Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pohon Mati, Vampir, dan Cinta  

image-gnews
Kim Jae-duk. (TEMPO/Novi Kartika)
Kim Jae-duk. (TEMPO/Novi Kartika)
Iklan
TEMPO Interaktif, Dunia tari kembali berpesta. Sepanjang 14-17 Juni ini, Institut Kesenian Jakarta menggelar perhelatan Indonesian Dance Festival yang ke-10 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Festival tari internasional dua tahunan ini tak hanya diikuti para penari Indonesia, tapi juga mancanegara.

Saban harinya disuguhkan pertunjukan utama yang digelar setiap malam sebagai penutup acara seluruh kegiatan hari itu. Terdapat enam penampil dari luar negeri, antara lain Korea, Jepang, Jerman, Taiwan, dan Afrika Selatan.

Pada acara pembukaan Senin lalu, salah satu peserta luar negeri yang tampil adalah Kim Jae-duk, koreografer dari Korea. Bersama enam penari lainnya, Kim menyuguhkan tari bertajuk Darkness Poomba. Konsep tari tersebut adalah memperdengarkan sesi melodi tradisional Korea, Poomba, dengan musik modern. Instrumen modern yang dimainkan adalah alat musik standar band: gitar, bas, dan drum. Lagu tradisional Korea yang dipilih Kim berjudul Sim Bong Sa, semacam kidung yang bercerita. Dalam bentuk aslinya, lagu itu diiringi dengan perkusi.

Kekuatan karya Kim tersebut tak hanya di wilayah musik, tapi juga pada koreografinya. Meski musik iringannya memadukan genre tradisional dan modern, seluruh gerakan tari tersebut berwarna modern. Kecepatan, agresivitas, dan karakter semuanya mengacu pada gerakan kontemporer-modern. "Basic saya tari modern. Kalau saya merasa perlu, akan saya tarik satu atau dua poin gerak dasar tari tradisional Korea," ujar Kim setelah memberikan master class di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta.

Karya ini bercerita tentang sekumpulan anak muda yang memperlihatkan kesombongan mereka. Gerak tubuh yang energetik dan semangat anak muda diperlihatkan di sini, meskipun mereka terkadang memperagakan gerakan-gerakan yang lucu.

Eksplorasi tubuh yang bebas, setidaknya itulah ciri Kim dalam setiap koreografi yang diciptakannya. Ia bahkan mengambil prinsip seperti pohon yang hampir mati tapi masih tumbuh tegak di atas tanah. "Saya menyukai konsep ini, karena saya merasa paling nyaman dengan gambaran itu," katanya. Bahkan ia banyak menggunakan ujung kaki agar tampak terlihat panjang dan anggun.

Satu gerakan yang cukup sulit dan rumit diperlihatkan oleh dua penari yang sedang memperagakan gerak tangan di depan muka. Masing-masing menempatkan tangannya ke mukanya dan bergantian ke muka orang lain. Begitu seterusnya sehingga membentuk pola yang ajek tapi rumit. Yang menarik adalah semua pola itu dilafalkan dengan tempo cepat.

Ya, bergerak dengan cepat bagi Kim adalah tantangan. Gerakan-gerakan dalam koreografinya didominasi dengan kecepatan, meski gerak lambat bernuansa kontemplatif juga ia perlihatkan. Dinamisasi kota banyak mempengaruhi dirinya. Bisa jadi gerakan-gerakan cepat itu terinspirasi oleh lingkungan urban yang selalu mengitarinya. "Sebagai anak muda kadang saya juga malas memainkan tari tradisional. Saya ingin melakukan hal lain," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peserta luar negeri lainnya adalah Meg Stuart dan Philip Gehmacher. Kedua penari sekaligus koreografer ini berasal dari Jerman. Mereka mempertunjukkan karya mereka berjudul Maybe Forever pada malam ketiga.

Stuart dan Gehmacher lebih memperlihatkan gerakan-gerakan lambat, sesekali cepat tapi juga kosong. Keduanya berguling-guling di lantai lalu berdiri saling memeluk. Bahkan mereka juga saling menjauh dan mengulur tangan seperti tak mampu menjangkaunya lagi. Atau mereka hanya duduk berjauhan memandang dua bunga dandelia yang menjadi latar panggung.

Maybe Forever bercerita tentang perjuangan vampir dengan keabadian dan kesepian yang selalu menemaninya. Mereka berperan sebagai pasangan yang bisa diinterpretasikan sepasang kekasih. "Kami sebetulnya tidak memainkan tokoh vampir yang sebenarnya. Itu hanya simbolisasi atas keabadian dan rasa sepi yang mewakili," kata Gehmacher seusai pentas.

Boleh dibilang mereka perlu interpretasi yang tak mudah untuk membaca seluruh komposisinya. Gerakan-gerakan yang diperlihatkan sangat sarat akan simbolisasi. "Memang abstrak dan penuh ekspresi," kata Stuart menambahkan.

Tak hanya gerakan tari, keduanya juga mengolah secara teatrikal. Kehadiran Niko Hafkenscheid, yang memainkan gitar sambil bernyanyi, membantu menjelaskan suasana melalui lirik yang dilantunkannya. Ditambah Stuart yang mengekspresikan perasaannya melalui kata-kata. Harapan, cinta, bahagia, atau murung maupun sedih menjadi tumpah dalam koreografi itu.

ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

33 hari lalu

SMA Labschool Cibubur mengadakan pentas seni CRAVIER yang kini memasuki tahun ke-10. Tahun ini, CRAVIER digelar pada 27 Juli 2024 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Foto: Istimewa
SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.


Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.


HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.


Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Pengunjung menyaksikan pertunjukan 'video mapping' di Tugu Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu, 22 Desember 2019. Video mapping yang berdurasi 25 menit tersebut akan dilaksanakan hingga 31 Desember mendatang bertemakan Filosofi Tugu Monas, Relief dan Diorama Museum Sejarah Nasional, Pembangunan Ibu Kota Jakarta, Kebudayaan Betawi serta kehidupan Jakarta. ANTARA
Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.


4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

Pertunjukan di acara puncak Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Malioboro Imlek Carnival di Yogyakarta, Sabtu 16 Februari 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.


Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Suasana destinasi wisata Tlogoputri, Kaliurang di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, masih sepi di masa PPKM Level 4. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.


Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Aksi panggung seniman lokal asal Kabupaten Bekasi di pentas Lebaran Yatim Bekasi yang digelar Dewan Kesenian Kabupaten Bekasi di Lapangan Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Jumat petang, 2 September 2022. Foto: ANTARA/Pradita Kurniawan Syah
Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi


Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Seniman dan seniwati Kulon Progo menampilkan Tari Sri Kayun. (ANTARA/Sutarmi)
Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.


Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Tari Legong Semarandana dalam pertunjukan Budaya Pusaka Kita: Bangga pada Budaya Nusantara yang digelar Wulangreh Omah Budaya., Sabtu, 13 Februari 2021. Tempo/Inge Klara Safitri.
Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.


Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Penampilan teater musikal
Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.