Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Film Dirty Vote Sedot Perhatian Publik, Ada Adegan Salah Sebut hingga Iming-iming Politisi

image-gnews
Poster film Dirty Vote. Foto: Instagram.
Poster film Dirty Vote. Foto: Instagram.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Film dokumenter Dirty Vote yang dibintangi tiga pakar hukum tata negara telah tembus 16 juta penonton meski baru dirilis melalui kanal Youtube pada 11 Februari 2024 atau bertepatan masa tenang Pemilu. Film yang disutradarai Dandhy Dwi Laksono itu melibatkan tiga pakar hukum tata negara sebagai pemain utama. Ketiganya adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti dan Feri Amsari.

Zainal Arifin mengungkap, selain waktu pembuatan film yang sangat singkat dan minim biaya, ada beberapa bagian dalam film yang salah sebut dan pasang. "Ya situasi syuting saat itu kami dikepung banyak kamera dalam studio grogi juga, syuting cuma sehari, lalu ada kesalahan kesalahan kecil di situ," kata Zainal di Fisipol UGM Yogyakarta, Selasa, 13 Februari 2023.

Kesalahan Saat Produksi Film Dirty Vote

Setelah film yang memaparkan sejumlah data dan mengurai pelanggaran hukum pada Pemilu 2024 serta potensi kecurangan dari kacamata hukum itu ditonton, Zainal dan tim menemukan sedikitnya dua kesalahan. Pertama, saat menjelaskan kasus peranan Penjabat atau Pj Gubernur sebagai kepanjangan tangan pemerintah.

"Untuk pemasangan foto yang seharusnya Pj Gubernur Jawa Barat dalam film itu yang dipasang malah Pj Gubernur DKI Jakarta," kata dia.

Kesalahan kedua, saat dalam film itu seharusnya menyebut Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Minahasa Tenggara meninggal namun malah yang disebut KPU Minahasa Utara. "Saya slip of tongue, selip lidah menyebut Minahasa Tenggara jadi Minahasa Utara saat itu," kata dia.

Zainal menuturkan, cepatnya produksi film itu juga membuat sejumlah permintaan untuk melengkapi atribut dalam film itu tidak bisa terakomodir. Terutama dari kalangan disabilitas yang ingin menonton melalui gerak tangan juga permintaan untuk dwi bahasa dalam Bahasa Inggris.

"Kami mencoba mengejar agar tayang tanggal 10 Februari, namun ternyata baru bisa tayang sepenuhnya tanggal 11 Februari," kata dia.

Tidak Ada Intimidasi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski membuat geger dunia politik dan dituding kampanye hitam, sejauh ini tak ada intimidasi personal yang dia terima atas film itu. Namun demikian, sutradara dan tiga pemain film itu telah dipolisikan. "Alhamdulillah tidak ada," kata Zainal.

Sebagai antisipasi, Zainal hanya telah mencabut kartu SIM card-nya dari telepon selulernya dan hanya mengandalkan WiFi untuk berkomunikasi. "Antisipasi saja, karena biasanya katanya (intimidasi) bisa via telepon segala," kata dia.

Zainal mengaku sempat dihubungi sejumlah politisi dari tim pemenangan pilpres capres nomor urut 01, 02 dan 03. Di antara tawaran itu ada yang menawarinya untuk berangkat umrah. "Ada politisi yang WA memuji filmnya bagus, ada yang menawari umrah, kalau perlu buat semuanya, bintang filmnya," kata Zainal.

Zainal menegaskan pada para politisi tersebut bahwa mereka tak butuh pujian. Menurutnya, yang paling penting adalah konsistensi para politisi dalam menjalankan pemerintahan yang baik. 

"Kita hanya mau mereka konsisten," ujar Zainal. "Kalau politisi itu kritis, maka tolong ketika pemilu ini selesai, kalau kalah agar mau berdiri bersama rakyat untuk menjadi oposisi mengawasi pemerintahan, jangan malah berebut minta jatah kekuasaan," kata dia.

Pilihan Editor: Pemain Dirty Vote Dipolisikan, Zainal Arifin Mochtar: Yang Diam Saja Dilaporkan, Hadapi Saja

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pasca Putusan MK, CLS FH UGM Mendesak Pembatasan Kekuasaan Presiden

14 hari lalu

Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Pasca Putusan MK, CLS FH UGM Mendesak Pembatasan Kekuasaan Presiden

"Rezim anaknya ini kan hanya melanjutkan apa yang terjadi," kata akademisi Zainal Arifin Mochtar soal nasib demokrasi pasca Putusan MK.


Zainal Arifin Mochtar Desak DPR Serius Ajukan Hak Angket Ungkap Kejahatan Demokrasi

16 hari lalu

Pakar hukum tata negara yang juga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar saat di Bandung, Jumat 23 Februari 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Zainal Arifin Mochtar Desak DPR Serius Ajukan Hak Angket Ungkap Kejahatan Demokrasi

Pakar hukum UGM Zainal Arifin Mochtar menilai putusan MK yang akhirnya memenangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Gibran telah menyisakan pekerjaan rumah cukup berat.


Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

16 hari lalu

Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

Pakar hukum tata negara UGM, Zainal Arifin Mochtar, menilai MK punya banyak pekerjaan rumah alias PR pasca-putusan sengketa pilpres.


Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

16 hari lalu

Dosen dan mahasiswa Fakuktas Hukum UGM Yogyakarta menggelar mimbar
Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

MK sebelumnya telah menolak gugatan sengketa pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies dan Ganjar.


Soal Urgensi Kehadiran Jokowi pada Sidang Sengketa Pilpres di MK, Begini Kata Pakar Hukum

33 hari lalu

Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir membagikan bansos di depan Istana Merdeka, Jakarta, ke ratusan pengemudi ojek online. Kamis, 13 April 2023. Tempo/Fajar Pebrianto
Soal Urgensi Kehadiran Jokowi pada Sidang Sengketa Pilpres di MK, Begini Kata Pakar Hukum

Pakar hukum tata negara Feri Amsari berpendapat bahwa keterangan Jokowi dalam sidang di MK merupakan hal penting. Beda dengan hakim MK Arief Hidayat.


Pakar Sebut Keterangan Menteri Bisa Pengaruhi Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

36 hari lalu

Pakar hukum tata negara yang juga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar saat di Bandung, Jumat 23 Februari 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Pakar Sebut Keterangan Menteri Bisa Pengaruhi Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

Para menteri itu, kata dia, bisa memperkuat atau memperlemah dalil kecurangan TSM dalam gugatan sengketa hasil pilpres 2024 di MK.


Eks Danjen Kopassus Soenarko Turun Jalan Protes Kecurangan Pemilu 2024: Sampai Pemilu Ulang Netral Tanpa Jokowi

51 hari lalu

Mantan Danjen Kopassus, Soenarko. Dok.TEMPO/ Yosep Arkian
Eks Danjen Kopassus Soenarko Turun Jalan Protes Kecurangan Pemilu 2024: Sampai Pemilu Ulang Netral Tanpa Jokowi

Eks Danjen Kopassus Soenarko mendapat sorotan hari-hari ini, setelah menjadi salah satu motor unjuk rasa protes indikasi kecurangan Pemilu 2024.


UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

52 hari lalu

Presiden Joko Widodo mengamati kebun tebu Temugiring PTPN X Batankrajan,  Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur, Jumat 4 November 2022. Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau tebu varietas unggul terbaru (tebu NX-04) yang diharapkan dapat mewujudkan swasembada gula dalam lima tahun ke depan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

UGM dan UI kembali "menjewer" Jokowi Terbaru adalah Kampus Menggugat dan Seruan Salemba, Berikut poin-poin tuntutan mereka.


Mayor Jenderal (Purn) Soenarko Pimpin Demo Pemilu Curang di KPU Besok

53 hari lalu

Mantan Danjen Kopassus, Soenarko. TEMPO/ Imam Sukamto
Mayor Jenderal (Purn) Soenarko Pimpin Demo Pemilu Curang di KPU Besok

Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayor Jenderal (purnawirawan) Soenarko, mengatakan akan berunjuk rasa memprotes dugaan kecurangan pemilihan umum atau Pemilu 2024. Aksi ini dilakukan di depan gedung Komisi Pemilihan Umum di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.


Tak Kendur Guru Besar UGM dan UI Kritisi Jokowi, Kampus Menggugat dan Seruan Salemba Menguat

55 hari lalu

Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum UI, Sulistyowati bersama akademisi membacakan Seruan Salemba 2024 temu ilmiah Universitas memanggil bertema Menegakan Konstitusi Memulihkan Peradaban dan Hak Kewargaan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 14 Maret 2024. Sejumlah Guru Besar dan akademisi dari berbagai peguruan tinggi berkumpul untuk menyuarakan
Tak Kendur Guru Besar UGM dan UI Kritisi Jokowi, Kampus Menggugat dan Seruan Salemba Menguat

Setelah menggelar aksi yang melibatkan puluhan kampus pada akhir Januari lalu, kini UGM, UI, dan UII kembali kritisi Jokowi. Apa poin mereka?