Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Manifesto Seni Rupa Bawah Sadar  

image-gnews
Pameran Seni Rupa di Selasar Soenaryo, Bandung, Jawa Barat. Tempo/Aditya H Putra
Pameran Seni Rupa di Selasar Soenaryo, Bandung, Jawa Barat. Tempo/Aditya H Putra
Iklan
TEMPO InteraktifBandung - Puluhan benda kecil itu sepintas seperti taburan kerikil di atas bidang putih seukuran 30 x 30 sentimeter. Tapi jika diperhatikan betul, polanya membentuk garis spiral. Dan benda itu bukanlah batu, melainkan patung-patung kecil dari kayu. Masing-masing hanya setinggi 3-5 milimeter.

 

Seluruhnya ada 27 patung yang diterangi lampu neon dari bawah bidang meja itu. Berbentuk sosok orang, mereka tengah duduk bersila sambil bersedekap atau membungkuk.

 

Itulah Jimat, the series #2. Pada seri pertamanya, 15 jimat lainnya diukir masih berupa sosok orang, tapi dengan bentuk kurus dan jangkung seperti batang korek api.

 

Karya perupa Toni Kanwa itu banyak menarik perhatian pengunjung sebelum merasakan sepenuhnya suasana ganjil dalam pameran bertajuk Post Psychedelia di galeri B Selasar Sunaryo Art Space, Bandung. Menampilkan karya 11 seniman pilihan dari Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta, pameran itu berlangsung hingga 24 April mendatang.

Tak cuma patung, pameran dengan kurator Agung Hujatnikajennong itu juga menampilkan karya video, lukisan, instalasi, dan fotografi. Semuanya berangkat dari alam bawah sadar atau mimpi, yang tiba-tiba muncul atau sengaja digali dengan bantuan obat-obatan dan minuman beralkohol.

 

 

 

Menurut Agung, pameran ini ingin menjelajahi batas-batas pengertian dan praktik artistik mutakhir lewat budaya psikedelik. Agung sadar, istilah psikedelik gampang dipahami awam sebagai cara negatif yang identik dengan obat-obatan psikotropika. Karya-karya dilahirkan ketika seniman pengusungnya sedang melayang-layang di alam bawah sadar. Padahal tak selalu begitu.

 

"Saya menganggap bahwa gaya hidup psikedelik sejatinya harus tetap dilihat sebagai gerakan anti-kemapanan, dan pencarian yang filosofis dan terus-menerus terhadap konsep tentang kebebasan,” katanya.

 

Agung menambahkan, karakter antikekerasan, memuja perdamaian, pengalaman transenden dan spiritualisme Timur merupakan aspek-aspek penting dalam kebudayaan psikedelik.

 

Selain Toni Kanwa, perupa Aas Rukasa menampilkan dua lukisan abstrak yang berangkat dari spiritualisme transendental dan shamanisme. Adapun S. Teddy, Yani Halim, Irwan Bagja Dermawan, Arisendy Trisdiarto, dan Syagini Ratnawulan, memilih bereksperimen dalam menjelajahi pemikiran dan alam bawah sadar, mimpi, serta fantasi.

Teddy, misalnya, membuat instalasi yang berjudul How to Keep the Secret. Bentuknya seperti kacang tanah raksasa berwarna merah yang digantung. Bagian luarnya digambari dua orang bugil tampak dari belakang yang sedang memeluk karya dari bahan resin itu. Tak cuma tangan, kaki mereka pun memeluk dengan susah payah agar tak tergelincir.

 

 

 

Adapun Ary Sendy Trisdiarto lebih lugas menggambarkan seorang lelaki yang sedang teler, atau bisa juga terlihat seperti orang yang sedang berusaha melawan rasa kantuk hebat. Ada 20 foto berseri ukuran besar yang membuat kondisi antara sadar dan tidak itu jadi terlihat lucu.

 

Begitu juga Ride-Horny karya Reza “Asung” Afisina. Dalam rekaman video selama 2 menit 38 detik itu, ia bertingkah seperti koboy. Sambil tangan kanannya mengacungkan pistol dan tangan kirinya menggenggam tongkat berkepala kuda, badannya turun naik. Dengan gerakan lambat dan mata sesekali terpejam, puas betul koboy itu menunggangi “kuda” hingga diakhiri oleh senyum mengembang.

 

Pengamat seni Bambang Sugiharto menyatakan, dunia seni memang tak betah hanya berkubang di wilayah bentuk formal. “Bila hanya sibuk pada bentuk, seni akan mengalami malnutrisi, kurang gizi," kata guru besar filsafat Universitas Parahyangan dan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB itu.

 

Bambang menilai, seni memang terkait dengan dunia misteri, dunia jiwa, hati, atau ketaksadaran rohani. “Sebab, seni adalah bermacam upaya meraih jiwa kreatif semesta, yang jauh lebih besar dan luas daripada kesadaran pribadi.

 

 

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

34 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

41 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.