TEMPO.CO, Jakarta - Java Jazz Festival (JJF) merupakan festival musik jazz terbesar di Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun. Pada tahun ini, BNI Java Jazz Festival dilangsungkan pada 24-26 Mei 2024 di Jakarta International Expo, Kemayoran dengan tema "Embracing Unity Through Music". Festival ini hadir untuk mendorong kebersamaan dan menyatukan berbagai kalangan melalui bahasa musik yang universal.
Setiap tahun, Java Jazz Festival menghadirkan berbagai artis nasional dan internasional yang dimeriahkan dengan beragam aktivitas lain. Kesuksesan acara musik ini dapat dilihat dari antusias masyarakat yang selalu menghadiri Java Jazz Festival. Kendati demikian, terdapat sosok utama yang menjadi pelopor terbentuknya, Java Jazz Festival, yaitu Peter F Gontha.
Profil Peter F. Gontha
Nama Peter F Gontha sangat melekat dengan Java Jazz Festival yang menjadi salah satu acara jazz terbesar di dunia selama lebih dari satu dekade. Awalnya, ia tidak menyangka festival ini dapat melambung besar sampai saat ini. Java Jazz Festival dibentuk saat musibah terjadi di Indonesia pada 2004, yaitu tsunami Aceh dan bom bali 2.
Musibah ini membuat niat Peter mengadakan acara musik jazz berskala internasional terhambat lantaran Indonesia dianggap negara ekstrem. Artis internasional pun enggan mengunjungi Indonesia.
"Dulu Indonesia dianggap sebagai negara yang ekstrem," kata dia, pada acara konferensi pers Java Jazz 2014 di Hotel Sultan, Jakarta.
Tidak langsung menyerah, Peter terus mencari siapa artis dunia yang bisa menjadi bintang dalam acaranya. Ia berhasil mengajak James Brown untuk tampil dalam acara jazz tersebut. Menurut Peter, Brown adalah musikus yang tidak takut tentang hal apa saja, termasuk bom atau teroris. Namun, Peter harus menanggung bayaran yang sangat tinggi. Meskipun mahal, tetapi James Brown berhasil mendongkrak acara Peter menjadi sukses besar pada 2005. Perjuangan Peter ini yang berhasil membawa nama Java Jazz Festival sampai sekarang.
Selain rasa cinta pada Jazz, Peter juga aktif dalam dunia politik. Ia pernah ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Polandia oleh Presiden SBY. Saat menjabat sebagai duta besar, ia juga ditugaskan sebagai Utusan Khusus untuk tim negosiasi minyak sawit Indonesia dengan Uni Eropa. Posisi ini membuat Peter memiliki rasa khawatir yang semakin dalam tentang pelestarian lingkungan dan masalah perubahan iklim.
Tak hanya itu, Peter juga merupakan pebisnis terkemuka yang meraih banyak prestasi dengan julukan "midas touch". Setelah menyelesaikan pelayanan sebagai Duta Besar Indonesia, ia mendirikan perusahaan Melchor Group pada 2019. Menurut melchorgroup, perusahaan ini memiliki misi untuk melestarikan bumi dan mencegah dampak perubahan iklim melalui kegiatan penyerapan karbon. Melchor Group tumbuh menjadi perusahaan induk dari beberapa anak perusahaan progresif yang berfokus pada lingkungan.
Selain itu, Peter F Gontha telah berkontribusi untuk banyak industri dan memimpin berbagai perusahaan besar, seperti Chandra Asri, Shell, Citibank, American Express, Bimantara Group, dan Garuda Indonesia. Ia juga memiliki bisnis lainnya dalam bidang real estate, seperti Plaza Indonesia dan Bali Intercontinental Resort.
Ia pun memiliki peran dalam perusahaan lain, antara lain PT Tri Polyta Indonesia, First Media, PT Datakom Asia, dan PT Jaring Data Interaktif. Pelopor Java Jazz Festival ini juga merambah industri media dengan mendirikan perusahaan penyiaran nasional besar, seperti RCTI, SCTV, Indosiar, Indovision, dan Trijaya FM.
RACHEL FARAHDIBA R | MITRA TARIGAN | ALIA FATHIYAH
Pilihan Editor: Java Jazz 2004 Setelah Tsunami dan Bom Bali, Siapa Musisi yangTampil?