TEMPO Interaktif, Jakarta - Walaupun cuaca di tempat kediaman Nia Ramadhani diselimuti awan gelap yang diikuti suara gemuruh petir, namun tak menyurutkan keluarga Bakrie untuk melakukan seserahan kepada keluarga Nia.
Pada pukul 15.45 akhirnya rombongan keluarga Aburizal Bakrie sampai ke kediaman Nia Ramadhani untuk melakukan prosesi seserahan. Rombongan keluarga Ardie sampai rumah Nia dengan menggunkan satu bis berukuran besar jenis Blue Brid dan satu pengawal di depan.
Terlihat sekitar 40 orang turut dalam rombongan keluarga Ardie. Ardie mengenakan baju berwarna hitam sama seperti sang ayah, Aburizal Bakrie, disertai songket khas Lampung berwarna merah serta sang ibunda Ardie, Tati Bakrie, mengenakan kebaya berwarna hijau.
Nampak ada sembilan macam seserahan yang dibawa keluarga Ardie Bakrie. Tak lama berselang sambutan pertama diwakilkan keluarga Bakrie yang dibawakan oleh kakak Ardie, yakni Anindya L. Bakrie.
"Kami hadir di sini berbondong-bondong untuk menghantarkan calon mempelai pria. Kami datang dengan artis kami, yaitu Ardie Bakrie. Kami harap kedatangan kami sekeluarga ke sini dapat mempererat tali silaturahmi keluarga kita," ujarnya di kediaman Nia, Jalan Benda II No. 9 Ciganjur, Jakarta Selatan (31/3).
Penyerahan itu, kemudian langsung diterima dengan tangan terbuka keluarga Nia, yang diteruskan dengan ritual adat Sunda, yakni Ngeyereuk Seureuh (menyatukan keluarga yang bukan keluarganya dalam ikatan pernikahan) yang diikuti artis Nia Ramadhani dalam rangkaian prosesi pernikahannya dengan Ardi Bakrie.
Dalam prosesi tersebut, Nia memakai baju kebaya cokelat keemasan. Pada kesempatan pertama, orang tua Nia, yang diwakili sang ayah, Priya, memotong tali nganten yang berbentuk bulat berwarna putih. Sambil memegang tali nganten, Nia duduk berhadapan di depan kedua orang tuanya, meminta maaf dan memohon izin untuk dinikahkan dengan Ardi esok hari.
"Nia anak papa, papa mengizinkan dan mengikhlaskan kepada Ardi. Yang harus diingat kepada Nia dan Ardi dalam kehidupan ini. Manusia hanya bisa berencana tapi Allah yang menentukannya. Dan Papa berharap Nia menjadi istri yang patuh kepada suami dan menjadi istri yang solehah. Dan mempunyai putra-putri yang soleh dan solehah," ujar Priya.
Begitupun sebaliknya, Ardie memohon maaf kepada ayahanda dan memegang tali nganten yang dipotong oleh kedua orang tuanya. Setelah prosesi itu, dilanjutkan dengan berebut melipat kain putih, terus dibawa lari oleh kedua calon penganten. Setelah itu, Ardie dan Nia melemparkan makanan kepada para tamu.
Setelah prosesi tersebut, acara Jugleg menumbuk di dalam Mutu. Di kesempatan tersebut Nia-Ardie sempat diajari cara mengulek dalam mutu oleh kakek Nia.
Setelah itu dilanjutkan acara saweran, yaitu berebut uang di bawah tikar dan langsung dilemparkan kepada para tamu yang hadir. Tepat pukul 18.00 acara pun ditutup dengan doa dari ustad Fikri Toriq. Dan Ardie membawa pulang seperangkat kotak yang berisi pakain yang akan dikenakan Ardie besok pada saat akad nikah.
PRIH PRAWESTI FEBRIANI