TEMPO.CO, Jakarta - Taylor Swift, sosok ikonik dalam dunia musik pop internasional, kembali menjadi sorotan publik dengan penyelenggaraan konser megahnya di Singapura. Taylor Swift dijadwalkan tampil selama enam hari yaitu pada 2,3,4,7,8 dan 9 Maret 2024. Tiket Taylor Swift telah terjual habis di Singapura.
Dalam acara bertajuk "The Eras Tour", Swift akan menghibur penggemarnya selama enam hari berturut-turut, menjadikan Singapura sebagai satu-satunya tempat persinggahan di Asia Tenggara. Konser ini telah menjadi sorotan publik, tidak hanya karena kepopuleran Swift, tetapi juga karena dampak ekonominya yang besar bagi Singapura.
Antusiasme yang Melonjak Tinggi
Tiket untuk konser Taylor Swift telah terjual habis dengan cepat di Singapura, mencapai lebih dari 300.000 penonton dari Singapura dan negara-negara tetangga. Persiapan untuk acara tersebut telah memicu lonjakan permintaan akan akomodasi, penerbangan, dan paket wisata di sekitar tanggal konser.
Hotel-hotel mewah seperti Fullerton Hotels and Resorts serta Fairmont Hotel melaporkan peningkatan permintaan kamar yang signifikan selama periode konser. Bahkan, paket-paket mewah yang terinspirasi dari lagu-lagu hit Swift, seperti "Shake it Off" dan "Stay Stay Stay", telah terjual habis dengan harga mencapai SG$50.000 atau Rp584,266,000.
Tidak hanya itu, maskapai penerbangan seperti Singapore Airlines, Malaysia Airlines, dan Cebu Pacific juga mengalami peningkatan permintaan tiket penerbangan ke Singapura, terutama dari wilayah Asia Tenggara. Kontingen besar penggemar Swifties dari negara-negara seperti Malaysia dan Filipina bersiap-siap menyeberang ke Singapura untuk menyaksikan konser sang idola.
Kontroversi Eksklusivitas Konser
Singapura mengakui telah memberikan hibah kepada Taylor Swift agar mau tampil di negara tersebut, menjadikannya satu-satunya tempat persinggahan di Asia Tenggara.
Badan Pariwisata dan Kementerian Kebudayaan Singapura tidak mengungkapkan jumlah dana hibah yang diberikan ke Taylor Swift. Namun dalam pernyataannya, ia mengatakan kementerian telah bekerja sama dengan promotor konser AEG Presents agar Taylor Swift mau tampil di Singapura.
Beberapa penggemar merasa kecewa karena tidak dapat menikmati konser tersebut di negara mereka sendiri, sementara pemerintah di beberapa negara tetangga merasa tidak senang dengan monopoli konser oleh Singapura.
Pada sebuah forum bisnis di hari Jumat, Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin mengatakan bahwa Singapura telah membayar Taylor Swift sebesar 100 juta baht atau setara US$ 2,77 juta per pertunjukan. Dana sebesar ini diberikan dengan syarat bahwa Singapura akan menjadi satu-satunya negara tempat Swift menggelar konser di Asia Tenggara.
Pemerintah Singapura tidak mengomentari klausul eksklusivitas tersebut, meskipun AEG mengatakan bahwa satu-satunya konser Swift di Asia Tenggara akan dilakukan di negara kepulauan tersebut. Tiket VIP Taylor Swift dibanderol seharga SG$ 1,228 atau Rp 13 juta lebih.
Antusiasme dan Penipuan
Antusiasme yang tinggi dari penggemar Taylor Swift juga membawa risiko penipuan online. Meningkatnya permintaan tiket juga diikuti dengan peningkatan kasus penipuan online yang menargetkan penggemar yang putus asa untuk mendapatkan tiket. Polisi Singapura bahkan merilis video media sosial dengan tagline: "Jangan cepat kehilangan uang, beli tiket dengan aman."
DW | MYESHA FATINA RACHMAN | REUTERS
Pilihan editor: Demam Taylor Swift, Singapura Akui Monopoli Konser The Eras Tour Usai Sydney Raih Cuan dari Konsernya