menawarkan inovasi yang tak lazim. Dengan mengubah interior gedung, kelompok teater berusia 15 tahun tersebut membawa penonton hanyut dalam suasana rumah sakit dan menyelami segala permasalahannya. Dengan pengalaman pribadi masing-masing, misalnya, setiap penonton bahkan merasa bebas menjadi seperti pasien atau penunggu si sakit.

 

Interior dibuat semirip mungkin seperti di rumah sakit. Kerja keras bagian properti dan penata artistik itu tampak dari pemasangan tirai antartempat tidur pasien, meja dorong, kursi roda, atau ranjang dorong. Beberapa properti tampak harus dibuat sendiri, seperti bangku penunggu dan ranjang pasien.

 

Lakon karya sutradara Yusef Muldiana itu berkisah tentang kondisi rumah sakit yang hiruk-pikuk. Sebetulnya drama sepanjang dua setengah jam itu menggambarkan kondisi negeri ini yang kacau-balau, kemacetan lalu lintas, materialisme, cinta dunia, dan kekuasaan uang. Anak-anak kecil yang berseliweran di rumah sakit sambil menghafal istilah medis, misalnya, bertutur tentang hilangnya tempat bermain bagi anak-anak dan kian sempitnya ruang publik.

 

Karut-marut situasi itu juga membawa kita ke pertanyaan mendasar tentang istilah rumah sakit. "Apakah rumah untuk orang sakit, atau rumahnya sedang sakit," kata Sugiyati Suyatna Anirun, yang berperan sebagai Putri Kawih. Rumah sakit itu nyaris tak punya tempat lagi untuk mengurus penyakit, kecuali menjadi tempat orang-orang yang berdagang atau mencari keuntungan uang semata.

 

Mengusung persoalan sehari-hari di masyarakat, Yusef membalutnya dengan humor. Lucu tapi sering menyakitkan. Seorang istri, misalnya, enggan dibawa ke rumah sakit oleh suaminya karena mencemaskan biaya pengobatan yang mahal. Ia memilih mati daripada suaminya jatuh miskin. Di adegan lain, seorang suster marah-marah sambil menelepon ketika belum tuntas menjelaskan soal hipertensi.

 

Dari ruang tunggu, penonton kemudian diarahkan masuk ke ruang lain sesuai dengan nomor kartu yang dipegangnya. Dua ruang sayap Gedung Indonesia Menggugat itu diubah menjadi kamar perawatan pasien. Dalam dialog dokter dengan pasien, penjenguk, wartawan, dan suster, disisipkan komedi. Taburan istilah dan penjelasan penyakit, seperti meningitis, alzheimer, gigi berlubang, leukemia, dan kanker payudara, pun keluar dari para suster dan dokter.

 

Laskar Panggung terasa seperti sedang berkampanye sekaligus memberikan oleh-oleh tontonan berupa pengetahuan berbagai penyakit. Puncaknya, semua penghuni rumah sakit, dari tukang roti, calo antrean pasien, hingga dokter dan pasien, berubah menjadi gila. Mereka tak bisa lagi menyembuhkan pasien karena tak bisa mengobati penyakit mereka sendiri.

 

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.