Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

KCBN Muarajambi Diyakini Bisa Saingi Candi Angkor Wat Kamboja

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Sejumlah wisatawan mengunjungi situs bangunan kuno, Candi Bajang Ratu, di kawasan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (4/11). Pemerintah berencana menetapkan kawasan bekas kota Kerajaan Majapahit, Trowulan, sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN). ANTARA/Ismar Patrizki
Sejumlah wisatawan mengunjungi situs bangunan kuno, Candi Bajang Ratu, di kawasan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (4/11). Pemerintah berencana menetapkan kawasan bekas kota Kerajaan Majapahit, Trowulan, sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN). ANTARA/Ismar Patrizki
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid meyakini bahwa dalam lima tahun ke depan, jika proyek revitalisasi ini telah selesai, Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi akan bisa menyaingi Candi Angkor Wat di Kamboja. “Pembangunan di KCBN Muarajambi ini merupakan langkah penting dalam perjalanan mewujudkan upaya pemerintah dalam mendorong pelindungan warisan budaya di Indonesia," katanya pada 5 Juni 2024 di Muaro Jambi.

Hilmar mengatakan upaya revitalisasi KCBN Muarajambi ini tidak hanya sebatas memperbaiki infrastruktur fisik semata. "Tetapi juga berkomitmen untuk melakukan kajian mendalam peradaban Muarajambi yang hilang melalui ekskavasi benda sejarah, mengidentifikasi makna-makna budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya," katanya. 

Tujuan utamanya adalah bisa mengembalikan KCBN Muarajambi menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang menyenangkan bagi publik. “Dalam 5 tahun ke depan kita targetnya bisa lebih hebat dari Angkor Wat karena potensinya ada,” katanya yakin. 

Berdasarkan penelitian para arkeolog, Candi Muara Jambi diperkirakan didirikan sekitar abad ke-7 hingga ke-13. Masa itu selaras dengan periode kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Era ini menandai salah satu puncak perdagangan dan kebudayaan di Asia Tenggara. Diperkirakan juga candi-candi di KCBN Muarajambi ini memang saat itu banyak digunakan untuk tempat menimba ilmu atau universitas. Beberapa candi di antaranya juga diyakini selain sebagai tempat belajar, juga menjadi tempat tinggal. 

Kiri ke kanan: Anggota DPR RI asal Jambi dari Partai Amanat Nasional, Bakrie; Gubernur Jambi, Al Haris; Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Hilmar Farid; Arsitek, Yori Antar pada acara Prosesi Tegak Tiang Tuo 5 Juni 2024 di KCBN Muarajambi/Tempo-Mitra Tarigan

Kompleks Candi Muara Jambi mencakup area sekitar 3.981 hektar. Ini menjadikan situs ini sebagai salah satu kompleks cagar budaya terluas dan tertua di Asia Tenggara, dengan sejumlah besar struktur dan artefak yang masih terpelihara. Kompleks ini terdiri dari sekitar 82 struktur, termasuk candi Utama dan bangunan pendukung. Beberapa candi penting di antaranya adalah Candi Tinggi, Candi Gumpung, dan Candi Kedaton, yang masing-masing memiliki keunikan arsitektural dan historis.

Candi Muara Jambi telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh pemerintah Indonesia. Saat ini situs ini terdaftar dalam Tentative List Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2009.

Sebaliknya, Angkor Wat adalah candi Hindu yang ada di dataran Angkor, Kamboja. Angkor Wat merupakan candi yang paling terkenal di Kamboja. Bangunan ini diperkirakan dibangun pada abad ke-12 dan membutuhkan waktu 30 tahun untuk menyelesaikan pembangunan. Luas wilayah Angkor Wat pun mencapai 162,6 hektar. 

Nama Angkor Wat diberikan pada bangunan tersebut yang berarti Kota Kuil. Penamaan Angkor Wat merupakan perubahan dari kata nakor yang berasal dari bahasa Sansekerta dan berarti ibu kota atau negara. Sedangkan kata wat berasal dari bahasa Khmer yang berarti kuil atau candi.

Candi Angkor Wat terdiri dari tiga lantai dengan lima menara tinggi. Lalu ada juga banyak candi kecil di sekitarnya. Pada bagian menara tengah dan merupakan menara tertinggi adalah bangunan utama dari Angkor Wat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 5 Juni lalu, dilakukan prosesi adat Tegak Tiang Tuo yang menandai dijalankannya secara resmi mega-proyek Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi. Prosesi adat Tegak Tiang Tuo ini tidak hanya menandai kelanjutan revitalisasi fisik, tetapi juga menguatkan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam melestarikan warisan budaya. Pemasangan tiang sendiri dilakukan di lokasi museum KCBN Muarajambi. 

Gubernur Jambi, Al Haris turut menyampaikan bahwa KCBN Muarajambi adalah berkah bagi Jambi. “Sesuai arahan Pak Presiden, candi ini kita revitalisasi dan kembalikan fungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan," katanya. 

Ia meyakinkan bahwa pembangunan museum KCBN Muarajambi ini akan menambah fasilitas yang akan melengkapi candi. "Saya berterima kasih kepada Pak Dirjen (Kebudayaan) yang meyakinkan agar revitalisasi ini berjalan dan saya yakin setelah selesai, KCBN Muarajambi akan menjadi magnet yang besar bagi Jambi,” katanya.

Ia berharap proyek revitalisasi KCBN Muarajambi dapat terus berlanjut dan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat Jambi serta bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Anggota DPR RI dari Jambi H Bakrie pun berharap agar Hilmar Farid bisa meneruskan proyek revitalisasi ini tetap melanjutkan tugasnya meskipun terjadi pergantian kabinet di masa depan. Ia mewaspadai bahwa jangan sampai orang yang sudah memulai revitalisasi ini diteruskan ke orang lain. "Jangan sampai badannya beda dan kepalanya beda," ujarnya. 

Bakrie pun ikut senang berbagai kemajuan evitalisasi candi sudah mulai terlihat hasilnya. "Pembangunan candi sudah terlihat kemajuannya," katanya.

"Sejak awal proyek ini berjalan, kami melihat adanya perubahan yang signifikan. Infrastruktur dan fasilitas pendukung di kawasan candi terus diperbaiki, membuat kawasan ini semakin menarik bagi wisatawan dan peneliti," tambahnya.

Kawasan Muarajambi dikenal sebagai salah satu situs arkeologi terbesar di Asia Tenggara, dengan kompleks percandian yang menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu.

Pilihan Editor: Museum KCBN Muarajambi Siap Dibangun, Masyarakat Gelar Prosesi Tegak Tiang Tuo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketua DPRD Provinsi Jambi: Sektor Pariwisata Jambi Harus Dikembangkan

42 hari lalu

Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto. Dok. DPRD Jambi
Ketua DPRD Provinsi Jambi: Sektor Pariwisata Jambi Harus Dikembangkan

Banyak potensi wisata di Provinsi Jambi yang harusnya terus dikembangkan dan menjadi sektor pendapatan daerah.


Jambi Jadi Tuan Rumah Musyawarah Nasional Asosiasi DPRD se-Indonesia

22 Juli 2024

Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto memberikan sambutan pada acara Musyawarah Nasional II Asosiasi DPRD Provinsi Seluruh Indonesia (ADPSI) dan Asosiasi Sekretaris DPRD Provinsi Seluruh Indonesia (ASDEPSI) di Swiss- Belhotel Jambi, Senin, 22 Juli 2024. Dok. DPRD Jambi
Jambi Jadi Tuan Rumah Musyawarah Nasional Asosiasi DPRD se-Indonesia

Setelah Munas di Jambi akan ada lanjutan pembahasan dalam pemilihan Ketua ADPSI dan ASDEPSI pada Januari 2025.


Museum KCBN Muarajambi Siap Dibangun, Masyarakat Gelar Prosesi Tegak Tiang Tuo

6 Juni 2024

Prosesi adat Tegak Tiang Tuo di KCBN Muarajambi pada 5 Juni 2024/Kemdikbud
Museum KCBN Muarajambi Siap Dibangun, Masyarakat Gelar Prosesi Tegak Tiang Tuo

Makna prosesi adat Tegak Tiang Tuo dalam peletakan batu pertama untuk Museum KCBN drasa Muarajambi


Berkunjung ke Candi Buddha di Sumatera Menjelang Waisak, Candi Muara Takus hingga Candi Muaro Jambi

28 Mei 2023

Sejumlah biksu dan umat Budha mengikuti prosesi perayaan Waisak Nasional Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI) 2563 BE/2019 di Candi Muara Takus, Riau, Sabtu malam, 25 Mei 2019. ANTARA/Rony Muharrman
Berkunjung ke Candi Buddha di Sumatera Menjelang Waisak, Candi Muara Takus hingga Candi Muaro Jambi

Tak hanya di Jawa, candi Buddha juga banyak terdapat di Sumatera antara lain Candi Muara Takus dan candi Muaro Jambi. Berkunjunglah.


Pelantikan Pejabat di Candi Muaro Jambi untuk Perkenalkan Bangunan Bersejarah Warisan Budaya

2 Agustus 2022

Komplek Situs Candi Muarojambi. TEMPO/Zulkarnain
Pelantikan Pejabat di Candi Muaro Jambi untuk Perkenalkan Bangunan Bersejarah Warisan Budaya

Candi Muaro Jambi merupakan salah satu candi tertua di Asia yang dibangun pada abad ke-7 hingga 12 Masehi.


Selain Borobudur, Inilah 5 Candi Menakjubkan yang Wajib Anda Kunjungi

9 Juni 2022

Candi Prambanan. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Selain Borobudur, Inilah 5 Candi Menakjubkan yang Wajib Anda Kunjungi

Meski tak jadi dinaikkan, para wisatawan jangan khawatir karena wisata candi tidak hanya Candi Borobudur. Berikut lima candi yang wajib Anda kunjungi.


Kunker ke Jambi, Jokowi Bagikan BLT Minyak Goreng hingga Tinjau Pabrik Pinang

7 April 2022

Presiden Joko Widodo menyapa tamu undangan didampingi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat, 25 Maret 2022. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Kunker ke Jambi, Jokowi Bagikan BLT Minyak Goreng hingga Tinjau Pabrik Pinang

Presiden Jokowi bertolak ke Jambi dalam rangka kunjungan kerja untuk membagikan minyak goreng hingga meninjau candi.


Festival Candi Muaro Jambi, Ada Perahu Hias Menyusuri Sungai Batanghari

26 September 2021

Lomba perahu hias susur Sungai Batanghari dalam Festival Candi Muaro Jambi. Foto: Antaranews
Festival Candi Muaro Jambi, Ada Perahu Hias Menyusuri Sungai Batanghari

Festival Candi Muaro Jambi tahun depan bakal lebih semarak dan wisatawan dapat naik perahu menyusuri kanal kuno di Candi Muaro Jambi.