TEMPO.CO, Yogyakarta - Film dokumenter Dirty Vote yang tayang pada Ahad, 11 Februari 2024 dan viral, telah memicu pro-kontra di kalangan elit politik jelang Pemilu 2024. Namun di balik film yang disutradarai Dandhy Laksono dan dibintangi tiga ahli Hukum Tata Negara, yakni Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari itu, proses pembuatannya ternyata cukup cepat.
"Proses pembuatan film itu mungkin seperti cerita Bandung Bondowoso," ujar pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar yang terlibat dalam film itu, Selasa, 13 Februari 2024.
Beda Pembuatan Dirty Vote dengan Bandung Bondowoso
Cerita Bandung Bondowoso, kata Zainal, terkenal karena harus membangun 1.000 candi dalam satu malam. Sedangkan untuk membuat film Dirty Vote, kata dia, persiapan dan pengerjaannya juga sangat singkat alias tak sampai sepekan.
Dimulai penyiapan materi pada 5 Januari, lalu proses syuting dan editing. "Jadi dua hari bahas substansi (materi), satu hari latihan karena kami bukan aktor dan aktris jadi latihan ngomong di depan kamera, terus satu hari langsung syuting dari pagi sampai malam," katanya. "Proses editing hanya 1,5 hari," imbuhnya.
Trailer film itu lalu baru bisa dipublikasikan pada 10 Februari 2024 atau masa akhir hari kampanye. "Kita akhirnya baru bisa menayangkan full tanggal 11 Februari atau saat masa tenang, karena tak terkejar kalau 10 Februari," kata Zainal.
Dituduh Black Campaign
Karena penayangan tanggal 11 itulah, film itu sempat dituduh bagian dari black campaign yang dilakukan pasangan capres- cawapres nomor urut 1, sesuai angka. "Padahal pemilihan tanggal itu (11 Februari) alasannya sederhana saja, karena tak cukup waktunya," kata Zainal.
Ia menjelaskan, perilisan film itu memang ditujukan sebelum Pemilu berlangsung. "Kalau kami tayangkan setelah Pemilu ya sudah tak ada gunanya, karena dalam film itu kami memaparkan sejumlah data kecurangan dan mengurai pelanggaran hukum pada Pemilu 2024," kata dia.
"Jadi kalau ditanya kenapa tayangnya pas hari tenang, ya kita tanyakan balik, lalu hari yang tepat itu hari yang mana? Kan bingung juga, jangan-jangan harus menghitung primbon dulu atau apa," katanya.
Zainal menegaskan tak ada bayaran dalam film ini. Bahkan mereka juga harus patungan untuk konsumsi. "Tidak ada bayar-bayaran, kita malah patungan beli makan," kata dia.
Pilihan Editor: 2 Hari Dirty Vote Tembus Lebih dari 16 Juta Penonton, Sudan Nonton Film Berdurasi 1 Jam 55 Menit 22 Detik Ini?