TEMPO Interaktif, Surabaya - Sebanyak 370 pelukis dari berbagai daerah meramaikan Pasar Seni Lukisan Indonesia (PSLI) ke tiga yang digelar Sanggar Merah Putih, Balai Pemuda Kota Surabaya, mulai 7-17 Mei.
"Pelukis datang dari berbagai daerah di Jawa, Bali dan Sumatera," kata Panitia PSLI, Mohammad Anis, Jumat (7/5).
Anis mengatakan Pasar Seni ini adalah bentuk kepedulian para pelukis terhadap masyarakat pencinta seni. Selain pencinta seni bisa langsung bertransaksi dengan pelukis, masyarakat seni juga bisa bertukar ide dan gagasan.
Harga yang ditawarkan di Pasar Seni ini lebih miring dari harga lukisan yang dijual di galeri atau pameran. "Harganya 60 persen lebih murah," ujarnya. Ia mencontohkan lukisan yang digaleri dijual sampai Rp 20 juta namun di pasar seni bisa hanya Rp 6 juta.
Pada Pasar Seni tahun ini panitia membangun 159 stan yang diikuti 370 pelukis. Adapun lukisan yang dipamerkan sebanyak 1.100. Sebelumnya, pada Pasar Seni 2008 diikuti sebanyak 118 pelukis, dan pada 2009 diikuti sebanyak 360 pelukis.
"Pada 2010 ini kami menargetkan transaksi jual beli sebesar Rp 1,5 milliar, pada 2009 lalu transaksi mencapai 980 juta," kata dia.
Dalam Pasar Seni ini juga disediakan stan khusus untuk penjualan lukisan seharga Rp 500 ribu. Selain itu juga diadakan lomba sketsa wajah atau karikatur Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wakil Gubernur Jawa Timur Saiffulah Yusuf.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meminta para pelukis tidak berkecil hati atas tantangan yang dihadapi. Selama ini, kata dia, pameran atau event seni lukis kerap terkendala oleh anggaran. "Namun dengan situasi yang tidak mendukung, harus mampu diciptakan karya-karya terbaik," kata Saifullah saat membuka PSLI 2010 sore ini.
Usai membuka pameran, Saifullah Yusuf bersama para sejumlah pejabat Kota Surabaya n berkeliling dan menikmati lukisan-lukisan yang dipamerkan di setiap stan.
DINI MAWUNTYAS