TEMPO Interaktif, Jakarta - Kabar pelantikan presiden Yudhoyono dan wakilnya Boediono telah menarik perhatian vokalis Cokelat, Kikan, sejak beberapa hari lalu. Sebenarnya ia ingin menyempatkan diri melihat acara tersebut, tapi, gagal, karena terbentur jadwal naik panggung.
Kikan sadar menyaksikan pelantikan presiden dan wakilnya langsung di gedung parlemen itu tidak mudah. Sebagai penawar, ia ingin menyaksikan momen tersebut di televisi. “Tapi terbentur sama jadwal manggung. Jadi update doang lewat Black Berry,” kata dia kepada Tempo di Kebon Jeruk, Selasa, (20/10) Jakarta barat.
Melalui layar laca, bak pengamat, perempuan kelahiran Jakarta, 9 September 1976 ini sebenarnya hendak menimbang kadar keseriusan presiden terpilih dalam menyelesaikan pembajakan. “Saya orang musik, sensitivitas saya ya di situ,” tambah Kikan lagi.
Kikan lalu menceritakan pengalamannya sebagai korban pembajakan. Ketika itu, tuturnya, ia tengah berada di pasar. Sebelum pulang, ia sempatkan dulu mampir ke pedagang kepingan CD yang ada di pinggiran jalan. “Lalu si penjual buru-buru ngumpetin CD bajakan saya. Mungkin karena dia tahu saya kali. Saya orangnya termasuk sering ke tempat-tempat seperti itu,” ujar pemilik nama Namara Surtikanti ini.
Pernah juga, kata Kikan, di Jember, ia menemukan pengalaman yang hampir serupa bersama semua personil Cokelat. Ketika itu mereka hendak mengadakan tamasya keliling kota sebelum naik pentas. “Awalnya kita ketawain pembajakan itu. Tapi ternyata tidak lucu juga. Masa pembajakan sampai 96 persen,” ungkap mantan istri Yuke, pembetot bass Dewa 19.
MUSTHOLIH