Ceritanya, pekan lalu Wakil Wali Kota Melbourne, Susan Riley, mengirim satu tim pembersih ke Hosier Lane, yang terkenal secara internasional berkat jalanannya yang penuh warna, untuk membersihkan sampah di jalur jalan grafiti itu karena munculnya keluhan penduduk setempat.
Tapi, tim itu ternyata juga mengecat kembali tembok tempat lukisan stensil Banksy yang menggambarkan seekor tikus yang tergantung dengan parasut. Lukisan grafiti itu menghiasi dinding sebuah bangunan dewan kota lama. "Sayangnya kontraktor tak kami ingatkan soal karya penting itu. Itulah seni grafiti. Dia sangat rentan bagi pekerjaan orang lain," kata Kathy Alexander, kepala eksekutif dewan kota, kepada radio lokal.
Banksy, pria penyendiri yang dianggap sebagai satu dari seniman top jalanan dunia, melukis beberapa stensis di Melbourne selama kunjungannya pada 2003. Karya seninya yang satiris dan istimewa sering ditafsirkan sebagai tema-tema antiperang, antibudaya dan antikapitalis.
Pada 2005 Banksy melukis sembilan gambar di tembok Tepi Barat, Israel, termasuk gambar sebuah tangga yang melintasi dinding dan gambar seorang anak yang menembus ke sebuah pulau tropis. Pada 2008, sebuah tembok di Londong yang menampilkan gambar-gambar stensilnya dikabarkan telah terjual di eBay seharga hampir US$ 500 ribu atau sekitar Rp 4,5 miliar.
Ini bukan pertama kalinya karya seni Banksy dicemari di Melbourne. Pada 2008 para vandal juga pernah melumuri cat pada lukisannya yang bergambar seorang penyelam dalam helm gaya lama dan mengenakan mantel. Karya itu kemudian dilindungi dengan pernis transparan, meskipun para vandal kembali menyerang dan melumurinya dengan cat peran di belakang pembatas dan memasang tagging "Banksy woz ere".
Iwank | Reuters