TEMPO Interaktif, Batu- Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan Mojokerto tengah menyelidiki sebuah sumber air di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. BP3 menduga kolam tersebut peninggalan Kerajaan Majapahit.
Indikasi kolam ini merupakan peninggalan Mojopahit terletak pada struktur dinding kolam yang terbuat dari batu bata kuno. Kolam ini menghadap ke barat dan timur dan berbentuk persegi panjang. "Bahan yang digunakan material batu bata," kata Kepala BP3 Trowulan Aris Soviyani, Selasa (6/4).
Menurut Aris, material bangunan pada jaman Majapahit menggunakan batu bata karena dalam batu bata ada filosofis kehidupan. Batu bata diproduksi dari tanah, air dan api yang menunjukkan tiga unsur kehidupan.
Petugas Balai menemukan di bawah sebuah pohon ada struktur dinding kolam yang makin ke bawah semakin padat. Juga ditemukan bangunan lain yang bisa berupa bangunan sebuah kerajaan atau bisa juga merupakan sebuah tempat peribadatan seperti candi. Kolam ini menyerupai kolam Watu Gede di Singosari Kabupaten Malang yang juga peninggalan Majapahit.
Sumber air yang diduga kolam peninggalan Majapahit ini berada di tanah kas desa Beji yang disebut dengan daerah krajan. Sumber air yang selama ini dipakai sebagai tempat pemandian umum sering dikunjungi masyarakat luar kota karena terdapat sebuah makam Mbah Punden Beji.
BP3 dan Dinas Pariwisata berencana akan melakukan penggalian untuk mengetahui seluruh sisi kolam dan selanjutnya akan direkonstruksi hingga kolam terlihat.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu Syamsul Huda mengaku sangat senang dengan adanya penelitian tentang sumber air yang lebih mendetail itu. Jika memang sumber air itu merupakan kolam peninggalan Majapahit, Dinas pariwisata akan menjadikan kawasan itu sebagai kawasan wisata. "Ini akan memperbanyak jumlah obyek wisata di Kota Batu."
BIBIN BINTARIADI